36. di persalahkan

706 23 0
                                    


Kita saling menghadap ke meja hukum, disana nanti palu akan di pukul sebagai keputusan.

Kau duduk di sudut kanan dan aku kiri. Wajah mu musam, kesal, marah.
Sedangkan wajah ku datar menatap

pada garis takdir.
Tapi ada yang janggal.
Ini soal hukum yang tak benar.
Si pemutus itu ia berdusta.
Darah ku berdesir tak terima.
Tapi suara ku tak di dengar oleh para orang berwajah garang itu.
Aku tenggelam pada ketidak adilan, akan tetapi semua acuh.

Entah karena apa garis takdir berpindah arah.
Dan aku hanya menatap lesu, ada apa sebenarnya?

ATA TIAN 0

Aku Pengamat, TerasingkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang