Gairah Brondong SMP (III)

9K 312 8
                                        

Gue memasukkan kelaminnya di dalam mulut. Mempermainkannya seperti es krim. Bau kelamin lelaki yang khas. Tidak bau sabun. Tidak tercium aroma wangi apapun. Hanya ... bau khas lelaki jantan saja. Karena dia keenakkan, gue mengerahkan segala cara yang terbaik yang bisa gue lakuin untuk memberikan kenikmatan yang lebih. Dan bukti kelaminnya yang sudah keras, membuat gue makin semangat untuk bermain main di area itu.

Melihat dia keenakkan dalam beberapa waktu, membuat gue berhenti sejenak untuk melihat ekspresi mukanya dekat dekat. Lekat lekat.

Gue bergerak memainkan putingnya, sedang kelaminnya berada di dalam genggaman. Gue mengocoknya sèmbari lidah ini memainkan putingnya, menjilat memutar. Dan dia masih diam saja, hanya desahan desahan kecil yang mulai dikontrol. Karena sebelumnya pernah mengingatkan, kalau jangan terlalu berisik di kosan.

Gue pengen lihat ketiaknya, pengen menjilatnya. Gue tahu ini aneh, tapi saat lelaki mengangkat kedua tangannya dan memperlihatkan ketiaknya, gairah gue menjadi jadi. Makin meletup ga karuan.

Jadi gue membimbing kedua tangannya agar diletakkan di bagian kepala. Oh ya, sedari tadi, dia hanya memejamkan mata. Menikmati atau entahlah, setiap sentuhan yang gue berikan, baik dengan tangan maupun dengan lidah.

Voila. Tidak terlalu banyak bulu ketek sih, hanya bulu bulu halus sedikit. Tak serimbun pubis pada kelaminnya. Namun tetap saja, terlihat sangat seksi saat gue bisa melihat dari posisi ini. Gue pun kini beralih ke ketiaknya, menjilat jilatnya. Duh ... aduh, kalau gue boleh jujur: asem sih! Karena gue ga suka rasanya, gue ga nerusin ngejilat jilat bagian itu.

I know ... banyak homo yang kalo udah kepalang sange, apa pun diterjang. Cuman ya kalo gue, suka keburu eling, kalau ga suka gue hentikan. Ga pernah maksain diri buat terus mainin di bagian yang gue ga suka. Ga asyik banget gue, kan?

Well ....  karena dia udah buka ketiaknya juga, jadi gue kecup kecup aja, menghidu aromanya tanpa perlu menjilatnya. Setidaknya itu lebih baik.

Gue menerjang lehernya, lalu ke pipinya. Tapi dia kayak yang ngangkat kepalanya ke atas gitu. Oh iya gue keingetan kalo dia ga suka dicium di bagian bibir. Jadi ya udah, gue beralih lagi ke bawah. Kali ini kembali tertuju ke putingnya. Bagian favorit gue banget nih. Apalagi kalau misalnya si puting udah tegak menantang, jilat jilatin dari berbagai sisi, membuat gue makin kesenangan aja gitu.

Hingga karena mungkin udah terlalu membiarkan agak lama bermain di area lain, gue pas lihat kelaminnya kembali, ternyata sudah jatuh lunglai. Tidak sekeras ketika dimainkan di bagian itu. So ... karena gue peduli, dan guenya yang homo sedangkan dia cowok straight biasa, ya udah, gue kembali bermain di area kelaminnya aja.

Gue kembali kocokkin dan jilat jilat hingga sang kelamin kembali berdiri perlahan lalu mengeras. Membuat gue makin semangat buat memperlakukan bagian itu secara istimewa. However, tujuan gue kali ini bikin straight ini puas dulu main sama gue. Karena kalau dia puas, kemungkinan buat repeat order ada. Dan gue juga ga sampai hati, melepas 'tangkapan' gue ini begitu aja. Ya ga? Lo nih yang homo, kalau misalnya lo dapet cowok straight yang sesuai dengan selera lo, lo rela ga lepas gitu aja dan ga mau main lagi sama dia?

Kemungkinannya kecil banget. Gue yakin lo kepengen buat ngerasain hal itu sama dia lagi someday, dan berusaha ngasih service terbaik selagi lo masih bisa melakukannya. Apalagi ini juga 'tangkapan' gue yang ketiga setelah sebelumnya pernah mendapatkan dua cowok straight yang lain. Namun kalau mau gue ceritain juga tentang yang ini, kayaknya butuh waktu dan di lain cerita ya, hehe.

Back then, gue jujur aja nih ... soalan kulum mengulum, gue bukan ahlinya. Gue ga bisa mempertahankan mulut gue terus berada di sana. Pegel cuy, asli. I'm feeling sucks! Ya, gue emang ga terlalu pandai sih dalam hal begituan, tapi gue cukup percaya diri untuk merayu seseorang melalui komunikasi. Untuk memberi kenyamanan lewat kata kata.

"Mau dimasukkin?" tanya gue demi memuaskannya.

Dia yang sedari tadi terpejam hanya menerima sensasi mulut, lidah dan tangan gue aja, kini membuka matanya dan mengangguk. "Boleh a?"

"Boleh, kalau kamu mau coba."

"Rasanya sama kayak ke cewek kan ya a?"

"Lebih enak," jawabku sok pede, padahal gue juga ga tahu seberapa enak masukin kelamin ke lubang belakang. Jadi gue ga tahu rasanya (walau di masa setelah kejadian ini, saat gue pindah kos, ada juga straight yang pasrah gue apa apain. Termasuk gue masukkin lubang belakangnya juga, tapi pake jari. Haha).

"Aa ada kondom?"

"Ada. Bentar." Gue berpaling dulu ngambil kondom dalam laci, lalu membukanya. Sementara dia udah siap siap, beranjak dari posisi berbaring menjadi berdiri. Setelah membukanya, gue memasangkannya langsung ke kelamin yang mulai lunglai lagi di depan gue.

Hadeuh ... ini beneran straight apa gimana sih? Mudah mengacung saat dimainin, tapi ditinggal bentar, udah letoy lagi!

"Kocokkin dulu a, biar keras lagi."

Gue mengangguk. Ya udahlah, apa aja deh gue lakuin sekarang. Demi cowok ini biar mau balik lagi ke gue suatu hari nanti.

(Dan ternyata emang beneran balik lagi, meski dalam selang waktu yang agak lama. Di pertemuan selanjutnya, dia bawa brondong yang merupakan teman sepermainannya.)

Setelah gue kocokkin bentar, kelaminnya mengeras kembali. Membuat gue bersiap siap, mengambil posisi. Gue telentang di atas kasur dan mengangkat kedua kaki gue, agar pantat gue terlihat sempurna.

Silakan Tuan, kurang lebih itu mungkin yang pantat gue pengen sampaikan saat dirinya berada di posisi kayak gitu.

Meski dia sudah pernah sama cewek, tapi dia ga tahu cara mainnya sama cowok. Jadi dia main berusaha langsung menusukkan kelaminnya ke lubang gue gitu aja tanpa penetrasi. Membuat gue kaget dan otomatis ngerasa kesakitan.

"Argghhh ... bentar," gue menahan dia agar tidak menggerakkan lebih jauh lagi. Gue merasa kesakitan. Dan itu berarti gue sedang menahan dadanya, agar tidak maju dulu. Gue bisa melihat dadanya sekarang yang terlihat seksi dalam posisi begini. Juga telapak tangan gue yang menyentuh dadanya, merasakan getaran yang mengalirkan sengatan listrik ke otak gue. Anjrit! Ini beneran ya, gue lagi ditusuk sama cowok yang selama ini mainnya di kelamin cewek! Kayak beda aja gitu sensasinya.

Jadi gue membimbing dia di langkah selanjutnya. "Please dek ... pelan pelan ya mainnya. Biarkan pantat aa bisa rileks dan nerima kepunyaan kamu dulu ya."

Dia mengangguk, dan kini coba lebih santai. Lebih memainkannya pelan pelan. Sesuai dengan arahan gue. Membuat gue jadi lebih terbiasa, dan bisa menerima kelaminnya yang kini sedang bergerak maju mundur di sana.

Dia mulai menikmati dan mendesah kecil. Gue juga. Dan keringat kami (karena di kosan kecil ini ga ada kipas apalagi AC) juga bercucuran. Membuat suasana perseteruan di atas kasur lantai ini, jadi lebih seru dan menggairahkan.

Gue suka banget elo, dek! Seksinya ekspresi dan desahan lo di posisi kayak gini tuh, naikkin libido banget. Gue ga mau lepasin lo gitu aja!

♤♤♤

Ayo dong, ikut Vote dan Comment ya! Biar gue tambah semangat updatenya.  Makin banyak vote, makin pengen gue update segera ... 😁😉

Keknya Ena dibikin Na-EnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang