part 2 (Nada)

3 0 0
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀

Pagi ini. Dengan udara yang masih segar. mentari anggun bersinar. Masuk hangat kecelah-celah pentilasi jendela kosnya Nada. Nada dari dalam kamar kosnya. terlihat sibuk dan gesit memilah-milah buku yang akan di bawanya ke kampus pagi ini. Tadi malam Nada sudah menyiapkannya. Tetapi kebiasaan Nada selalu sama. Mengacak kembali bukunya setelah sholat shubuh. Biasanya dia akan membaca bukunya lagi setelah sholat subuh. Setelah dirasanya sudah siap. Dia memasukkan beberapa buku ke dalam ransel hitamnya. Dan ada dua buah buku tebal dan sebuah buku kecil bersampul biru langit yang sengaja dia letakkan di dekat ranselnya. Rencananya dia akan menenteng ketiga buku itu berjalan ke kampus.
Nada mendekati cermin. Di depan cermin sudah ada bayangan dirinya. Memakai jilbab abu. panjang hingga melabuhi dadanya. Dia merapikan kerutan-kerutan di sudut-sudut jilbabnya. Setelah dirasanya semua selesai Nada mengambil ranselnya dan melekatkannya di punggung mungilnya. Dan bebrapa buku yang disisihkannya tadi ia dekap.
klik!. Nada membuka pintu kosannya. Diluar sudah ada Arina dan Putri gerask gerusuk sedang membuat sarapan untuk pagi ini.
“ Arin, Put. saya duluan iya. Asslamua’alaikum” pamit Nada ke kedua temannya itu.
Arin yang terbiasa dengan kebiasan Nada kuliah pagi pun hanya menyeringai. meskipun dia tahu akan menolak untuk sarapan dulu tetapi Arin dan Putri tetap menawarkan Nada untuk sarapan dulu.
“ Nad.. nggak sarapan dulu?” Tanya Arin.
Nada yang sudah melangkahkan kaki. membuka gerbang hanya tersenyum. Tidak menjawab. Lalu berlalu Meninggalkan Arin dan Putri.
“ hati-hati iya” saut Putri lagi
“iyaa terimakasih” balas Nada yang bayangnya sudah tak terlihat oleh Arin dan Putri. Hanya suaranya yang menggema sampai ke telinga kedua temannya itu

***
pukul 07.20. Nada melirik jam tangannya. Tinggal sepuluh menit lagi. Tidak biasanya Nada harus berangkat ke kampus di jam segini. Meskipun jarak kampus dengan kosannya tidak terlalu jauh. Tetapi Nada selalu berusaha datang ke kampus 30 menit atau selambat-lambatnya 15 menit sebelum kuliahnya di mulai. Tapi tidak dengan hari ini. Nada nyaris sampai di gerbang kampus tujuh menit sebelum kuliahnya di mulai. Nada mempercepat langkanya. Suara hingar- binger di kampus diabaikannya. langkanya mantap ke depan. ke ruang 303 prodi farmasi. Kebiasaan Nada selalu menundukkan kepalanya ketika berjalan. Bukunya masih ia dekap. langkahnya gesit ke depan. Dan tiba-tiba Brak!
Nada sepertinya menabrak seseorang. buku-bukunya terjatuh. berserakan.  Nada repleks menjongkok mengambil buku-bukunya. Dia belum menoleh ke atas. Di depannya sudah berdiri seorang memakai sepatu biru gelap. Sebuah buku terjatuh dari lengan orang itu. buru-buru nada mengambilkannya. Orang itu masih berdiri. Nada menyerahkan sebuah buku dengan sampul terbalik itu kepada laki-laki yang masih mematung memperhatikan kecerobohan Nada. raut wajahnya kesal.
“maaf” lirih Nada merasa bersalah.
Laki-laki itu hanya terdiam. Dan berlalu meninggalkan Nada. Mata Nada membulat. Dalam pikirannya berlarian pikiran-pikiran miring “ apa aku salah banget iya?” kan aku udah minta maaf” dingin banget kayak es batu.kan aku nggak sengaja.” gerutunya dalam hati. “Astagfirullah” Nada buru-buru menepis perasangka buruknya. mungkin saja orang itu lagi buru-buru ada kelas. sama seperti aku.
“Aduh!” Nada menepuk jidad. melirik jam tangannya. Tinggal lima menit lagi. Nada buru-buru menyadarkan dirinya. melangkah cepat. Dan sampai di ruang 303.
Nada duduk di bangku paling depan. Ini hari kelimanya menjadi mahasiswi baru di prodi Farmasi. Temen duduk di sebelahnya, jujur saja Nada belum tahu siapa namanya. Meskipun sudah berekenalan di kelas bahkan di ospek dua minggu yang lalu, tapi tetap saja Nada tidak akan secepat itu mengenali satu per satu nama mahasiswa di kelas ini. Tidak mau tidak memiliki teman dan tampak asing. Nada menyodorkan tangannya ke arah perempuan berjilab hitam dengan baju berwarna merah marun yang duduk tepat di sebelah kananya. perempuan itu tersenyum. menerima sodoran tangan Nada.berjabat tangan. Nada membuka bibir.
“Assalamua’alaikum. saya Nada. Azzahra nada Zahirah.” Nada memperkenalkan dirinya dengan santun.
“ Wa'alaikumussalam. Izzatun riffa. panggil Riffa." balas perempuan berwajah bulat dengan senyum manis tipis dibibirnya.

***
Setelah satu jam duduk di dalam kelas pengap itu.  Akhirnya Nada keluar kelas. Mukanya masih kusut. Di kepalanya masih memikirkan kejadian tadi pagi. Nada masih merasa bersalah menabrak ceroboh laki-laki itu. Nada paling tidak bisa membuat orang kesal. Lebih-lebih lagi orang yang tidak dia kenal. Apalagi raut wajah orang tadi tampak sangat kesal dengannya dan berlalu begitu saja tanpa sepatah katapun. Itu membuat hati Nada semakin risih.

"Drrrr" seseorang tiba2 dengan sengaja mengejutkan Nada dari belakang. Lamunan Nada buyar. Dia mengerutkan wajahnya.
" kok kusut gitu sih?" tanya Alila menggemaskan. Sahabat Nada sejak Aliyah.
"nggak kenapa2" jawab Nada singkat. Masih terlihat bingung.
" eh aku ceroboh nggak sih?  Lanjut Nada ke arah Alila.
"mmm kadang-kadang sih. Eh emang kenapa? " Alila penasran.
"tadi pagi aku nabrak orang. Dia kelihatan kesel padaku. Aku udah minta maaf tapi dia pergi begitu aja. Dia marah kali iya sama aku? " Nada melesu.

"Ciyeee" Goda Alila. Terlihat seperti menyelidiki.
Nada Mengerutkan kening.
"kok ciyee" ketus Nada.
"nggak pa2 kali aja jodoh"

Nada menyeringai. Melamun. Kini pikirannya jalan-jalan kemana-mana hingga sampai pada sebuah nama. Nama yang masih lekat di hatinya. Masih ia simpan rapi di dadanya. Sebuah nama yang berhasil membuat hatinya berdesir hanya dengan menyebut namanya. Nama yang selalu ia semogakan. Mana mungkin Nada akan mampu melupakan sesorang yang pernah ada di hatinya itu. Langkah Nada melambat. Dia masih termenung. Masih melamunkan sebuah nama.
.
"heh! " lagi-lagi Alila membuyarkan lamunan Nada.
"astagfirullah" nada repleks beristigfar
"awas nabarak lagi! " Ledek Alila.
"iiih..  Ayok pulang. Ke kos iya? " tawar Nada pada Alila.
"ayok" Serebet Alila. Merangkul bahu Nada.
"eh udah duha' belum?" tanya Nada ke Alila. Sekaligus menyadarkan dirinya yang juga belum duha' pagi ini.
"belum.  Di kosmu iya. Atau kita ke Musholla kampus? " tawar Alila.
"di kos aja" balas Nada singkat.

.🎵🎵🎵

"Ya Allah jika rizki masih di langit turunkanlah. Jika di bumi keluarkanlah. Jika sukar pemudahkanlah. Jika haram sucikalah. Jika jauh dekatkanlah... Lalalala.... Lallaa....."

   Mereka bernyanyi menyanyikan lagu terjemahan sholat duha' sambil berjalan menyusuri jalan raya. Menyenangkan. Melihat kedua sahabat yang saling senang menuju dekat kepada-Nya. Mereka sampai pada sebuah gang dan sampai pada sebuah gerbang bertuliskan Kos Mawar. Nada membuka gerbang. Dan mengucapkan salam. Terdengar jawaban salam dari dalam gerbang.
.
.
Terdapat beberapa hadits  dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya;

***
Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, "

 يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى  (رواه مسلم، رقم 1181) . 

Pada setiap persendian kalian harus dikeluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim, no. 1181) 

*hadist : dikutip di google. 😊
.
.
.

*terimakasih* sudah bersedia membaca. Tinggalkan vottenya iya sahabat Fillah. Tinggalkan komennya juga. Saran dari kalian sangat saya harapkan. 😊😊😊😊😊

*janganlupa dhuha'iya sahabat.*
*utamakan juga baca Al-Qur'an*

N(ada)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang