1. Dilemma

3.2K 298 127
                                    

.
.
.
.
.
.

Selamat Membaca 💞

.
.
.
.
.
.
.

Hyungseob berdiri memandangi kaca tembus pandang di ruangan bayi yang ada di hadapannya.

Matanya tertuju pada salah satu dari sekian banyak bayi yang berada di dalam sana.

Ada sebuncah perasaan yang tidak mampu ia ungkapkan ketika melihat bayi tersebut menggeliat lucu sambil menggerakkan bibirnya.

.

"Seobbie, sayang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seobbie, sayang...? Kenapa masih berada di sini? Apa kau tidak ingin menemui Jihoon?"

Laki-laki yang memanggilnya 'sayang' barusan adalah Kim Woojin, kekasih sekaligus CEO perusahaan Kamong Corp. tempatnya bekerja.

Keduanya telah menjalin kasih selama 5 tahun dan mereka sudah mulai mendiskusikan soal pernikahan.

Hyungseob sebenarnya sangat tidak sabar untuk segera menikah dengan Woojin. Tapi baru-baru ini ia didera kabar yang cukup buruk sehingga ia pun meragu untuk membicarakan pernikahan bersama Woojin.

Ia bahkan ragu untuk melanjutkan hubungannya dengan Woojin.

Pikiran ini terus bermunculan di dalam otak Hyungseob hingga lelaki cantik itu tenggelam dalam lamunan.

.

"Seobbie...?" panggil Woojin.
"Ah, i-iya hyung!"

Hyungseob yang tadinya melamun pun langsung menggelengkan kepalanya agar segera sadar.

"Seobbie, kamu melamun lagi, sayang."

Woojin kini menatap wajah sang kekasih dengan raut penuh kekhawatiran.

"Maafkan aku, hyung. Aku hanya sedang banyak pikiran." kata Hyungseob sambil memaksakan sebuah senyum pada Woojin.

"Apakah itu karena pekerjaan? Katakan padaku, Seobbie-ya. Jika itu karena pekerjaan, aku akan meminta pada Mino-ssi untuk memberimu libur beberapa hari supaya kamu bisa lebih rileks."

Woojin menatap Hyungseob dengan tatapan yang cukuo tajam, pertanda bahwa ia sedang tidak bermain-main dengan ucapannya.

"Tidak perlu, hyung. Ini bukan masalah pekerjaan. Hyung tidak perlu melakukan itu." tolak Hyungseob sambil menggeleng pelan.

"Lalu apa yang membuatmu banyak pikiran, sayang? Apakah ada tagihan yang menunggak, atau apa? Aku kekasih--bukan, aku adalah calon suamimu, Hyungseob."

"Kau bisa mengandalkanku untuk mengurangi bebanmu. Jangan simpan semuanya untuk dirimu sendiri. Ada aku di sini dan katakanlah padaku apapun itu yang membuatmu merasa gundah."

Woojin menarik kedua tangan Hyungseob dan menggenggamnya erat. Ia tidak tahu apa yang sedang dipikirkan Hyungseob, tapi ia sangat ingin agar Hyungseob bisa melepaskan seluruh beban itu dan membagi hal itu kepadanya.

The Joy [JINSEOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang