Interlude

487 12 0
                                    

18 September 2017
06.00

Seorang mahasiswi yang masih bergelung dengan selimutnya, dibuat sadar oleh alarmnya. Dia pun mencoba mematikan alarm yang sudah di setnya agar tidak terlambat masuk kuliah perdana. Kali ini dia memang terbangun tapi bukan karena alarmnya tapi karena ibunya yang menyiramnya pakai air segayung.

"Amira Nilam Darra, kamu itu sudah mahasiswi jadi jangan suka terlambat lagi. Adikmu baru saja selesai mandi, kamu shalat subuh terus cepat mandi karena adikmu bisa terlambat lagi." tihta ibunya.

"Iya ma Nilam bangun nih." Nilam yang masih ngantuk bergerak malas menuju kamar mandi tapi ibunya yang masih berdiri di depan pintu menatapnya tajam membuatnya lari terbirit-birit ke kamar mandi.

Nilam yang sedang mandi tengah berfikir bakal di apakan dia saat kuliah perdananya, dia sudah membayangkan dirinya yang tengah dimarahi seniornya. Sebenarnya Nilam itu pendiam dan pemalu jika bertemu dengan orang baru dan juga sering gugup di depan umum. Bahkan dia sudah membayangkan dirinya yang malu di depan teman-temannya karena tidak bisa menjawab pertanyaan. Tapi tidak juga susah untuk berteman dengannya, yang jelas dia bisa merasa nyaman dengan orang itu

"NILAM" teriak ibunya dari dapur.

Karena mendengar teriakan ibunya Nilam pun bergegas menyelesaikan mandinya dan memakai baju yang sudah dia siapkan semalam.

Setelah semua selesai Nilam pun turun dan sarapan sendiri karena sudah ditinggal ayah dan adiknya.

Nilam pun telah selesai sarapan dan langsung naik ke mobil yang sedari tadi sudah menunggu dengan kesal.

"Kakak, bisa gak sih cepat dikit Ghea sudah telat tau." sungut adiknya.

"Sori-sori, habis begadang download video semalam." bisik Nilam ditelinga adiknya takut ayahnya dengar apa yang dikerjakannya semalam.

Mereka pun berangkat diiringi lagu dari album Monokrom Tulus yang sengaja di putar ayahnya agar tetap rileks diatas mobil. Ayahnya memang pecandu musik-musik jazz.

Setengah album sudah terputar itu menandakan jika Nilam sudah sampai dikampusnya. Nilam pun menyalami ayahnya lalu turun dan langsung berlari ke LT fakuktasnya.

Beberapa bangku sudah hampir full. Untung saja dia sudah meminta teman yang baru dikenalnya untuk menyimpankan kursi untuknya. Hampir saja dia terlambat. Akhirnya Nilam pun duduk dengan tenang di bangku yang disimpankan temannya.

Tak berapa lama beberapa senior masuk. Jurusannya agak sedikit berbeda dari jurusan lain. Tak ada bentak-bentak yang tak jelas dan juga dress code yang harus dikenakan selama satu semester atau bahkan dua semester.

Beberapa senior pun mulai memperkenalkan dirinya masing-masing. Namun mata Nilam sedari tadi menatap ke salah satu senior yang duduk ditengah sedang menertawakan temannya yang bertindak lucu saat memperkenalkan diri.

Saking asiknya menatap, tanpa sadar akhirnya giliran senior itu pun memperkenalkan diri. "Nama saya Muhammad Imad Narendra. Kalin bisa panggil kak Imad. Jabatannya itu, apayah? Lupa." ucapnya bercanda membuat seisi ruangan tertawa.

"Dia ini ketua himpunan jurusan." ucap temannya yang berdiri disamping Imad.

Akhirnya perkenalan senior pun berakhir, Kini giliran para maba yang memperkenalkan dirinya. Tadinya nilam tidak gugup namun akhirnya gugup saat sudah giliran di deretan bangkunya. Saat tiba di giliran Nilam. Nilam sempat terdiam dan menghembuskan nafas beratnya tepat di mic yang sudah ditangannya sehingga membuat beberapa senior tertawa termasuk kak Imad tadi. Nilam pun tambah gugup karena di tatap oleh kak Imad.

"Na .. Namaku Amira Nilam Darra, biasa di panggil Nilam. Tujuan masuk jurusan ini karena saya mau mewujudkan mimpi saya." ucap Nilam gugup dan langsung memberikan mic ke teman di sampingnya.

Peach Abu-Abu [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang