5. Heal

582 62 5
                                    

Sudah satu bulan ini Seulgi bekerja di kantor yang dikelola oleh Park Jimin ayah kekasihnya itu. Setelah kejadian di mana Jimin mengusir sekertarisnya yang sangat kurangajar itu, Seulgi diangkat menjadi sekertaris menggantikan wanita yang dipecat tersebut. Tentu saja hal itu mengagetkan karyawan lainnya, karena Seulgi termasuk karyawan yang mungkin harus mendapatkan beberapa test dulu sampai dapat jabatan itu. Namun, mereka langsung terdiam kala tau bahwa itu merupakan perintah dari CEO mereka.

Selama satu bulan itu juga dia dan Jimin serasa sangat canggung tiap kali bertemu. Jika di jalan ataupun di kantor mereka berdua berpapasan, salah satunya ataupun dua duanya pasti akan mengalihkan pandangannnya atau menundukkan kepala hanya untuk sekedar tidak melihat wajahnya. Jika Seulgi harus mengumpulkan berkas ke ruangan direkturnya itu, sebisa mungkin dia menitipkan pada orang yang akan masuk ke dalam ruangan tersebut, atau ketika Jimin sedang mengadakan rapat, sehingga tuangannya tersebut hanya kan ada Cleaning service yang memang kadang membersihkan ruangan bossnya itu ketika sang pemilik tidak ada di ruangannya.

"Yerim-ah, aku titip ini untuk Sajangnim ya? Bisa kan?" Seulgi yang melihat Yerim akan beranjak berdiri segera mengintrupsi wanita tersebut.

"Maaf eoni, tadi sajangnim memerintahku supaya jangan lagi mau dititipkan berkas olehmu. Katanya, kau sendiri yang harus ke ruangannya" Yerim yang memang dari awal sering dititipi oleh Seulgi itu memberikan senyuman canggungnya pada Seulgi, karena memang begitulah adanya, direkturnya itu berpesan supaya Seulgi sendiri yang mengantar beras ke ruangannya.

"Mmm, ya sudah kalau kalau begitu, terima kasih Yerim-ah" Seulgi menghembuskan nafasnya pelan, ketika melihat Yerim memberikannya senyum tulus kemudian beranjak dari tempat duduknya, entah kemana anak itu.

Setelah beberapa menit, berperang dengan rasa gundahnya, mencoba mengatur detak jantungnya yang sialnya melaju lebih kencang dari biasanya, akhirnya dia berdiri dari duduknya dan melangkahkan tungkainya pelan ke arah ruangan bossnya itu.  Bukannya apa apa, jujur Seulgi masih sangat merasa canggung, karena mungkin teringat dia adalah ayah kekasihnya. Dia bingung, perasaaan canggungnya ini karena takut dengan posisi Jimin yang merupakan ayah kekasihnya sehingga dia harus menjaga sikap, atau dia canggung karena pria itu sendiri?

Ahh molla! Seulgi menggelengkan kepalanya pelan kemudian menghembuskan nafasnya sekali lagi agar rasa gugupnya menghilang. Dengan perlahan tangan kanannya membuka pintu yang bertuliskan "DIRECTUR'S" tersebut.

Ketika kedua kakinya sudah berada penuh di ruangan tersebut, tangannya kembali menutup pintu. Kedua matanya seketika mendapatkan sosok Jimin yang sedang membelakanginya menghadap jendela besar di ruangannya dengan handphone yang ditempelkan di telinga kanannya. Oh ternyata Park Jimin sedang bertelponan.

Park Jimin menoleh ke belakang saat telinganya menangkap suara pintu dibuka. Kedua matanya sedikit membesar karena kaget melihat Seulgi yang akhirnya mau ke ruangannya. Dia berdehem untuk menghilangkan sesuatu yang mengganjal dalam dirinya, kemudian menunjuk sofa yang ada di ruangannya, dengan menggerakkan bibir yang jika Seulgi perhatikan mengeja satu kata 'DUDUK'.

Paham dengan isyarat tersebut, Seulgi duduk di sofa dan meletakkan berkas yang ia bawa di atas meja. Kedua matanya kembali memusatkan pada Jimin yang masih betah berbicara lada orang di telepon. Bukan maksud menguping, tapi Seulgi sekilas mendengar pembicaraan mereka.

"Ya ampun nak, memangnya kau mau berkemah di mana?"

"......"

"Astaga jauhnya! Hati hati eoh! Jangan lupa bawa vitamin. Nanti daddy belikan vitamin lagi supaya kau bisa menyimpannya"

"....."

"Iya iya, Daddy akan menjaganya, jangan khawatir"

"....."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Can I Love You? (seulmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang