(Pergi)

5 0 0
                                    

Hening. Udara sore berhembus perlahan. Melewati dua insan yang masih mematung disana. Masih di samping laki-laki berbaju kemeja hitam, berlengan panjang . berjarak lima langkah darinya. Nada masih tertunduk.sesak. Berusaha menetralkan suasana hatinya. Matanya samar-samar meredup. Nada memejamkan mata. menarik nafas. dan perlahan melepaskannya
"apa lagi?" Tanya Nada berat , seperti menahan sesuatu
" maaf Nad. " lirih laki-laki itu lembut untuk kesekian kalinya.
Nada masih mematung. Mencari kata-kata yang hendak ia keluarkan. Nada mengangkat kepala. melepaskan pandangannya jauh ke depan. Tatapannya terlepas pada seekor burung yang hendak terbang ke langit luas sore hari ini. Angin berhembus pelan. Jilbab panjang merah mudanya tertiup angin lembut. Nada merapikan ujung jilbabnya. Riuh dikepalanya masih hangat terasa. Masih dalam suasana canggung. Setelah beberapa menit hening. Akhirnya laki-laki itu membuka suara.
"Nad.. maaf. aku tidak bermaksud seperti itu" laki-laki itu menahan nafas.
"baiklah. aku tahu ini sudah tidak bisa di perbaiki lagi. jaga dirimu baik-baik" lanjut laki-laki berwajah teduh itu dengan nada pasrah.
Nada kembali tertuduk. Nada hanya menatap kearah depan dan kebawah. Nyaris tidak pernah menatap laki-laki yang ada di sampingnya sedari mereka bertemu bebarapa menit yang lalu. sesak. jantungnya berdebar panas. Nada tidak tahu lagi harus berkata apa. " jangan pergi.! kumohon!" katanya dalam hati. tentu saja dia akan mengatakan itu di dalam hatinya.
" tidak apa2. kamu juga jaga diri baik-baik" kata yang sebenarnya keluar dari bibir Nada.
Kini laki-laki itu menatap Nada. Nada masih menunduk. dengan posisi badan berdiri. kearah depan.
"Nad... bolehkah untuk kali ini saja?. Mungkin ini yang terakhir kalinya"
"Apa?" singkat Nada
laki-laki itu menarik nafas berat. seperti ada sesuatu yang dirasakannya berat keluar dari kerongkongannya. Dengan raut wajah bingung. Dia menatap tajam kearah Nada yang masih tertunduk. "iloveyou"

"deg!"
kata-kata itu meluncur cepat begitu saja dari kerongkogan laki-laki berwajah teduh itu. laki-laki itu memerah. jantungnya berdetak lebih cepat. Malu. Takut. Pasrah. semua rasa berkecamuk dalam dadanya. tak tahu harus bersikap bagaimana. Akhirnya dia membuang pandangannya ke kiri. menyembunyikan wajah malunya. dalam hatinya beristigfar. laki-laki itu seperti tidak bisa menahannya lagi. meskipun pada akhirnya dia menyesali apa yang keluar dari bibirnya lima detik yang lalu.
Di posisi sebelah kanan. Jantung Nada tidak kalah cepat detakannya. hatinya berdesir. laju aliran darahnya seperti terhenti. matanya sepontan mentap ke sebelah kiri, ke sampingnya, ke tempat laki-laki itu yang kini sedang berdiri juga menghadap kearah kiri membuang wajah dari Nada.
Laki-laki itu mengalihkan pandangan. kini pandangannya jatuh tepat di kedua bola mata bulat Nada. Nada masih menatap laki-laki itu, dan akhirnya satu,dua,tiga. Tiga detik saja meraka beradu pandang. keduanya cepat-cepat mengalihkan pandanganya. Beristigfar. Dari kedua bola matanya masing-masing tersirat masih saling mengharapkan.
Kini laki-laki itu membalikkan badan, menaruh sesuatu di dekat Nada. "Assalamu'alaikum" salamnya sambil melangkahkan kaki berlalu meninggalkan Nada yang masih gelagapan di sana.Laki-laki itu tidak menoleh kebelakang. Langkahnya mantap ke depan, dengan kepala tertunduk, dan tangan bergetar. Dia seperti menahan sesuatu.
Nada masih terdiam. pasrah menatap langkah laki-laki itu yang semakin jauh melangkah. Tatapan Nada tidak terlepas dari langkah laki-laki itu hingga langkahnya benar-benar tidak terlihat lagi olehnya. Nada tidak bisa menahannya lagi. Nada meremas-remas ujung jilbabnya. jantungnya mendadak terasa sesak. matanya berkaca-kaca. ada seuatu yang berusaha ditahannya. tapi tidak bisa. Terlalu deras. Akhirnya pecah. Tangisannya pecah. air matanya tumpah. Deras. Nada menutup wajahnya dengan ujung depan jilbabnya. Terisak sendiri disana. Di depan kelas sore ini.
.


.
.
2017

N(ada)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang