"Kayaknya hati gue udah stuck sama dia"
❄❄❄❄❄❄❄
Sudah 2 jam, gadis itu duduk di sebelah jendela salah satu kafe bersama dua sahabatnya.
Mereka bertiga masih mengenakan seragam SMA.
Bisa dilihat dari gerak-geriknya, salah satu di antara mereka sedang menunggu sesorang."Udahlah Vy, udah dua jam kita nunggu. Kak Gerlan juga dari tadi ga nongol-nongol"
Meli meletakkan ponselnya yang sedaritadi ia gunakan untuk menghilangkan rasa bosannya karena harus menemani Ivy menunggu sang pujaan hati.
"Pulang aja yuk Vy. Gue cape nih" Sasa ikut berkomentar.
"Aaah tuh orang kemana sih?! Gak tau apa kalo gue udah sampai semutan gini nungguinnya! Yaduhla yuk cabut!"
Ivy menghentakan kakinya karena kesal. Ia berjalan dengan muka tertunduk meninggalkan kafe.
Jeduk!
Ivy meringis kesakitan saat dahinya terbentur oleh seseorang.
"Eh aduuh! Sorry-sorry, gue ga liat ada orang"
Ivy mendongakan kepalanya untuk melihat siapa yang ia tabrak barusan.
"Kak Gerlan?!! Aduuh maaf kak, kak Gerlan gak papa kan?"
Dengan tampang datar, laki laki itu hanya melirik ke arah Ivy, dan langsung pergi meninggalkan Ivy tanpa sepatah kata apapun. Lagipula ia tidak mengenali siapa gadis itu.
Ivy buru-buru mengejar Gerlan, sebelum Gerlan masuk ke kafe terlebih dahulu.
"Kak Gerlan! Ini ada susu vanila buat kak Gerlan. Mulai besok, aku juga akan kasih susu kayak gini ke kakak tiap pagi. Biar kak Gerlan lebih semangat belajarnya!"
Gerlan hanya melirik susu yang di sodorkan oleh Ivy untuk dirinya.
"Edgar!" Gerlan memanggil salah satu sahabatnya.
"Yoi man!"
"Lo suka susu kan? Ambil tuh"
"Eh tapi itukan buat..." omongan Edgar terpotong saat Gerlan sudah pergi memasuki kafe.
Edgar garuk garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia merasa bersalah jika harus menerima pemberian gadis yang berada di hadapannya itu.
"Gak papa kakak ambil aja, nih. Titip salam buat kak Gerlan ya"
Edgar mengangguk "Oke. Harap maklum ya. Gerlan emang sifatnya gitu dari dulu. Btw nama lo siapa? Kita satu sekolah? Kok lo bisa kenal Gerlan? Perasaan, gue gak pernah lihat lo sebelumnya deh"
Ivy tersenyum "Gak papa. Butuh perjuangan extra lagi kayaknya, hehe. Aku Silvya Melody. Panggil aja Ivy. Iya, kita satu sekolah. Aku murid baru, 3 bulan yang lalu"
"Ooh gitu, Gue Edgar Maulana, panggil aja Edgar. Kalo gitu gue duluan ya, Vy"
Ivy hanya mengangguk, lalu berjalan menuju parkiran, tempat kedua sahabatnya menunggu.
❄❄❄❄❄❄❄
"Heran gue sama lo Lan. Kenapa tiap ada cewe yang deketin lo, lo selalu ngehindar" kata Ferdy
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerlan
Teen Fiction-Gerlan Pratama Dingin itu enak. Maaf. Aku tidak pandai berbicara. Tapi akan kubuktikan lewat perbuatan. Percayalah, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. -Silvya Melody Dia itu ilusi yang sulit kutangkap. Bayangan, yang kerap menghilang. Capek...