Chapter 3

222 24 1
                                    

Untuk pertama kalinya setelah bertahun-tahun, Kamui menginjakkan kakinya di kota Edo. 6 tahun yang lalu dia meninggalkan kota ini dalam perasaan sedih, hancur, dan putus asa. Kamui menghela napas panjang. Dia sungguh anak yang tidak berbakti dan durhaka serta kakak yang buruk. Ketika keluarganya membutuhkannya dia malah menghilang.

(Memangnya Aang? 😂)

Tin Tin

Kamui menoleh dan mendapati Soyo yang sedang berada di dalam mobilnya, tersenyum kepadanya. Tunangannya itu melambaikan tangan dan dalam sekejab, Kamui telah sampai di pinggir mobil. Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Soyo dan mencium gadis itu.

"Yamette, Kamui-kun," Soyo mendorong tubuh pria itu pelan lalu memeluknya. "Aku merindukanmu."

Kamui yang mendengar itu hanya tertawa pelan, gadisnya ini sungguh manja. Mereka baru tidak bertemu dan dia sudah seperti ini, bagaimana jika mereka tidak bertemu selamanya.....

"Ayo, masuk. Setelah ini aku akan menjemput temanku dan mengantarnya," Soyo masuk diikuti Kamui. Supir membawa barang bawaan Kamui dan menaruhnya di belakang.

Mereka akan tinggal di apartemen Soyo, lalu Kamui akan mencari apartemen lainnya dengan bantuan gadis itu untuk mereka tinggali. Mereka sudah sepakat akan menikah dalam waktu dekat, karena itu Kamui harus segera mencari tempat tinggal untuk keluarga kecilnya.

Setelah memberikan Kamui sandi apartemennya Soyo memerintahkan supir untuk membawanya ke rumah Kagura. Dia sama sekali tidak mengetahui bahwa kedua orang itu adalah saudara. Kamui tidak pernah menceritakan masa lalunya secara lengkap. Dia hanya mengatakan bahwa dirinya adalah anak durhaka dan kakak yang jahat karena meninggalkan keluarganya. Jika Kamui sudah menceritakan itu, Soyo akan memeluknya dan menenangkannya.

Di rumah Kagura, gadis berambut jingga itu sedang merapikan rumahnya yang berantakan akibat kedatangan preman Takasugi. Setelah 20 menit, rumahnya telah kembali rapi seperti sebelumnya. Kagura duduk di kursi dengan sandaran tinggi sambil menunggu Soyo. Dia memikirkan calon kliennya. Dalam hati Kagura mendesah, karena nasib sial ini dia terpaksa menerima tawaran teman kampusnya untuk menjadi teman kencan di hadapan keluarga orang itu. Kagura merasa tak nyaman, dia pernah mendengar dari Shimura Tae bahwa orang ini sangat sombong dan keluarganya tak kalah sombong darinya.

Beberapa menit berlalu hingga suara klakson mobil membuyarkan lamunan gadis itu. Kagura mengambil tasnya dan berjalan keluar rumah, menuju mobil  Soyo yang datang menjemputnya.

Tokugawa Soyo adalah teman Kagura semasa SMA. Mereka berteman semenjak Kagura pindah ke Edo bersama keluarganya. Soyo seringkali membantu Kagura, mencarikannya pekerjaan atau memberi tumpangan. Soyo juga sering menawari Kagura pekerjaan di perusahaannya, namun Kagura menolaknya. Dia sering sibuk, dan dia takut akan melalaikan tugas di perusahaan Soyo. Terlebih lagi, Kagura tidak ingin menyusahkan sahabatnya itu lagi. Dia merasa benar-benar tidak berguna jika hanya mengandalkan orang lain.

Di dalam mobil, Soyo menunggu Kagura dan tersenyum lembut pada sahabatnya itu. "Apakah kau yakin? Jika tidak aku akan mengatakan kepada orang itu kalau kau sakit dan tidak bisa menjadi teman kencannya."

Kagura tersenyum, "tidak perlu. Aku bisa."

"Baiklah. Fighting!"

Mobil berjalan menjauh dari rumah Kagura menuju hotel tempat dia akan bertemu dengan kliennya. Mendadak, Kagura merasa menyesal. Seharusnya dia menolak saja. Perasaan menyesal itu terus memenuhi relung hatinya hingga akhirnya mobil sampai di depan hotel. Dengan berat hati, dan penuh keterpaksaan, Kagura tersenyum serta melambai pada Soyo.

The CEO WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang