Aku adalah seseorang yang punya rasa keingintahuan yang tinggi. Dalam segala hal, aku harus mendapatkan penjelasan detail. Mungkin dalam keseharian atau masalah logis, aku bisa memikirkan dan mendapat penjelasan apapun dengan mudah. Apalagi sekarang teknologi canggih, dengan jari lentik open google semua bisa terjawab.
Tapi tidak untuk masalah yang diluar dari logika, sulit untuk menemukan analisa. Aku harus mencari sumber yang tepat, apa itu sesuatu atau seseorang yang benar-benar paham dan berada dijalut yang tepat.
Langkah pertama aku mencari jawaban dari narasumber keyakinanku, yaitu Pastor di Paroki. Tapi aku kecewa, karena beliau tidak menanggapi pertanyaanku secara langsung.
Emang sih saat itu aku bertanya pada hari Minggu selesai misa. Tapi setidaknya bukan dalam rangkaian misa. Aku bertanya setelah misa selesai, dan pastor ada diluar gereja menyapa para umat. (waktu luang kan ya itu namanya?)Aku udah siap dengan seribu macam pertanyaan. Dan berharap mendapat semua jawaban. Tapi, baru saja 1 pertanyaan :
"Pastor, apakah dalam ajaran Katolik percaya bahwa setan itu ada?"
Jawabnya : "Ya. kamu bisa datang ke sekretariat untuk mengetahui jadwal saya yang kosong, kamu bisa temui saya untuk membicarakan hal ini. "
Seketika semua pertanyaanku terbang bersama harapan untuk mendapatkan jawaban. Karena tadinya kupikir Pastor akan melayani secara langsung, kenapa jadinya seolah-olah harus buat janji dulu, seperti ketemu orang penting (emang penting) 😢entah kenapa aku juga memutuskan langsung pulang, dan tidak menemuinya lagi. Setidaknya aku udah mengantongi kata "Ya" dalam hal ini. Artinya aku gak gila dong, gak aneh, gak ngayal seperti tanggapan orang-orang selama ini.
Next, aku mencari pastor yang lain. Saat itu, hanya dengan beberapa kalimat yang menjelaskan alasan kenapa aku menemuinya. Beliau langsung mendoakan, dan seketika badanku kaku beberapa saat, lalu gemetaran, dan terus beliau doakan dalam bahasa yang tidak aku mengerti.
Aku sadar apa yang terjadi, tapi seolah ada kekuatan lain yang mengendalikan sebagian tubuhku. Seketika aku berteriak dan itu bukan aku, suara yang melengking tajam seolah memberontak. Dan menangis. Airmata yang keluar deras, bahkan selama ini jika aku sedih atau kesakitanpun gak pernah mengeluarkan airmata sederas itu. Tapi kali ini mengalir begitu aja.
Saat pastor memintaku berjalan, aku tak sanggup, dan dengan berdoa dalam hati aku memaksakan diri untuk melangkah. Tapi, baru beberapa langkah saja aku sudah tumbang. Aku tetap sadar, walau dengan mata terpejam, aku masih tetap mendengar suara pastor yang terus mendoakan dan sesekali bertanya "siapa namamu?"
Saat kekuatan itu menghilang, dan aku menguasai seluruh tubuhku lagi, pastor berusaha menenangkan bahwa semua akan baik-baik saja.
Pastor juga memintaku untuk tetap berdoa. Agar aku tidak dikuasai sepenuhnya.Aku masih merasa belum mendapatkan penjelasan yang memuaskan. Akhirnya aku mulai menjelajahi garis keturunan kedua orang tua ku. Mungkin mereka mengetahui sesuatu. Tapi jawabannya juga tidak membuat aku tenang.
Lagi, pastor ketiga yang aku datangi. Walau untuk menemuinya aku harus menempuh jarak yang sangat jauh. Disana aku didoakan bertahap.
Terkadang diluar dari kendali, aku cekikikan, berteriak dan menangis bergaya seperti dewi tiongkok.
Next step aku meliuk seperti ular, dan pernah juga merangkak mencakar cakar lantai.
Step terakhir saat berdoa khusus bersama pastor, dalam mata terpejam, aku melihat seekor harimau putih melompat keluar dari hadapanku. Seperti nyata, aku kaget dan langsung membuka mata.Semua itu membuat aku menarik kesimpulan, selama ini yang membuntuti aku adalah seorang wanita, mungkin siluman ular atau siluman harimau.
Semakin banyak pertanyaan yang menghantuiku. Terasa mulai putus asa, dan mulai bicara pada diri sendiri. "kamu itu siapa? Darimana? Mau apa? Kenapa harus aku? Aku punya salah? Tolong maafkan. Aku cuma ingin jadi manusia normal. "
Bahkan aku sampai pergi ke mana saja, ke siapa saja yang dianggap mengerti dengan semua hal ini. Termasuk beberapa paranormal. Aku hanya ingin memastikan status kewarasanku. Tapi mereka selalu menekankan agar aku menjalani semua ini apa adanya. Tidak perlu memaksakan diri untuk mencari tau. Karena semua ada waktunya. Karena jika aku memaksa, aku akan gila. (hm, sedikit menarik rasa keingintahuanku).
Bertahun-tahun aku menjalani kehidupan yang abnormal ini. Bukan hanya dibuntuti, dipelototi, tapi seiring berjalannya waktu semua semakin parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Others
HorrorSeluruh duniaku berubah karena mereka. Gimana tidak, dimanapun aku berada, aku selalu merasa ada seseorang yang mengikutiku dari belakang. Apapun yang aku lakukan, selalu merasa ada sepasang mata yang selalu memperhatikan. RISIH, iya aku mulai gak...