Bel pertanda istirahat telah berbunyi 5 menit yang lalu.
Dan ia memutuskan untuk tidak kemana-mana. Hanya berdiam diri di kursinya.
Ia melihat sekeliling ruangan, tapi orang yang di carinya tidak terlihat.
Sea memutuskan untuk mendengarkan Musik lewat earphone nya. Belum sempat ia pasang pada telinganya, seseorang memanggilnya dari arah pintu.
"Seaaa". Panggil seseorang itu seraya mendaratkan duduknya pada kursi di sebelah Sea.
"Kau tidak makan?". Tanya orang itu
"Tidak ra".
Namanya Lyrasha. Ia satu-satunya sahabat perempuan yang Sea punya di sekolah ini.
Sudah 3 tahun semenjak pertama kali ia menginjakkan kaki di sekolah yang sama dengan Sea.
Berawal dari Masa pengenalan Lingkungan Sekolah, mereka berada pada gugus yang sama, dan tempat duduk yang sama.
Namun saat pembagian jurusan, mereka berpisah. Sea masuk IPA sedang Lyra IPS.
Tapi itu bukan jadi alasan mereka menyudahi hubungan pertemanan yang sekarang naik tingkat sebagai sahabat.
Lyra sering mengunjungi kelas Sea, seperti sekarang ini.
Lyra itu sangat baik. Ia juga sering menyemangati Sea dikala sedang dalam masa-masa sulitnya. Sama seperti Bara.
Sea beruntung mendapatkan kedua orang tersebut.
"Mau ke kantin?". Tawar Lyra
"Hmm..."
"Tidak apa, jika nanti kita bertemu dua orang menyebalkan itu akan ku sumpal mulut pedasnya dengan cireng isinya Bi Tuti yang sama pedasnya". Ucap Lyra dengan mengepal tangannya dan memicingkan mata yang semakin sipit itu.
Setelahnya mereka tertawa.
Sea dibuat terkekeh oleh perkataan Lyra.Orang yang Lyra maksud itu adalah Bela dan Vega. Mereka berdua memang sering melukai Sea dengan perkataan dan kadang di selingi oleh perbuatannya. Apalagi Bela, dia paling sering menggangu Sea. Alasannya karena Sea itu dekat sekali dengan Bara, dan Bela merasa kesal sebab ia tidak bisa seperti Sea.
"Tapi memang aku sedang tidak ingin kesana Ra. Aku tidak lapar"
"Kau serius?" Tanya Lyra memastikan dan hanya dibalas dengan anggukan Sea.
"Lagi pun ini istirahat pertama, pasti sangat ramai disana. Aku tidak terlalu suka keramaian Ra, hehehe".
Lyra tahu itu sebenarnya.
Ia mengerucutkan bibirnya seolah marah pada Sea "Tidak asik".
"Kau tidak pantas seperti itu. Wajah mu jelek sekali". Sea terkekeh
"Benar tidak mau?" Tanya Lyra lagi.
"Tidak Lyrasha...".
"Baiklah. Tapi jangan menyesal kalau perutmu nanti berbunyi ketika jam pelajaran berlangsung, aku sudah mengajakmu ya. Dadah Sea.." Ucapnya seraya mencubit gemas pipi berisi Sea.
Lyra itu kadang seperti anak-anak. Tapi jauh dari itu, pikirannya sangat terbuka dan dewasa. Ia juga orang yang cukup berani.
"SEA PASTIKAN KAU MAKAN AGAR PIPI MU TETAP SEPERTI ITU. KARENA AKU INGIN TERUS MENCUBITNYA". Teriak Lyra dari luar kelas.
Sea mengusap kedua pipinya. Ia penasaran apakah Lyra benar-benar hanya gemas atau memang berniat untuk membunuh perlahan dengan cubitannya itu.
Matanya menatap kembali ke arah kursi yang kosong di seberangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elegi Regulus
General FictionKau tau?..... Saat dimana seseorang telah menemukan titik terendah dalam hidupnya, Bagi orang pecundang seperti ku, bernapas pun sudah tak berguna lagi rasanya.