Dinginnya udara menusuk kulitku. Aku yang kini hanya memakai pakaian minim berjalan perlahan menuju sebuah bangunan tua di tengah hutan.
"A... Anoo... Ada orang di sini?" ucapku dengan suara sedih. Seperti seorang wanita yang kesusahan.
Dengan samar terdengar suara banyak langkah kaki. Suara itu tampak semakin mendekat. Ah-- kini terlihat banyak pria paruh baya yang kekar mulai mengerubungiku.
"Hey lihat! Ada nona manis di sini!"
"Apa yang nona lakukan di tempat ini?"
"Aku rasa kau salah mengunjungi tempat"
"Ma... Maafkan aku, aku tersesat. Aku sempat mabuk dan saat sadar sudah ditengah hutan seperti ini"
"He-- kau pikir kami akan sebaik itu. Kau tahu ini markas dari Black Cat"
"Kau harus melayani kami baru kami akan membantu mu"
Memuakkan.
"Hee.." aku terkekeh. Aku menyeringai dan mendekati salah satu diantara pria mesum ini.
"Paman paman di sini butuh layanan dariku? Benarkah?" Aku mengelus pipi pria itu. Benar-benar membuatku jijik saat wajahnya memerah.
"Pelukan hangat, kecupan manis-- atau.." Aku mengedipkan mataku.
"Waaah! Nona ini sudah berpengalaman rupanya!" terdengar sorak sorai di sana. Benar-benar pria mesum yang menjijikkan.
Benar-benar memuakkan.
"Ingin melawan gravitasi?"
BRAAKK!!
Semua tubuh pria mesum itu terbang ke atas dan terhempas keras ke lantai bahkan membuat retakan lantai itu.
Aku menggaruk kepalaku sendiri. Menutup mata dengan tenang sembari membiarkan partnerku membereskan semua.
Misiku kali ini, menyerang markas utama milik musuh bernama Black Cat. Musuh kali ini sulit ditangkap. Mereka pandai melarikan diri dan berganti-ganti markas. Karena itulah cara seperti tadi aku gunakan. Menarik perhatian mereka semua dan menghabisinya sesegera mungkin sebelum mereka kabur. Tapi, karena aku tidak bisa melakukannya sendiri, aku meminta eksekutif, Nakahara Chuuya membantuku.
"Enyahlah keparat!!!" Chuuya benar-benar melumatkan tubuh mereka tanpa ampun. Membuat cipratan darah mengenai tubuhku.
"H-hey! Sudahlah hentikan itu, itu hanya mayat" ucapku dengan kesal mencoba menghentikan Chuuya.
Banyak anggota mafia lainnya memasuki bangunan ini. Membereskan sisa sisanya dan mayat mayatnya.
"..." aku melihat Chuuya mengerutkan keningnya. Dia marah? Tapi kenapa?
"Ahh... Memuakkan..." ucap Chuuya sambil jalan mendekatiku.
"Seharusnya aku yang bilang seperti itu. Cih..." aku menggerutu.
Tiba-tiba chuuya melepas mantel di pundaknya dan memakaikannya di pundakku.
"Kau kedinginan kan? Ayo pergi ke markas." Ucapnya sambil seenaknya menggendong tubuhku seperti karung beras.
"H-Hwa!! Chuuya!"
Tidak seperti biasanya. Kenapa Chuuya sensitif seperti ini? Maksudku selain bersama Dazai tentunya.
"... Memuakkan"
"Kau kenapa Chuuya?"
"Misi yang memuakkan. Aku kesal"
"Yang kau lakukan hanya membunuh musuh seperti biasa, sedangkan aku harus menggodanya. Harusnya aku yang mengeluh seperti itu"
"...huhh... Karena itulah aku muak." ucap Chuuya sambil terus menggendongku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misi yang Memuakkan (Nakahara Chuuya x Reader)
Fiksi Penggemar- Warning! Mature Content - Di port mafia ini aku merasa muak. bagaimana tidak? sebagai anggota yang tidak punya kemampuan khusus aku sangatlah lemah. beruntung otakku cerdas karena itu aku menjadi pasangan eksekutif Nakahara Chuuya. Sebagai otak d...