Page 3;

828 155 10
                                    

“Hei Bae, bangunlah.” Suara berat seseorang berhasil tertangkap pendengaran Jinyoung.

Jinyoung, masih terpejam, enggan membuka matanya.

“Ini sudah malam, kau harus makan dulu.” Jinyoung membuka matanya, melirik jam di dinding.

Pukul 9 malam. Ia tidur cukup lama setelah lelah bergulat dengan pikirannya. Bahkan Jinyoung merasa tidak tidur tadi, ia hanya bergulat dengan pikirannya dan sosok Guanlin serta Seongwoo menghantui mimpinya, tentu saja itu mimpi buruk bagi Jinyoung.

Jinyoung merubah posisinya menjadi duduk, tangannya menahan beban tubuhnya diatas kasur. Ia merasa sangat lelah, namun Jinyoung tetap menatap seseorang yang tengah duduk di ranjang seberang sambil tersenyum lebar padanya.

“Bagaimana?” Jinyoung bertanya tiba - tiba, membuat orang tersebut mengangkat alisnya, kebingungan.

“Apanya?” Tanya suara berat itu, Jinyoung tersenyum. Apa dia harus mengatakannya dengan sangat jelas baru pria dihadapannya ini paham?

“Kau dan Seongwoo.” Wajah Guanlin pias mendengar perkataan Jinyoung.

“Kau-,” Guanlin terbata.

“Ya, aku tahu kalian sudah balikan untuk yang kesekian kalinya bukan?” Sambung Jinyoung. Guanlin masih bungkam menatap mata Jinyoung yang menatapnya, kosong.

“Guanlin, kau selalu mengatakan bahwa aku adalah rumah mu.” Jinyoung berdiri, menghampiri Guanlin dan berhenti tepat di hadapan pria itu. Ia menatap manik Guanlin lama, manik yang membuatnya jatuh berkali - kali.

Tangannya terjulur mengusap wajah Guanlin.

Wajah yang ia selalu cintai selama setahun terakhir.

Jinyoung menunduk, mendekatkan wajahnya pada Guanlin.

Lalu ia mencium bibir Guanlin, hangat.

○●○

squirraledeep.

Page 0; For Guanlin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang