10. Jealous

1.8K 205 159
                                    

Selamat membaca wankawan 😘

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Baekhyun membuka matanya perlahan setelah tertidur nyenyak semalaman tanpa terbangun sedikit pun. Ia mengucek pelan matanya dan langsung bergerak untuk mengecek Hyungseob.

Mata Baekhyun membulat lebar kala melihat bahwa ada Woojin di sebelah Hyungseob. Mereka berdua tengah tertidur sambil saling memeluk satu sama lain.

Baekhyun terkejut, tapi ia merasa amat lega karena akhirnya hubungan di antara Woojin dan Hyungseob diam-diam telah membaik meskipun ia tidak tahu bagaimana kronologinya.

Hal yang paling penting adalah mereka bisa berdamai karena bagaimana pun juga saat ini mereka sudah memiliki anak. Hyungseob ataupun Woojin tidak boleh egois karena anak mereka sangat membutuhkan dukungan dari kedua orang tuanya, apalagi dengan keadaan Eunwoo yang masih berada di NICU.

Bibir Baekhyun perlahan-lahan mengulum senyum. Ia dengan iseng memotret Hyungseob dan Woojin yang sedang tidur untuk dikirimkan kepada Kyungsoo. Diam-diam ia terkekeh karena penasaran dengan reaksi Kyungsoo setelah melihat foto ini.

Suara yang dihasilkan dari kamera Baekhyun ternyata membangunkan Woojin. Lelaki dominan itu langsung membuka matanya. Ia pun segera bangun dan pelan-pelan melepaskan pelukan Hyungseob di tubuhnya.

Untung saja Hyunhseob tidak terganggu ataupun terbangun dan tetap tidur dengan nyenyak. Woojin kini hanya bisa berdiri menahan malu sekaligus tidak enak pada Baekhyun karena terciduk tidur di samping Hyungseob.

"M-maaf paman..." kata Woojin sambil membungkuk dalam kepada Baekhyun.

Berbanding terbalik dengan respon yang dipikirkan oleh Woojin, lelaki paruh baya itu malah tertawa.

"Kenapa minta maaf? Justru aku senang sekali melihat kalian sudah tidak bertengkar lagi. Selama ini aku dan Kyungsoo sampai pusing mencari cara agar kalian bisa segera berbaikan. Tapi ternyata kalian bisa berdamai tanpa campur tangan kami dan itu sangat melegakan."

Pipi Woojin langsung memerah dan lelaki iti secara reflek mengusap kasar belakang kepalanya karena malu.

"Apa yang sudah aku lewatkan semalam? Seingatku, tadi malam Hyungseob sudah tidur sebelum aku tidur. Ah... Hampir saja aku lupa! Setelah ini jangan panggil paman lagi ya, Woojinie. Panggil 'Mom' saja seperti biasa. Sudah lama aku tidak mendengarmu memanggilku 'Mom'..." kata Baekhyun sambil tersenyum.

"Baik, mom..." kata Woojin sambil tersipu.

Lelaki bergingsul itu pun berjalan agak menjauh dari tempat tidur Hyungseob agar tidak mengganggu Hyungseob yang sedang tidur. Baekhyun pun mengerti maksud Woojin dan mengikuti langkah lelaki itu menuju sofa.

"Semalam aku memergoki Hyungseob keluar dari kamar ini. Ternyata dia ingin melihat Eunwoo diam-diam. Aku berusaha menahannya karena khawatir jika dia akan histeris melihat Eunwoo, tapi ternyata Hyungseob masih bisa mengontrol dirinya. Ia memang menangis, tapi rasa bahagia sepertinya lebih dominan sehingga ia tetap kuat saat melihat Eunwoo." Woojin tersenyum.

Baekhyun sebenarnya sangat terkejut. Alasan utama mereka semua melarang Hyungseob untuk melihat Eunwoo selama ini adalah karena mereka takut Hyungseob akan down. Tapi syukurlah karena ketakutan mereka tidak terjadi. Buktinya Hyungseob bahkan sampai berbaikan dengan Woojin. Berarti semalam semua baik-baik saja.

"B-benarkah...? Jadi semalam Seobbie sudah melihat Eunwoo?" tanya Baekhyun dengan mata berkaca-kaca.

Woojin pun mengangguk bangga.

"Sudah, mom. Seobbie bahkan sudah memegang Eunwoo. Dia sangat senang karena bisa memegang Eunwoo dan merengek ingin dipanggil 'Bunda' oleh Eunwoo." kata Woojin dengan raut wajah yang amat bahagia.

The Joy [JINSEOB] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang