5. Run Away

1.3K 206 121
                                    

Setelah sekian lama :')

Akhirnya ff ini bisa publish juga 😊

Jangan lupa vomment ya sayang2ku~

💋💞

.
.
.
.
.
.

"Jadi kalian ingin melenyapkan anakku...? Kalian akan membunuhnya...?"

Hyungseob berbicara sambil berusaha menahan tangisnya. Sejak tadi ia juga sama sekali tidak mau disentuh oleh Baekhyun maupun Jihoon. Ia benar-benar kecewa kepada mereka.

"Seobbie-ya... Ini demi kebaikanmu, nak. Kandunganmu sangat berisiko dan kata dokter, kondisi bayimu kelak juga tidak akan baik bila dipertahankan. Percayalah, Seobbie, kami semua menyayangimu.... Hiks! Maafkan Mommy, sayang. Tapi Mom hanya ingin yang terbaik untukmu..."

Baekhyun lagi-lagi meneteskan air mata melihat putranya yang terlihat begitu hancur. Ia sangat sedih karena takdir Hyungseob begitu buruk.

Putranya itu bahkan harus mengandung ketika sudah berpisah dari kekasihnya dan yang lebih menyakitkan adalah kondisinya sungguh tidak memungkinkan untuk mengandung. Hyungseob benar-benar malang.

Hyungseob terisak sambil menatap wajah Baekhyun dan Luhan dengan tatapan penuh luka, lalu ia pun angkat bicara.

"Lalu, apakah salah jika aku juga menginginkan yang terbaik untuk anakku? Hiks! Sangat sulit baginya untuk berada di dalam sini... Tapi dia bisa bertahan! Kenapa kalian ingin membunuhnya?"

Hyungseob kembali tenggelam dalam tangisnya. Ia tidak akan pernah rela membiarkan siapapun menyakiti anaknya. Anak yang selama ini hanya bisa ia mimpikan karena ia pikir ia tidak akan pernah memilikinya. Hyungseob sudah bertekad untuk melindungi bayinya dari apapun, dari siapapun yang akan menyakitinya.

Baekhyun dan Jihoon yang melihat hal itu pun langsung menangis. Mereka begitu sedih melihat Hyungseob yang terlihat sangat terluka.

Apabila berita kehamilan menjadi berita bahagia di tempat lain, mungkin itu tidak berlaku di sini karena sejak kehamilan Hyungseob diketahui, perasaan sedih dan kalut lah yang paling dominan.

Setelah menguasai dirinya, Jihoon mencoba berbicara untuk menjelaskan hal ini kepada Hyungseob.

"Seobbie-ya, hal ini memang pilihan yang sulit, namun keadaanmu sangatlah tidak memungkinkan. Ini tidak hanya membahayakan dirimu, tapi juga bayimu. Bila kita memaksa untuk membiarkannya tetap berada di rahimmu, itu bisa berakibat fatal. Semua ini demi kebaikanmu, Seobbie... Maafkan kami, sesungguhnya kami juga tidak ingin melakukannya, tapi kami harus." kata Jihoon tak tega.

Sebagai seorang carrier sekaligus seorang ibu dari 4 anak, Jihoon paham sekali apa yang dirasakan oleh Hyungseob. Tapi kali ini situasinya sungguh berbeda dan satu-satunya hal terbaik yang bisa mereka lakukan adalah menggugurkan kandungan Hyungseob.

Hyungseob menggeleng keras, ia sangat tidak ingin mendengar bahwa hal itu adalah yang terbaik untuknya. Itu bahkan adalah hal terburuk bagi Hyungseob!

"A-aku sudah tahu jika aku mandul, Mom, Jihoonie... Aku benar-benar sudah tidak punya harapan apa-apa untuk punya anak, bahkan membayangkannya pun aku tidak berani karena itu akan sangat menyakitkan bagiku." Hyungseob terisak, tapi tetap melanjutkan perkataannya,

"Aku sampai memutuskan untuk melepaskan Woojin hyung agar ia bisa punya anak dari orang lain karena aku tahu bahwa sulit bagiku untuk punya anak. Woojin hyung bisa saja tidak akan pernah punya anak jika ia menikahiku."

"Tapi ternyata Tuhan masih memberikan kesempatan kepadaku untuk punya anak dengan membiarkan dia ada... Kenapa kalian justru ingin membunuh anakku...? Apa salahnya...? Hiks!"

The Joy [JINSEOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang