Kita saling menghadap ke meja hukum, disana nanti palu akan di pukul sebagai keputusan.Kau duduk di sudut kanan dan aku kiri. Wajah mu musam, kesal, marah.
Sedangkan wajah ku datar menatappada garis takdir.
Tapi ada yang janggal.
Ini soal hukum yang tak benar.
Si pemutus itu ia berdusta.
Darah ku berdesir tak terima.
Tapi suara ku tak di dengar oleh para orang berwajah garang itu.
Aku tenggelam pada ketidak adilan, akan tetapi semua acuh.Entah karena apa garis takdir berpindah arah.
Dan aku hanya menatap lesu, ada apa sebenarnya?ATA TIAN 0
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Pengamat, Terasingkan
Poetrykumpulan puisi tentang keadaan di sekitar bagaimana perasaan seseorang ketika kegelapan yang datang. Hawa dingin yang mampu membuat tubuh mu menggigil tanpa ada yang memberi sebuah pelukkan, agar kau tenang. kesedihan yang menyiksa seakan itu adalah...