Confess

2.7K 205 1
                                    

"Mengucapkan kata 'aku mencintaimu' bukanlah perihal mudah, apalagi dengan pembenci dan penentang di sekitar."


Φ CONFESS Φ
[satangelique]


Jungkook mematut dirinya di depan kaca. Bagus, dengan dandanan seperti ini, ia tidak akan dikenali.

Matanya beralih ke layar ponselnya. Menatap foto gadis pujaannya yang terpampang di sana. Hidup menjadi idol memang berat. Kau harus menyembunyikan rasa cintamu demi para penggemar.

Jungkook beranjak keluar, menemui Namjoon.

"Hyung,"

"WOAH! SIAPA KAMU? JANGAN MA—" jerit Namjoon.

"Astaga, hyung! Aku Jungkook!"

Namjoon menghela napas lega. "Ada apa, sih? Kenapa kau berdandan seperti ini? Aku tidak bisa mengenalimu."

"Baguslah kalau begitu." ujar Jungkook sambil membenarkan bajunya.

"Kau mau ke SM lagi?" tanya Namjoon.

"Boleh, kan, hyung?"

Namjoon melengos. "Terserah, lah. Asal kau tidak tertangkap Dispatch, lanjutkan saja."

"YAY!"

•••

Salahkah bila ia mencintai seseorang?

Seseorang itu telah membuatnya jatuh hati. Melebihi cintanya ke IU. Tentu saja, IU, kan, hanya idolanya. Lagipula, gadisnya ini mirip IU, kok.

Mereka sudah dekat dalam waktu lama. Awalnya, Jungkook merasa rendah diri. Apalah ia dibandingkan dengan gadisnya yang berasal dari agensi besar itu? Tapi, semakin lama, Jungkook sadar bahwa mereka sama-sama melalui hal yang sulit.

"Untuk apa, sih, kau ke sana?" tanya Sejin, manajer BTS, yang sedang mengendarai mobil.

"Aku rindu Jaehyun," jawab Jungkook asal, menyebut nama sahabatnya yang merupakan anggota NCT. Satu agensi dengan gadisnya itu.

Sejin mengangkat alisnya. "Masa? Aku tidak percaya."

"Kau tahu, lah, hyung," Sejin mengangguk paham.

Hari ini, ia bermaksud untuk menyatakan perasaannya.

•••

Taeyong dan Jaehyun sudah menunggunya di kafe SM Town. Jungkook berlari seperti anak kecil yang menghampiri ibunya.

"Halo, Taeyong-hyung. Halo, Jaehyunnie." Jungkook melambaikan tangannnya.

"Halo, Jungkook-ah," sapa Taeyong.

"Ia sedang latihan sekarang. Sebentar lagi ia akan turun, kok. Tunggu saja di sini," ujar Jaehyun tanpa dipinta.

"Terima kasih banyak, Hyunnie~"

Terdengar derap langkah dari kejauhan. Taeyong menghampiri asal suara itu. Tak lama, ia kembali dengan seorang gadis di sampingnya.

"Good luck," ucap Jaehyun. Taeyong menepuk pundaknya.

Gadis itu duduk di hadapannya. "Annyeong, Jungkookie-oppa."

"Annyeong, Yerimie,"

Yap. Kim Yerim. Gadis yang paling Jungkook sayangi sekarang setelah ibunya.

"Ada apa, oppa?" tanya Yerim.

Jungkook tersenyum kecil. "Aku hanya merindukanmu."

Taeyong dan Jaehyun yang bertugas menyamarkan keberadaan mereka berdua hampir tersedak mendengar jawaban Jungkook.

"Oppa, aku serius!" rengek Yerim.

Jungkook terkekeh. "Katakan dulu bahwa kau juga merindukanku."

Jaehyun nyaris mengumpat. Taeyong menegurnya tanpa suara.

"Arah pukul 2," bisik Taeyong. Jaehyun mengangkat kepalanya. Kamera. Jaehyun dan Taeyong kompak menutupi Jungkook dan Yerim.

"Tidak ada waktu untuk itu, oppa. Sepertinya ada yang membuntutimu. Cepatlah," protes Yerim, peka terhadap gerakan Taeyong dan Jaehyun.

"Baiklah. Aduh, bagaimana aku memulainya, ya?" Jungkook mendadak gugup. Kedua mata Yerim yang berbinar itu malah membuatnya semakin gugup.

"Kita sudah cukup lama berteman, ya, kan? Sejujurnya, aku tertarik padamu. Tertarik yang ... seperti itu, deh. Aku tertarik padamu sebagai seorang pria kepada seorang wanita, Rim-ie. Tidak ada yang lebih menarik darimu, bahkan IU-noona sekalipun. Aku menyukaimu," Jungkook menghela napas lega.

Yerim tersenyum lebar. "Aku juga menyukaimu."

Jantung Jungkook seperti akan mencuat dari tempatnya. Senang dan grogi bercampur jadi satu.

"Tapi, kukira kau menyukai noona? Aku, kan, lebih muda darimu,"

"Begitu aku melihatmu, aku sudah tertarik. Lagipula, umur bukanlah masalah. Aku tahu, kau pasti akan sabar menghadapi aku," jelas Jungkook dengan sedikit rasa bangga.

"Satu masalah lagi. Meskipun kita ... ehm, saling suka, kita tidak bisa dating, oppa. Aku tidak mau menghancurkan karir eonni-eonni-ku," cemas Yerim.

"Tentu saja, sayang, kita tidak bisa mengorbankan karir mereka hanya untuk kebahagiaan kita. Asal kau tahu bahwa aku menyayangimu, itu sudah cukup. Aku akan jaga jarak dengan perempuan lain, janji." Jungkook mengelus pundak Yerim, memberinya semangat.

"Aku sangat senang mendengar itu. Aku juga menyayangimu,"

"Kapan kita bertemu lagi? Music Bank di Singapura, bukan?" tanya Jungkook. Yerim mengangguk senang.

Seseorang menepuk pundak Jungkook. Winwin, teman satu liner-nya juga.

"Kook-ah, ayo ikut aku. Kita keluar dari sini," bisik Winwin pelan.

"Sampai jumpa, Rim-ie." Jungkook menyempatkan diri untuk mengelus punggung tangan Yerim, lalu langsung pergi mengikuti Winwin.

Semoga hal ini tidak diketahui oleh media.

• E N D •


EYYYYY!

Adakah di sini readers dari zaman cerita ini masih berjudul "Secret Love Song"?

(padahal ngga selama itu, sih)

Awalnya cuma mau bikin WenGa doang, tapi ujung²nya malah bikin semuanya hehee

JungRi si double maknae yang super obvious. Ditunggu undangan nikahannya ye bang.

Black and Red ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang