Aku seperti mencium suasan tempat yang paling aku tidak suka . Suasana tempat yang seolah selalu membuat kita akan segera mati hari detik itu juga setiap kali kita menginjakan kaki pertama pada teras depannya. Tempat dimana semua orang meringgis menyesali keadaan diri dan terbaring lemah tak berdaya. “Kenapa aku ada dirumah sakit”
Aku tersentak melihat galang tampak duduk disamping tempat tidur ku.“Kamu sudah sadar re, aku panggilkan dokter”
“Kak ”Aku respek menarik tangan galang, hal ini membuat jantung ku berdetak tak beraturan, membawa ingatan ku kembali menerawang masa-masa sekolah dulu
“Aku punya mimpi re, setelah sukses nanti aku akan kembali dan orang yang pertama akan kakak temui adalah kamu” suara itu samar-samar terngiang ditelinga ku, entah suara Galang atau Ardian suara itu benar-benar membuat ku tertekan.
“Kenapa kok diam re, kakak panggilkan dokter yah, sudah dua hari kamu tak sadarkan diri. Kemarin dokter bilang kalau kamu sadar akan segera melakukan pemeriksaan lanjutan”
Galang membuyarkan lamunan ku, menyadarkan akan kelakuan bodoh yang pernah ku perbuat dengan menarik dan menggenggam tangannya.
****
“Kardiomiopati adalah kerusakan gangguan otot jantung sehingga menyebabkan dinding-dinding jantung tidak bergerak sempurna dalam menyedot dan memompa darah. Penderita kardiomiopati seringkali berisiko terkena arritmia dan gagal jantung mendadak”Dokter menjelaskan hasil pemeriksaan sementara yang baru saja aku jalani.
“Oke tidak terlalu berbahaya dan hari ini aku bisa pulangkan dok”
“Hem..”
“Ayolakh dok saya tidak suka berada di rumah sakit, ini membuat saya gila ”
“Re, bisa diam tidak. Kebiasaan kamu dari dulu keras kepala, apa-apa seenaknya. Dengan dulu perkataan dokter dia lebih tau dibanding kita”Galang yang sejak tadi duduk mendampingi ku nampak kesal melihat sikap ku, entah apa yang terjadi pada diriku setiap kali Galang mengeluarkan kekesalannya aku akan lebih diam dan menuruti perkataanya sejak dulu dan sampai detik ini aku sadari hal itu masih berlaku
“Gagal jantung itu berbahaya, bisa menyebabkan kematian secara mendadak. Kamu harus hati-hati jangan makan sembaranga dan... ” Dokter Sehab menghentikan perkataanya.
“Kenapa ?
Aku melirik galang sejenak wajahnya begitu tenang penuh kedamaian. Tapi galang hanya menggelangkan kepala dan tersenyum.
“Boleh saya bertanya, sering susah tidur ? ”
“Iya dok, sehari saya tidur hanya 3 Jam. Itupun karena waktunya saya habiskan untuk membuat novel ”
“Sudah berapa lama ?”
“Sejak lulus SMA. Karena memang saya mulai menulis serius saat itu ”
“Berapa banyak hal yang kamu takuti atau fobia”
“Banyak . Saya juga kurang tau kenapa akhir-akhir ini saya seringkali takut berlebihan pada beberapa hal ”
“Oke. Bulan depan kita ketemu lagi yah re ”
“Iyah, saya akan catat ”
“Sudah berapa lama kamu pake note untuk mencatat kegiatan mu?”
