Hill terbangun dengan napas yang tersengal-senggal. Mimpi itu kembali lagi datang ke dalam tidurnya. Hampir setiap malam ia bermimpi tentang hal yang sama. Empat orang anak kecil bersayap yang duduk di depan pintu berwarna putih serta suara indah yang memanggilnya berkali-kali dan diakhiri dengan ia berlari menuju ke sisi gelap tempat itu. Hanya sebatas itu yang ingatan tentang mimpinya setiap malam. Setiap bagiannya ia ingat secara terpisah dan hari ini itu yang ia ingat. Kenapa mimpi itu datang hampir di setiap tidurnya? Diusap wajahnya dengan kasar. Berapa kali lagi mimpi itu akan hilang? Dengan berat hati Hill turun dari kasurnya dan berjalan ke arah jendela besar yang tertutup oleh gorden berwarna abu-abu. Disibaknya gorden itu membiarkan cahaya matahari memenuhi kamar bernuansa putih itu. Warna yang sebenarnya bukan menjadi preferensi Hill dalam menghias kamar tidurnya. Ia lebih menyukai warna yang lebih sejuk seperti warna biru langit atau hijau tosca, tapi apa boleh buat ia tidak memiliki banyak waktu untuk mengatur dan menghias ulang kamar studio apartment ini.
Gadis berambut sebahu itu melirik jam yang menggantung di tembok atas TV. "sudah jam 8 ya?" ia menghela napas panjang dan berjalan ke arah meja kerjanya yang menghadap ke jendela besar. Sebuah laptop berdiri di atas meja dengan berbagai buku dan dokumen yang bertumpuk-tumpuk. Hill mulai mengecek satu persatu surat elektronik yang masuk. Hampir semuanya merupakan iklan dari berbagai website tempat jualan online yang menawarkan promo-promo yang terlihat menarik. Namun, bukan Hill namanya kalau ia tidak melaporkan dan menghapus person-pesan spam itu.
Hari ini terasa sama saja seperti hari-hari lainnya. Dimulai dengan mengecek pesan masuk sebelum mandi dan bersiap melanjutkan aktivitasnya. Kebiasaan seperti ini sudah dilakukan seminggu sejak pertama kali ia pindah ke apartemen yang ditempati saat ini. Untuk pertama kalinya ia belajar hidup sendiri, meskipun kegiatannya seminggu ini hanya menunggu pesan masuk yang menuliskan pesan bahwa ia mendapat jatah interview hari ini.
Setelah satu jam mengutak-atik laptop berhiaskan apel di belakangnya, Hill berdiri dan bergerak menuju ke pantry apartemen kecilnya. Apartemen ini cukup kecil untuk ukuran Hill yang terbiasa tinggal rumah yang berhalaman luas. Rumah orang tuanya memang memiliki pekarangan yang luas mengingat ibunya memiliki hobi menanam dan menghias kebun, dan ayahnya akan selalu membuat marah ibunya dengan merusak rumput untuk latihan golf. Jangan dipikir rumah yang saat ini hanya ditempati oleh kedua orang tuanya besar, yang besar hanya pekaranggannya saja, rumah kecilnya cukup untuk mereka berempat sekeluarga, ayah, ibu, ia, dan adik perempuannya. Kegiatannya selama seminggu di sini benar-benar membuatnya rindu pada suasana yang hanya ia dapatkan di rumah. Meski ruangan kecil ini akan menjadi rumahnya selama beberapa waktu ke depan, tidak ada yang bisa menggantikan perdebatan penuh canda di antara semua orang yang tinggal di dalam rumah kecil berpekarangan luas milik keluarganya.
Earl grey akan menjadi teman samangkuk sereal yang ia persiapkan hari ini. Di saat orang lain memilih menghirup secangkir teh dengan beberapa potong roti atau buah, Hill memilih untuk meminumnya dengan semangkuk sereal tanpa susu. Bukan merupakan kombinasi terbaik untuk sarapan memang, tapi ini sudah cukup untuk dirinya memulai hari. Hari yang mungkin akan kembali diulanginya selama seminggu terakhir. Sambil bersandar di pantry, sedikit demi sedikit sarapannya masuk ke dalam mulut. Terkadang di saat seperti ini ia ingin mendengar omelan yang keluar langsung dari mulut ibunya jika melihat menu sarapan unik miliknya hari ini. Bisa dibayangkan wanita yang paruh baya itu akan merebut mangkuk serealnya dan menukar dengan masakannya pagi itu dan beberapa potong buah. Menu sarapan yang tidak akan membuatmu lapar sampai lewat tengah hari. Suara notifikasi muncul dari arah laptop menghentikan morning thoughts hari ini. Tidak biasanya ada pesan masuk di jam seperti ini. Diletakan mangkuk setengah kosongnya dan sekali lagi ia duduk di hadapan laptop untuk melihat pesan masuk tadi. "Oh! My Gosh!"
YOU ARE READING
I'm Dead but My Mind Tells Me I'm...
Ficção Geral"Hill..." "Hill..." "Hill..." "Hill..." Empat suara yang berbeda mengisi indra pendengaranku... Menyerukan satu hal yang sama... "Don't leave me!" Aku Hill, dan aku akan menyatukan mereka kembali. Mengembalikan senyum mereka yang menghilang setelah...