:: Tubuhnya Digilir Ramai-Ramai
(Babak Satu) ::Gue terlahir jelek. Saman memaki dirinya sendiri di depan cermin. Dia sangat tidak percaya dengan dirinya. Dia tidak merasa baik-baik saja. Setiap kali dia bercermin, dia kerapkali merasa kecewa. Tubuhnya meski terlihat ramping, tapi jelas sekali perutnya buncit. Meskipun kakinya bisa tampak terlihat bagus dan jenjang, tetapi pipinya bermasalah. Membal dan kebi. Belum lagi bintik-bintik hitam bekas jerawat kini menyebar luas di wajahnya. Mukanya terlihat kusam dan berminyak. Banyak orang menjauhinya dan tidak ingin berteman dekat dengannya. Banyak orang yang merasa jijik bersamanya.
Sial. Hidup gue memang sial! Berkali-kali Saman menampar pipinya. Dia sangat membenci dengan apa yang Tuhan berikan padanya. Kenapa Tuhan ga adil sih? Kenapa Dia memberikan fisik yang tidak bagus? Terlebih...
"Anjing! Gue homo lagi!" Umpatnya kesal terhadap dirinya sendiri, makin merutuk segala keadaan yang ada.
Dia ga ngerti kenapa dia bisa homo. Lingkungannya benar-benar normal. Dia jadi anak pertama dalam keluarganya. Tidak ada pengalaman traumatis apapun yang menimpanya. Semuanya baik-baik saja.
Tetapi entah kenapa, hasrat miliknya secara biadab membawanya ke dunia perhomoan. Dia sebetulnya frustasi. Berkali-kali cewek menolak dirinya dengan bermacam alasan. Intinya sih sama aja, dirinya jelek! Mana mau cewek dengannya?
Oleh karena itu, dia mencoba beralih mendekati cowok. Ada sih, cowok yang pernah berhubungan seks dengannya. Cuman ya, gimana ya? Dia berulang kali dapat cowok yang setara jelek dengannya. Perut buncit, kadang item, dekil, bau. Tiap kali berhubungan seks –secara terpaksa karena libidonya juga sedang tinggi-tingginya di usianya ini--, dia seperti sedang bergumul dengan sesama 'sampah'. Dia juga ingin merasa diinginkan.
Kali ini dia memutuskan untuk pergi berkelana, kemana saja kakinya membawa malam ini. Dia frustasi juga lama-lama di rumah. Hidupnya sedang terasa amat sangat membosankan. Dia baru saja lulus SMA, dan ada liburan cukup panjang yang harus dilewatinya sebelum memasuki dunia perkuliahan. Kuliah baru masuk bulan September. Sementara dirinya sudah lulus sejak bulan Juni. Jadi, tidak ada yang bisa dia lakukan. Teman-teman kelasnya pergi liburan dengan gengnya masing-masing. Sedangkan, dia sudah biasa tertinggal, dibiarkan sendiri. Dia benar-benar memiliki kehidupan yang menyedihkan.
Saman terbiasa sendirian, meski kalau di kelas, dengan modal otaknya sebenarnya banyak yang mendekatinya –tetapi, tentu saja, hanya untuk mencontek PR atau ulangan harian di kelas. Orang-orang yang mengaku berteman dengannya hanyalah fake friends. Mereka adalah tipe-tipe FWB (Friends With Benefit). Saman benar-benar membenci, tapi kalau dia tidak membantu, dia akan terjebak dalam kesendirian dan kesepian yang sangat membosankan selama di kelas.
Malam dingin menerobos tulang. Membuat giginya bergemelutuk. Kini kedua tangannya saling mengusap, berusaha mereda dingin. Saling menggosok dan menghangatkan. Dia terus berjalan menelusuri jalan di sekitar lingkungannya, tidak ada niatan apa-apa. Dia hanya mencari angin. Menghirup udara malam sepuasnya.
Dia berjalan melalui malam yang temaram. Gang-gang sempit dilewatinya. Dia memang bukan berasal kalangan orang berada. Rumahnya berada di antara pemukiman-pemukiman warga sekitar. Dan warga-warga di sini, sudah memutuskan berada di rumah mereka masing-masing, mengunci diri mereka dari dunia luar. Cuacanya memang sangat dingin sekali akhir-akhir ini. Jika Saman tidak sedang sangat bosan, dia juga lebih suka mengurung diri dan bergelung selimut.
Pasalnya, sudah hampir satu bulan dia berada di rumah. Dia tidur sangat malam: kadang menonton BL stories, kadang membaca komik, kadang chat-an dengan orang asing melalui akun medsos palsunya, dan banyak kadang-kadang lain, termasuk nonton film blue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keknya Ena dibikin Na-Ena
ContoBerisi kumpulan cerita dewasa antara cowok dengan cowok. Sadar umur dan pengelolaan hasrat!