"Kalian darimana saja?"Seorang laki laki dengan postur tubuh tinggi dan pakaian khas orang kantor masuk ke dalam mobil yang ditumpangi oleh Park Jimin dan adiknya, Park Doyoon. Laki laki bersuara husky itu duduk di kursi samping kemudi, tepatnya di samping Park Jimin yang mulai menjalankan mobil kembali.
"Tanya saja adikmu itu oppa, dia malah bersenang senang dengan seorang wanita yang baru dia kenal" Doyoon yang duduk di jok belakang angkat suara ketika melihat Jimin malah tersenyum geli bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan.
"Jim? Benar?"
Jimin menoleh sejenak ke samping, dimana kakaknya duduk. Ya. Laki laki berpostur tinggi itu kakak Jimin, lebih tepatnya kakak Jimin dan Doyoon. Mereka tiga Park bersaudara dengan wajah yang begitu berbeda dan postur tubuh yang berbeda pula. Tak heran bila semua orang tak tahu bahwa mereka bertiga adalah satu keluarga.
"Kau seperti tak tahu doyoon saja hyung. Anak SMP yang pikirannya masih jauh di bawah kita, taunya hanya menggambar dan bercerita" Jimin bicara dengan nada sarkasme. Dia membalas dendam adiknya yang dengan beraninya membeberkan kejadian tadi siang saat bertemu dengan wanita itu.
"Ya, aku sih tak keberatan jika memang benar kau memikirkan wanita"
Park Jimin menatap tak percaya Chanyeol yang baru saja mengucapkan beberapa kata itu. Fokusnya menyetir bahkan hampir buyar.
"Benar hyung tak keberatan?"
"Tidak, lagipula anakmu juga pasti membutuhkan ibukan?" Park Chanyeol menjawab dengan suara yang nampak begitu tegas.
"Aduh Chanyeol oppa!!! Kau tidak punya kaca?" Doyoon menyambar percakapan dua Park itu dengan tiba tiba.
"Kenapa menyuruhku berkaca hah? Aku sudah tampan dari lahir" Chanyeol menoleh ke belakang dengan mata yang seolah olah begitu meremehkan gadis di belakangnya itu.
"Cihh! Maksudku Jimin oppa dan Chanyeol oppa itu sama sama jomblo dan sama sama sudah punya anak" Doyoon mendecih. "Bukan hanya untuk Jimin oppa saja, Chan oppa juga, kapan mencari ibu untuk anak kalian?" lanjutnya dengan mencondongkan kepala ke depan melihat wajah dua kakaknya bergantian.
Sedang dua pria yang dibombardir dengan pertanyaan tak terduga dari adik mereka itu hanya diam, tak tahu harus menjawab bagaimana. Dan keadaan mobil terus menghening tak ada yang membuka suara. Hanya terdengar suara mesin mobil yang terus dijalankan membelah jalanan kota.
_______
Setelah perjalanan sekitar satu jam lebih, akhirnya ketiga Park bersaudara itu sampai di tempat tujuan. Rumah tiga Park bersaudara hasil warisan dari kedua orang tua mereka yang sudah meninggal.
"Doyoon, acaranya tak jadikan? kau turun sendiri ya?" Chanyeol bertanya dengan menolehkan kepalanya ke belakang.
"Lha? Terus kalian berdua mau kemana?"
"Biasa, urusan bisnis. Ya kan hyung"
Jimin menjawab dengan enteng tanpa menoleh sedikitpun ke belakang. Entahlah dia dan Doyoon seperti kakak adik diibaratkan Tom and Jerry. Selalu bertengkar hanya karena masalah sepele.
"Ok ok! Aku turun!"
Doyoon akhirnya turun dari mobil sedan hitam mewah tersebut dengan perasaan jengkel. Dilihatnya mobil sedan tersebut telah melaju kencang meninggalkan halaman rumah yang luas seperti sebuah istana tersebut.
"Mereka berdua ya ampun, masih saja tak ingat anak dan umur!"
Doyoon berjalan menuju pintu utama rumah itu sambil terus menggerutu mengumpati dua kakaknya. Dia kemudian membuka pintu berwarna putih itu. Setelah masuk, kedua matanya menangkap sosok pemuda yang berpakaian santai dengan kaos biru dan celana pendek selututnya, sedang duduk bersantai menonton tv dengan camilan yang ada di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Love You? (seulmin)
FanfictionAku tau ini salah, tapi bagaimana jika aku tak mau berhenti? Cast : Kang Seulgi Park Jimin Park Jungkook