Hari ini rumahku begitu ramai, semuanya datang, dari kota, dari kampung sebelah semuanya hadir
Aku berjalan memasuki rumah hendak mencari ibu dengan maksud minta uang jajanDitengah rumah begitu banyak orang, ada yang mengaji, ada yang menangis, dan mataku tertuju pada sebuah kasur ditengah. Ayah yang duduk disampingnya dengan nada yang agak pelan aku bertanya.
"Ayahhh itu siapa?"
"Itu ibu sedang tidur! Jangan berisik! Nanti ibu bangunn"
Akupun diam dan memandangi ibu yang ditutupi kain putih.
Dengan nada pelan." Ayahhhh..!!
"Mintak uang jajan", tampa bicara ayah menyodorkan uang, tampa basa basi dan penuh kegirangan aku mengambil uangnya dengan cepat.
Berlahan- lahan tampa permisi aku lari keluar.
Dengan uang Rp.500 ditangan aku pergi bermain dan jajan sama teman teman.Sepulang bermain dan tentu aku menghabiskan uang jajan yang diberikan Ayah tadi.
Sudah Hampir separuh magrib aku baru sampai dirumah, dan anehnya hari ini aku tidak dicari ibu belum pulang jam segini, sesampai dirumah, orang-orangpun begitu ramai dengan membaca Al-Qur'an. aku hampiri kakakku yang sedang menyiapkan minuman dan beberapa kue yang akan dihidangkan untuk para Tamu yang datang
"kakkkkk... Ibu mana???" dengan nada yang agak sedikit merengek
"Ibu lagi pergi kepasar" dengan nada yang agak sendu
"kamu mandi dulu sana!" akupun hendak pergi dan mencari tau ibu dimana
sambil menangis mencari kesana kemari ibu tidak juga kunjung aku temukan.
Ayahpun dengan penuh kasih sayang dan air mata datang menggendongku, sambil menggosok-gosok punggungku dan nada suara tangisku mulai mengecil hingga aku tertidur lelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menapaki Duri
General Fictionpada usia 5 tahun aku hanya didik dengan seorang ayah. tampa tau bagaimana kasih nya seorang ibu. aku tidak pernah dengar nyanyian dimana mata ku sulit tidur, aku tidak pernah tau kesiapa kepala ini bersandar atau pelukan yang menenangkan saat aku m...