Yuni menyeka air matanya " coba tebak apa yang terjadi selanjutnya ?" Ia tersenyum miris.
Anak-anak menatapnya iba.Tak ada yang menjawab satu katapun." Cicak itu punya taring yang tajam" semua kaget dan heran, bahkan ada yang secara terang-terangan saling tatap menatap sambil bergumam bullshit, ngaco atau yang lainnya.
"Pasti lo semua pada gak percaya !
Tapi memang itu kejadiannya. Cicak itu menggigit leher deni sebelah kanan dan satunya sebelah kiri. Deni mulai kehabisan darah,dan akhirnya meninggal." Katanya melihat jasad deni yang terbujur kaku di samping eni.
" kalo eni, kenapa bisa.,"
"Dia dan gw berteriak kencang. Dia langsung menghampiri kekasihnya itu. Sedangkan gw, hanya diam mematung tak percaya.Hingga kalian pada datang dan selanjutnya pasti udah ada yang tahu kejadiannya kan "
"Ya.gw sama anak-anak udah tau kok kelanjutannya,kecuali lu berdua " kini ketua kelas IPS 1 ,Tiwi ayu puspita angkat bicara.
"Kok kita berdua" jawab kevin dan bisma bersamaan.
Anak-anak cuma bisa memutar bola matanya, mendengar jawaban dua manusia itu.
"Yaudah,maaf. Tadi kita ada problem dikit "
"Jadi,ga usah bahas masalah gw sama kevin telat. Lanjutin aja cerita nya "
"Iya bener kata bisma. Ayo lanjutin tiwi. Lo kan juga tahu lanjutannya " kevin menimpali.
Semua diam mendengarkan tiwi yang menjelaskan kronologis kejadiannya, yang sama persis terjadi kepada deni.
Sedangkan soal candra yang meninggal, ia di cekik oleh orang yang sama. Tangan candra di potong menggunakan sejenis katana dan tubunya yang rapuh di lempar tanpa belas kasih.
Semua masih diam, hingga cerita akhir tiwi jelaskan. Mereka semua masih menerka nerka dengan fikiran masing masing yang entah berkelana kemana.sunyi.
"Ada satu yang belum gw ceritain." Suara itu memecah kesunyian yang tadi melingkupi ruang aula.
Semua menoleh ke arah sumber suara yaitu, yuni.
" orang itu melempar sebuah kantung kresek."
"Em..mungkin itu cicak juga isinya." Ucap billy anak ips 1 sekaligus ketua rohis yang langsung mengoreksi perkataan yuni.
" bener kata billy.tadi gw lihat cicaknya keluar satu.
Dan, satu lagi. Kita harus waspada, cicak kali ini lebih besar.sebesar iguana."Sebelum ada yang berkomentar atau menyanggah ucapan anak itu. Ada dua anak perempuan yang berada di pojok belakang barisan berteriak kencang.
Dan akhirnya, suara tapak kaki kembali terdengar di ruangan itu. Tangisan dan teriakan saling sahut menyahut.
Tujuan mereka kini hanya satu. Mencari jalan keluar dari villa yang mematikan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senior Gila
FantasyHari liburan sekolah yang seharusnya menyenangkan berubah menjadi tragedi kematian.Wajah-wajah ceria yang terpancar telah musnah seketika.Canda tawa yang seharusnya ada, tergantikan dengan suara tangisan dan air mata. Mau tahu lanjutan ceritanya.jan...