Chapter 1

453 43 4
                                    

Suara tawa memenuhi ruangan itu, bunyi rintikan hujan di luar sama sekali tidak membuat suasana suram. Malah sebaliknya, orang-orang merasa semakin bersemangat untuk bercerita dan bercanda.

Seorang wanita yang berdiri tepat di depan papan tulis memukulkan penggaris ke meja, memberi tanda kepada siswanya untuk tenang. Dalam sekejab, semua orang terdiam dan menatapnya dengan pandangan penasaran.

"Sensei ingin mengajukan pertanyaan kepada kalian. Pertama, Tama-chan, ketika kau besar kau ingin menjadi apa?" Tanya wanita itu pada gadis berambut hijau yang duduk di depan. Gadis itu tampak terkejut dan kemudian tersenyum cerah.

"Ketika aku besar, aku ingin menjadi astronot!"

"Bagus, sangat bagus. Bagaimana denganmu, Kagura-chan?"

Gadis bernama Kagura itu hanya menatap gurunya dengan tenang selama beberapa saat sebelum membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya itu. "Jika aku sudah besar, aku ingin menikah dengan orang kaya." Seperti di novel-novel, tambah Kagura dalam hatinya.

Jawaban Kagura membuat semua orang terdiam, tidak menyangka bahwa gadis cantik bersurai jingga itu akan menjawab seperti itu. Ketika keterpakuan akhirnya selesai, seorang pemuda berteriak ke guru wanita yang masih menatap kosong pada Kagura.

"Aku tahu mengapa Kagura ingin menikah dengan orang kaya, Sensei. Itu karena keluarganya miskin!"

"Oh, tentu saja. Pantas kau ingin menikah dengan orang kaya, Kagura-chan." Gurunya hanya menatap Kagura dengan tatapan mencela nan jijik. Gadis itu hanya kembali menatap lembaran bukunya yang kosong sembari menghela napas pelan.

'Padahal aku tidak bermaksud seperti itu.'

***

"Mami, lihat apa yang sudah kubuat!" Kamui mengangkat gambar buatannya dan dengan penuh semangat menunjukkannya pada Kouka. Wanita bermata emerald itu mengangkat kepalanya yang sedari tadi tertunduk dan tersenyum lembut.

Kamui menggambar dirinya. Kouka di gambar itu sedang melihat ke luar jendela, tampak begitu nyata dan indah. Kamui memang memiliki bakat menggambar, dan sejak dulu Kouka selalu mendukung putranya itu.

"Gambaran Kamui-kun sangat indah. Mami suka." Kouka mengelus surai Kamui dengan kasih sayang. Dia sangat berharap agar bisa menghabiskan waktu selamanya dengan anak-anaknya, mengawasi ketika mereka tumbuh dan memiliki keluarga.

"Uhuk-uhuk!"

"Mami!"

Kagura yang baru saja pulang dari sekolah langsung menjatuhkan tas miliknya dan berlari ke arah Kouka yang tengah berbaring di sofa ruang keluarga. Dia tampak panik. Gadis itu segera mengeluarkan sapu tangannya dan memberikannya pada sang ibu sedangkan Kamui sendiri telah berlari ke dapur dan mengambilkan air untuk Kouka.

Beberapa saat kemudian batuk Kouka berhenti, Kamui datang dan memberikan gelas berisi air hangat itu pada Kouka. Kedua anak itu mengawasi ibu mereka yang meminum air dengan cepat. Kouka meletakkan gelasnya di atas meja dan tersenyum menenangkan pada keduanya.

"Mami tidak apa-apa, hanya batuk-batuk biasa. Bagaimana tadi kegiatan Kagura-chan di sekolah?" Kagura tahu bahwa ibunya sedang mencoba mengalihkan perhatian mereka dari batuk-batuknya. Dia tidak ingin membebani ibunya dan mulai berceloteh dengan riang.

The CEO WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang