Jangan benci. Cinta sama benci cuma dihalangi lapisan tipis yang bisa ditembus.
❄❄❄❄
"Silvya Melodi, aku suka sama kamu, aku sayang sama kamu. Please, be my girlfriend"
Ini sudah ketiga kalinya dalam 3 bulan terakhir, seorang cowok bernama Ersya Mahendra berlutut menyatakan perasaannya ke Ivy di depan umum.
Ivy sendiri bingung harus menjelaskan apalagi kepada cowok satu ini. Dia tidak mau mempermalukan Ersya lagi di depan umum dengan menolaknya secara terang-terangan seperti saat pertama kali Ersya menembaknya. Apalagi Ersya termasuk dalam golongan orang-orang famous disini. Pasti akan banyak gosip-gosip yang beredar jika itu terjadi.
Sementara itu, suara bisik-bisik dari para siswa yang mengerubungi mereka mulai terdengar saling bersahutan.
Ivy menarik nafasnya sebentar sebelum akhirnya dia membisikan sesuatu di telinga Ersya.
Ersya yang mendengarnya tersenyum, kemudian berdiri dan memberikan bunga yang ia pegang untuk Ivy.
"Makasih ya Ersya, Ivy balik dulu. Dadah!"
Ersya tersenyum, lalu membalasnya dengan mengangguk. "Pulang, bareng sama aku"
Ivy mengangguk dengan semangat. "Oke siap, Bos!"
Ivy melangkahkan kaki meninggalkan kerumunan yang sesak itu dengan sebuah buket bunga di tangannya.
Sementara para 'penonton' yang daritadi menyaksikan, mulai menebak-nebak apa jawaban yang Ivy berikan kepada Ersya melihat dari ekspresi keduanya yang menunjukan baik-baik saja.
Ersya menghela nafas sebentar, mendengar bisikan orang-orang yang berada disekitarnya sungguh membuat ia pusing. Diapun memilih untuk kembali ke kelasnya.
❄❄❄❄
"IVY!!!"
Ivy yang baru saja menaruh tas di bangkunya terkejut mendengar teriakkan dari salah satu sahabatnya.
"Apaan sih? Pagi-pagi udah teriak, berisik tau!"
Meli sedikit berlari mendekati meja Ivy. Ia mengatur nafasnya sebentar.
"Kata temen-temen, lo barusan di tembak lagi sama kak Ersya??"
Ivy hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Gila! Terus-terus lo tolak lagi?" tanya Sasa yang baru saja datang
Lagi-lagi Ivy mengangguk.
"Ck, lo gila Vy!" kesal Meli
"Apaan sih kalian? Orang gue gak suka masa gue terima? Bukannya cinta gak boleh di paksain?"
"Ya tapi kan cinta datang karena terbiasa sayangkuu"
Kedua sahabat Ivy, sungguh sangat gemas dengan tingkahlaku dia. Bagaimana tidak? Seorang Ersya Mahendra, ketua osis SMA Adhigana yang sangat disegani oleh para siswa disini, ditolak oleh Ivy untuk ketiga kalinya?
Mari kita koreksi, kurang apa seorang Ersya ini. Pintar? Pasti, dia adalah murid unggulan Adhigana. Ganteng? Gak usah ditanya! Bila dibandingkan dengan Gerlan, perbandingan mereka 11 12 beda tipis. Baik? Ramah? Untuk apa dia jadi ketua osis jika tidak memiliki kedua sifaf tersebut?. Tapi yasudahlah, orang saat sedang jatuh cinta, susah untuk menerima opini dari orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerlan
Teen Fiction-Gerlan Pratama Dingin itu enak. Maaf. Aku tidak pandai berbicara. Tapi akan kubuktikan lewat perbuatan. Percayalah, aku juga merasakan hal yang sama denganmu. -Silvya Melody Dia itu ilusi yang sulit kutangkap. Bayangan, yang kerap menghilang. Capek...