1

967 145 22
                                    

Dia memilih memainkan ibu jarinya, pada telunjuk yang mengapit rapi, satu gagang sendok.
Gerakan sentripetal atau apalah itu,rumus rumit masa silam, di juruskan pada satu cangkir di hadapannya.

Musik sendu yang mengalun mengisi ruangan ini membuat dia hanya diam. Tak hanya mulutnya, matanya juga seakan ikut bisu.
Suara ramai dari banyaknya orang yang berseragam sama di meja sebelahnya juga tak mampu membuatnya terusik dalam lamunan.

Membicarakan segala hal yang menurutnya sama sekali tak penting.
Dia hanya sedang menikmati, satu tegukan hambar, membuyarkan segala pikirannya kalau yang sedang dia minum adalah minuman yang sangat dia sukai.

Di sudut Bandung. Senja adalah hujan yang terurai, oleh lampu-lampu jalan.
Bau khas tanah bercampur parfum,ialah kebebasan dari sepi yang makin rindu, hujan mampu membuat hatinya semakin robek, karna hujan mengandung rindu yang sangat kuat.

Tiap pertemuan pasti ada perpisahan, hal itu akan dirasakan oleh semua orang, tak terkecuali dia, yang sekarang menenggguk lagi minumannya dalam diam, patah hati lah yang membawanya kesini. Sudah hampir dua minggu terakhir dia datang kesini hanya untuk menikmati kesendiriannya.

Ya, Dia. Seorang pelajar berusia 18 tahun, masih mengenakan seragam sekolahnya, memang baru saja putus cinta, dia menghambiskan sore dengan secangkir matchalatte hangat yang selalu membuatnya tenang, dia menyukai tempat ini, cafe yang tak terlalu besar namun nyaman untuk dia duduki berjam-jam lamanya.

Dua minggu lalu hari dimana dunianya seakan hilang, dimana dia merasa menjadi manusia paling tersakiti, dan hingga detik ini dia masih terus saja terkurung akan luka yang membuatnya sakit. Siapa yang tak akan merasakan sakit, jika sudah mencintai dengan tulus pada akhirnya di khianati.

Memang benar, dia Kinal. Gadis berdarah Bandung dengan logat sundanya yang khas dua minggu lalu baru saja mengetahui bahwa laki-laki yang selalu dia bangga-banggakan tak sepenuhnya baik. Ternyata laki-laki yang selama ini menurutnya mencintainya malah menduakannya.

Sakit,

Saat dia tahu, disela waktunya, ada orang lain yang mengisi hati lelakinya.
Dia tak menyangka, saat dia tahu, disela kejujurannya, ada dusta dalam kalimat kesetiaan.

Dia bukan seseorang yang handal untuk melupakan suatu rasa begitu saja, beberapa kali dia berdecak saat layar handphonenya menampilkan sosok mantan kekasihnya yang kini bahagia di atas penderitaanya. Pikirnya, kenapa laki-laki tak pernah bisa setia pada satu cinta? Apa itu terlihat begitu sulit? Sehingga kalian, laki-laki harus mendua untuk bisa merasakan cinta?

Raut wajahnya yang kesal kini berubah sedih, dia melihat dirinya sendiri kemudian, tatapannya kembali pada layar handphonenya yang memperlihatkan sosok perempuan lain, lenguhan nafas keluar begitu saja.

"Aku mah apa atuh cuman anak SMA." Lirihnya, dia menekuk wajahnya,lantas menaruh hapenya lagi, membiarkan tampilan hapenya memudar dan kemudian mati.

Dia jadi berfikir, mungkin alasan mantan kekasihnya menduakannya karna dia yang masih terlihat kekanak-kanakan, dia dan mantan kekasihnya itu memang terpaut umur yang cukup jauh.







.
..
.








Tanganya dengan telaten mulai mencampurkan satu sendok Vanilla dengan larutan berwarna hijau yang sudah tercampur dengan susu yang manis.

"Ahh.. akhirnya." Suara melegakan keluar dari bibir tipis seorang perempuan yang mengenakan appron berwarna putih bercorak hijau.

Sedari tadi dia memang terfokus akan minuman yang sedang dia buat.

Wangi aroma matcha yang menyeruak kedalam hidungnya, membuat dia tersenyum puas akan hasil yang dia buat, dia berkacak pinggang, lalu mengadu tangannya menghasilkan suara tepukan, dia membawa minuman itu keluar, dia berikan pada pelayan yang akan mengantarkan minuman yang dia racik sendiri.

Lewat pintu yang terbuka, dia tersenyum bahagia, karna tidak ada hal yang diharapkan dari seorang penjual, selain apa yang dia jual di senangi banyak orang.

Dia, gadis berusia 22 tahun, tercatat sebagai mahasiwi seni rupa di Universitas Bandung, dikenal tak pernah lelah untuk menggapai apa yang dia inginkan. Walau terlahir dari keluarga yang mampu tak membuatnya berdiam diri, menikmati uang kedua orang tuanya begitu saja.

Dengan menjual sebuah mobil yang orang tuanya berikan untuknya sebagai hadiah ulang tahunnya dulu,dia mampu membuka sebuah cafe yang kini berjalan sesuai harapannya.

Cafe yang baru berjalan sekitar delapan bulan kini sudah bisa memperkerjakan lima orang karyawan yang dia gaji perbulannya, dia bangga akan dirinya sendiri, akan pencapaian yang mungkin orang tuanya pun tak akan pernah menyangka.

Suara pintu yang terbuka, membuatnya menoleh, tersenyum akan sapaan seseorang. Orang itu bilang, dia ikut bahagia akan ramainya cafenya sekarang. Lalu dia langsung menepuk bahu gadis lainnya, seakan berkata semuanya berjalan atas campur tangan dari mu.

"Yaudah kalau begitu, aku tinggal dulu ya Ve."

Gadis yang dipanggil dengan sebutan Ve itu mengangguk, menerima appron yang diberikan oleh seseorang lainya.

"Sip, kuliah yang rajin ya, pulangnya bawa makanan ka Yona!"






























































Bersambung.

#TeamVeNalID

Only post every sunday.

MatchaLatte [Stop]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang