Kami terlalu asyik membahas tentang si laki-laki itu. Sampai kami lupa bahwa kami sedang bermain petak umpat. Keesokan harinya, saat waktu istirahat tiba, aku, Chelsea dan Rachel bergegas pergi ke kantin. Seperti biasa, kami bertiga membeli makanan, minuman, lalu mencari tempat duduk diantara banyaknya siswa-siswi SMA 12 ini. Lezatnya makanan yang kami beli membuat kami tidak memerdulikan lingkungan sekitar. Sampai akhirnya aku melihat si nomor punggung 18 yang di katakan Rachel kemarin.
“Chel.. itu kan cowo yang kemarin kamu tunjuk.” Kataku sambil menepuk-nepuk tangan Rachel.
“Mana-mana! Mana Kay?? Kaylaa, manaa?” tanya Rachel dengan wajah bahagia.
“Itu yang jalan sama temannya.” Balasku sambil menunjuk ke arah samping kanan.
“Yaa Allah ganteng bangettt!” ucap Rachel sekali lagi denga wajah bahagia.
Entah mengapa aku merasakan sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang sulit dijelaskan. Seperti senang jika bertemu dengan si nopung 18 itu. Tapi aku tidak mau tergesa-gesa dalam mengambil keputusan.
“Kayla kenapa senyum senyum sendiri? Hayooo.” Celetuk Chelsea membbarkan lamunanku.
“Kayla mikirin siapa sih? Kok ngelamun gitu? Pipi nya merah lagi.” Sambung Rachel.
“Apaan sih kalian ini? Hih! Aku nggak mikirin siapa siapa kok.” Balasku sembari memasang wajah malu
“Ayoo.. ayo.. Kayla!! Jujur aja dong ke kita.” Bujuk Rachel.
“Udah deh kalian semua. Habisin itu makanan nya.” Jawabku seraya menunjuk ke arah makanan Rachel dan Chelsea.
Di hari-hari berikutnya, Rachel memberitahukan sebuah kabar bahwa sinopung 18 itu ternyata adalah anak kelas XI IPS 3, yang artinya dia adalah kakak kelas ku. Rachel juga memberitahukan bahwa nama dari laki-laki itu adalah Diego.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak Kelas
Teen FictionSemua berawal dari pelajaran olahraga dan sebuah insiden di pagi hari, yang sudah membuat Kayla jatuh tanpa penyesalan.