“Saya sering lupa dok, orang bilang saya pelupa akut alias nenek. Nenek heheh. saya mulai pake catatan ini satu tahun terakhir saja ”
“Kamu punya beban satu tahun terakhir ini ”
Aku kembali terdiam, sosok ardian kembali melintas dalam benak ku.****
Seminggu setelah kejadian itu, Galang sering menemuiku. Banyak hal yang dia ubah dalam kebiasaan hidup ku. Galang seperti menjadwal semua kegiatan ku, dan mengcontol hidup ku. Aku sendiri tidak tau apa yang terjadi pada ku, yang pasti keberadaan galang membuat aku takut . Aku takut ardian tau ada orang yang selalu mengikuti ku dan dia berpikir bahwa aku telah menghianati perasaannya.“Re, aku denger-denger galang itu mantan kamu yah ”
“Bukan dulu aku pernah dekat dengannya. Cinta monyet tapi tidak sampai pacaran, galang yang memutuskan untuk memilih perempuan lain. Dan aku rasa aku menerima keputusan itu ”
“Tapi aku melihat ada cinta dimatanya. Adu re apa lagi yang kamu cari sosok pria idaman kamu ada pada galang semua, dia pinter, ganteng tinggi , mantan aktivis dan pengusaha sukses lagi”
Aku menghentikan mengalihkan pandangan mataku sejenak dari notebook kecil yang senantiasa menemani hari ku. Pada sosok hilda yang sejak tadi tak pernah berhenti membicarakan galang.
“Aku punya ardian dan itu lebih dari segalanya”
“Yalah, pacara khayalan. Keberadaanya saja tidak jelas apa lagi hatinya. Ardian hanya menghancurkan hidup mu, liat keadaan mu sekarang seperti tidak selera hidup pucet tanpa exspresi kamu sekarang berubah re. Kamu sibuk sama dunia kamu sendiri ”
“Surat permohonan audiensi ke BP2KBMPD sudah beres, besok kau antar yah. Kegiatan pelatihan pemberdayaan perempuan ini harus sukses ”
“Hahahah.. Berdayakan dulu diri re, sebelum kamu memberdayakan orang lain ”
“Sudah lak semakin tak jelas saja omongan kau..”
“Siang ”
“Pulang re, ?”“Iyah Rere sudah nunggu kakak dari tadi ”
“Hilda aku suruh kau antarkan surat, kenapa malah ngomong gak jelas kaya gitu. Sudah sanah pergi”
“Yeh, sewot. . . Kakak ganteng aku pergi yah ”
Aku melirik kearah galang, dia hanya menggelengkan kepala melihat tingkah laku hilda.
“Makan dulu re”
“Seminggu ini kakak terlalu baik kepada ku dan kebaikan kakak itu mengganggu hidup ku”
“Ini belum cukup untuk membayar kesalahan kakak dimasa lalu ”
“Aku sudah menganggapnya lunas ”
“ Makan dulu, kakak paling tidak suka kamu menyakiti diri kamu sendiri dengan sikap egoismu ”
Galang membukakan nasi boxs yang dibawanya. Aku sudah tidak perlu meragukan apakah yang galang bawa itu makanan kesukaan ku atau bukan, aku tau betul galang mengetahui selera ku dalam berbagai hal.
“Setelah wisuda aku akan melanjutkan study ku di Jogjakarta ”ucap ku memperbaiki suasana.
“Bagus donk, kakak juga bisa ambil doktoral kakak disana, dan kita bisa sering nonton pagelaran wayang kulit bareng”
“Iya itu terserah kakak tapi yang pasti , di jogja seseorang sedang menantiku ”
Galang terdiam, exspresinya berubah menjadi murung, aku sendiri menyesali kenapa aku bisa berkata demikian tapi aku harus bersikap tegas agar tidak ada seorangpun yang tersakiti.
“Kamu benar-benar mencintai laki-laki itu? ”
“Aku tidak akan menjawab pertanyaan kakak. Karena itu hanya sebuah pertanyaan retorik dan tolong kakak jangan memasuki terlalu dalam kehidupan ku, hal itu membuat aku tidak nyaman ”
“Kakak tau, kalau kamu sudah mencintai satu orang kamu tidak akan membuat orang kecewa tapi tolong kamu jangan pernah berpikir kedatangan kakak dapat merusak kehidupan kamu re”
“Maafkan aku ” Suara ku melemah
“Andai saja dulu kakak tidak mengecewakan kamu, mungkin kamu sudah menjadi milik kakak seutuhnya ”
“Penyesalan memang sealalu datang terakhir bukan ”