Page 5;

854 158 6
                                    

Mereka akhirnya berpisah.

Awalnya begitu rumit bagi Guanlin untuk menyetujui keputusan Jinyoung, ia berkali - kali meminta Jinyoung untuk tetap bersamanya,

“Aku masih mencintaimu bae tapi disisi lain aku juga mencintai Seongwoo aku tak mau kehilangan kalian berdua.”

Alasan bodoh, terbodoh dan yang paling bodoh yang dikeluarkan oleh Guanlin. Saat itu Jinyoung bahkan tak menyangka bahwa Guanlin akan mengatakan kalimat seperti itu.

Lalu bagaimana? Kau ingin memiliki kami berdua?”

Jinyoung menjawab dengan emosi yang sudah tak tertahan lagi di dalam dirinya. Apa menurut Guanlin membagi perasaannya semudah itu?

Dia sudah lelah dipermainkan selama ini, perihal Guanlin yang masih selalu mencintai Seongwoo disaat dirinya berstatus sebagai kekasih Jinyoung.

Sudah berkali - kali Jinyoung mengatakan tak apa, bersabar dan berpura - pura tak tahu apa pun.

Berharap Guanlin berubah, namun nyatanya salah.

Guanlin tak pernah berubah, itu menyesakkan bagi Jinyoung. Guanlin tetap sama, bertahan pada kebimbangannya dan tak pernah berani melepas salah satu demi memprioritaskan yang benar - benar ia cintai dan butuhkan.

Sudah cukup kesabarannya sampai disini saja.

Jinyoung tak mau memakan hati lebih lagi. Meski nyatanya ia masih sangat mencintai sosok Guanlin dan berat untuk melepasnya.

“Jinyoung, kau yakin akan pindah?” Daehwi yang berdiri di belakang Jinyoung yang tengah berberes terus bertanya meyakinkan.

Jinyoung menghela nafas, menutup tas penuh buku yang selesai ia bereskan.

“Astaga Dae, aku hanya pindah asrama bukan pindah kampus. Lagian asrama yang disana lebih dekat dengan fakultasku.” Jinyoung berdiri dan mengambil beberapa peralatan lain yang harus ia kemasi segera.

Daehwi mengkerut,

“Tapi itu jauh, aku tak bisa mengajakmu ke kantin tengah malam lagi. Kenapa kau harus pindah sih?” Daehwi sudah berkali - kali protes atas keputusan Jinyoung ini, tapi Jinyoung masih tetap memilih untuk pindah.

Jinyoung menghentikan gerakannya, menatap ke sebelah kanan, tempat tidur Guanlin.

“Aku disini karena Guanlin yang meminta saat kami bersama sebelumnya. Tapi sekarang kami sudah berpisah.” Daehwi mengikuti arah pandang Jinyoung dan matanya terasa panas.

“Kau ingin aku melupakannya kan? Jadi kumohon bantu aku dengan semua keputusanku.” Jinyoung mengalihkan pandangannya dan menunduk. Kini semuanya terasa sangat menyakitkan bagi Jinyoung.

Ia harus menghapus semua kenangan terindahnya dengan Guanlin, dan pindah adalah salah satu cara terbaik untuk itu.

Daehwi sudah hampir menangis, mengetahui sahabatmu disakiti sudah pasti sangat buruk untukmu bukan? Itulah yang Daehwi rasakan.

Jinyoung kembali membereskan semuanya, Daehwi hanya menatap Jinyoung. Ia sudah berkali - kali menawarkan bantuan namun Jinyoung menolak. Jadi Daehwi hanya berdiri diambang pintu sembari memperhatikan Jinyoung yang memgkemasi barangnya.

Satu - satunya hal yang bisa Jinyoung lakukan saat ini adalah, menjauh dari Guanlin dan Seongwoo.

○●○

squirraledeep.

Page 0; For Guanlin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang