Sedingin apapun angin malam masih mampu aku lawan agar aku tidak berpenyakitan. Tapi melawan dinginnya sikapmu aku tak sanggup, aku lemah aku nub.
Jika disuruh memilih antara kau tampar langsung pipiku dengan mendinginnya sikapmu, aku tidak ingin memilih salah satunya. Aku lebih memilih memutar kembali waktu agar hal yang mampu merubahmu tidak terjadi. Aku ingin kamu biasa saja, dengan tawa yang selalu bisa membuatku berfikir, adakah bahagia yang lebih dari itu, adakah hidup yang lebih hidup daripada itu, sungguh maafkan aku.
Apapun kesalahanku, maafkanlah aku. Aku tidak kuat menahan dingin yang kau buat, aku lemah jika dinginmu berulah, kembalilah, hangatkan aku yang kini influenza.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDEA NOT A-DIE
Teen FictionMasih nulis semaunya, isinya bukan cerita, hanya kumpulan kata-kata.