Part 3 : Kang Daniel

8 1 0
                                    

Daniel mengajakmu ke alat Treadmill, dia mengajakmu berlari bersama, bersebelahan. Kamu mengikutinya. Dia berlari disebelahmu, matanya dan matamu tidak berhenti bertemu. Kang Daniel terlihat sangat tampan di hadapanmu.

"Hei! Apa kau tidak takut jatuh? Berlari sambil terus-terusan memandangiku? " Tanyamu. Padahal sedari tadi, kamu yang memandangi Daniel.

"Tidak masalah, jatuh hanya karena memandangimu? Setidaknya, sebelumnya aku mendapatkan keindahan, lalu aku jatuh, dan mendapatkan keindahan itu lagi, " Kata Daniel.

"Apa? "

"Dirimu, " Jawab Daniel sambil memberikan wink padamu.

Kamu tertawa, tidak tahu apakah itu rayuan atau lelucon untukmu. Tapi, itu terdengar sangat manis di telingamu.

"Sudahlah, selesaikan ini, " Pintamu sambil menahan tawamu.

Kamu menyelesaikan larimu, lalu kamu berjalan ke arah bangku yang berada tepat di depanmu. Sedangkan Daniel masih berlari.

Kamu duduk, lalu meluruskan kakimu sambil memijatnya sedikit-sedikit. Saat hendak mengambil air minummu yang terletak lumayan jauh dari tempatmu kini, Daniel tiba-tiba berhenti dan berlari mengambilkan air minummu.

"Kenapa tidak bilang kalau air nya jauh? Kau tidak usah bangun, " Ucap Daniel

"Tidak apa-apa, " Balasmu.

Daniel tiba-tiba berjongkok, itu menbuatmu kaget karena dia juga memijat kakimu. Daniel memijat kakimu dengan sangat lembut.

"Apakah sangat sakit? " Tanya Daniel sambil menunjukkan raut wajah khawatir.

"Tidak kok, biasa saja, " Jawabmu.

"Maafkan aku ya, harusnya aku tidak mengajakmu kesini, " Kata Daniel. Dia masih memijat-mijat kakimu.

"Tidak, bukan salahmu, hanya aku yang lelah, "

"Kamu tidak akan lelah jika bukan karena aku, sayang, " Daniel berpindah posisi, duduk disebelahmu.  Kemudian meraih tanganmu dan memijatnya.

"Hei, sedang apa kau? Ini terlalu berlebihan, tidak apa-apa, " Kamu protes padanya.

"Aku yang mengajakmu kesini, jadi aku juga yang bertanggung jawab, "

Daniel mengambil handuk kecil yang ada di lehermu, lalu mengusapkannya pada dahi dan wajahmu.

"Kau usap lehermu sendiri ya, aku tidak berani, kau kan belum sepenuhnya menjadi milikku, haha" Kata Daniel.

"Kau benar-benar gentleman, saranghae, " Pujimu padanya.

"Tentu, aku harus melakukan apa yang seharusnya dilakukan, "

Kemudian kamu dan Daniel diam beberapa saat. Seketika tidak ada lagi topik yang bisa digunakan untuk kalian mengobrol. Daniel mulai membuka ponselnya, kamu hanya memandanginya, lalu membuang muka ke sembarang arah.

Diam diamm...

Dia mem-fotomu.

"DANIEL-YA!!! " Kamu kesal.

"Sangat menggemaskan! Kiyowo! " Daniel bersorak. "Akan ku jadikan wallpaper terbaruku! " Kata Daniel.

Kamu hanya pasrah, kamu tahu bahwa Daniel tidak akan mau menghapus fotomu.

Kamu meninggalkan Daniel, mencoba semua alat fitness yang bisa kamu gunakan. Begitu juga dengan Daniel, tapi dia berolahraga sambil menertawakanmu.

"Jangan seperti itu! " Kesalmu.

"Kenapa? Kamu sangat menggemaskan! "

Karena sudah tahu Daniel seperti itu, kamu memilih untuk tidak menjawabnya. Beberapa menit kemudian, seorang pria mendekatimu.

"Hai, " Kata pria itu.

Kamu hanya tersenyum kecut.

"Dengan siapa kau disini? " Tanya pria itu.

Kamu malas menjawabnya, disaat yang bersamaan, pangeranmu, Daniel, datang menghampirimu.

"Dia datang denganku, kenapa? " Tanya Daniel ketus.

"Ah, kau pasti Oppa nya, kalian mirip. Adikmu sangat cantik ya!" Kata pria itu.

"Hei! Dia itu pacarku, bukan adikku! " Nada suara Daniel meninggi.

"Jangan bercanda, dia pasti adikmu, kalian mirip, " Pria itu tak percaya, dia menertawakan Daniel dengan keras.

Daniel mendekati pria itu, memberikan tatapan tajam pada pria itu. Pria itu membalas Daniel dengan wajah kesal.

"Hei kalian berdua sudahlah! Ahjussi! Dia memang pacarku, sudah sana kau, " Tangkasmu. Kamu mulai kesal dengan keadaan ini.

Daniel tertawa karena kamu memanggil pria itu Ahjussi. Padahal pria itu kelihatan lebih muda dari Daniel.

"Nona, kenapa kamu memanggilku Ahjussi? Apa aku terlihat tua? " Protes pria itu.

"Ya! Aku ingin memanggilmu Ahjussi, karena kamu sudah berani menertawakan pacarku! Chagiya, ayo kita pergi, " Kamu langsung menarik tangan Daniel. Di belakangmu, Daniel senyum jahat pada pria itu.

"Sialan! " Pria itu mengumpat.

Daniel masih senyum-senyum sambil memandangimu dari belakang. Dia merasa senang karena kamu membelanya seperti tadi.

Setelah membayar, kalian berdua masuk ke mobil. Masih, Daniel masih senyum-senyum.

"Kenapa kau? Ada yang lucu? " Tanyamu.

"Tidak, aku sangat senang hari ini, kau benar-benar menggemaskan! "

Daniel menjalankan mobilnya. Kamu sudah tidak mau membalas Daniel, hari ini Daniel sering sekali mengatakan 'menggemaskan' padamu. Kamu tidak ingin terlihat salah tingkah di depannya.

By My Side | Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang