"Manusia itu makhluk sosial. Mau sampai kapan diam seperti patung?"
❄❄❄❄
Harusnya saat ini Ivy sudah berada di alam mimpi. Berduaan bersama Gerlan, pergi melihat sunset di pantai. Namun karena kedatangan kedua sahabatnya yang tidak kenal waktu membuat Ivy harus rela menahan waktu untuk berduaan bersama Gerlan.
"Vy, lo serius tadi digendong sama kak Gerlan si manusia batu itu?" tanya Sasa memastikan.
Ivy berdecak kesal. Pasalnya ini sudah ke tujuh kalinya Sasa menanyakan hal yang sama.
"Lo benar-benar gak lagi halu kan?" tambah Meli.
"Astaga Sasa, Meli, gue udah jawab berapa kali? Lo berdua masih nggak percaya kan? Apalagi gue. Tapi tadi yang dibilang kak Ersya emang gitu. Gak mungkin kan kak Ersya bohong ke gue?"
"Lagian lo berdua, malam-malam datang ke rumah gue, nginep di rumah gue, cuma buat nanyain gitu doang?" tanya Ivy
"Yes babe!" serempak Sasa dan Meli
"Waras? Udahlah gue mau tidur! Pangeran gue udah nunggu gue nih daritadi. Jangan lupa, lampu nanti dimatiin!"
❄❄❄❄
"Vy cepetan, itu Ersya udah nungguin kamu didepan!" teriak Bunda dari bawah.
"Ya bun!"
Ivy buru-buru memakai kaos kakinya tanpa mempedulikan kedua sahabatnya yang masih molor. Ia memang sengaja tidak membangunkan mereka. Ajang balas dendam katanya akibat telah mengusik malam Ivy.
"Bun, noh dikamar ada Meli sama Sasa jang.."
"Eh ada Meli sama Sasa? Kapan mereka kesini? Kok nggak sekalian berangkat bareng?" potong Bunda
"Tadi malam, Bun. Oya mereka masih molor, jangan dibangunin dulu ya. Biarin mereka bangun sendiri, kan udah besar"
"Astaga Ivy.. Gak boleh gitu sayang. Kamu harusnya.."
Tidak mau mendengar Bundanya ceramah panjang lebar dipagi hari, Ivy buru-buru pergi menuju mobil yang sudah menunggu didepan gerbang.
"Ivy berangkat dulu, Bun! Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam. Dasar! Anaknya siapa sih?"
❄❄❄❄
Ini baru pukul setengah tujuh lebih lima menit. Koridor masih sepi. Syukurlah, setidaknya gak banyak anak-anak yang bergosip saat melihat Ivy dan Ersya berangkat bareng, batin Ivy.
"Makasih ya kak udah mau anterin aku. Sampai ke kelas segala"
Ersya tersenyum manis "Sama-sama. Ohya maaf nanti aku nggak bisa pulang bareng kamu. Soalnya ada jadwal les sore ini"
"Sante aja lagi kak. Lagian kakak juga udah harus mikirin ujian-ujian kan?"
Ersya mengacak-acak rambut Ivy. "Aku balik ke kelas ya, daah!"
"daah!"
Saat Ivy mau masuk ke dalam kelas. Ia ingat sesuatu. "Ohya, mending gue ngapel ke kelas kak Gerlan dulu ah, mumpung masih pagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerlan
Teen Fiction-Gerlan Pratama Dingin itu enak. Maaf. Aku tidak pandai berbicara. Tapi akan kubuktikan lewat perbuatan. Percayalah, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. -Silvya Melody Dia itu ilusi yang sulit kutangkap. Bayangan, yang kerap menghilang. Capek...