Chapter 5

284 31 9
                                    

Kagura menganga, tidak menyangka akan mendengar pertanyaan seperti itu dari mulut pria sadis di hadapannya ini. Apakah setua itu wajahnya? Padahal Kagura baru saja berulang tahun yang ke 20 lima bulan yang lalu.

"Apakah kau sudah memiliki suami?" ulang Sougo dengan tidak sabar, sebenarnya dia merasa sedikit terhibur melihat ekspresi tolol gadis itu.

"A-a-aku tidak memiliki suami!" jerit Kagura, Sougo segera menutup telinganya sementara hatinya bersorak. Berarti gadis itu belum ada yang memiliki. Kalaupun ada pacar, selama lonceng belum berdentang, tikungan masih tajam.

"Kalau begitu, menikahlah denganku."

Sekali lagi Kagura menganga, mulutnya terbuka lebar, matanya membelalak hingga bola matanya nyaris keluar. Setengah menit Kagura tetap pada posenya itu. Sougo tertawa melihat Kagura yang sekarang sudah pulih dari keterkejutannya dan mengulang kata-katanya.

Mobil berhenti di depan gedung perusahaan Sougo, supir membuka pintu. Kagura mundur dengan cepat dan keluar dari mobil.

"Kau gila!" gadis itu menjerit, entah untuk ke berapa kalinya pagi ini, dan berlari meninggalkan Sougo serta satpam dan pegawai-pegawainya. Mereka semua menatap gadis berambut vermillion itu dan Sougo berulang kali.

"Zaki, selidiki dia," perintah Sougo pada Yamazaki yang ikut menyambutnya. Pria itu terkejut tetapi tidak membantah. Percuma saja. Dalam hatinya Yamazaki sedikit merasa kasihan pada gadis gila itu, dia akan menjadi mainan baru Sougo sang CEO sadis.

***

Kagura berlari dengan kencang dan segera melompat masuk pada angkot yang kebetulan lewat hingga penumpang lainnya serta supir angkot itu tercengang. Kagura memberi alamat jalan rumahnya dengan terbata-bata dan duduk. Wajahnya pucat pasi serta keringat dinginnya tidak berhenti mengucur.

"Gila! Kenal saja tidak, langsung mengajakku menikah!" gerutu Kagura tak ingat tempat, sekali lagi semua orang memandangnya dengan aneh. Merasa bahwa gadis itu gila. Untungnya (atau sialnya) Kagura tidak merasa.

"Mati saja sana! Huh, jika aku melihatnya lagi aku akan melaporkannya pada polisi! Dasar orang gila!"

Ocehan gadis itu terhenti ketika angkot sampai di depan gang rumahnya. Kagura mengeluarkan beberapa lembar uang dan turun lalu berjalan ke arah rumah mungilnya itu. Di teras terlihat Kouka sedang menyapu sedangkan Kankou membaca koran. Entah di dapat dari mana koran itu. Kagura segera memasang senyum lebarnya dan menyapa orang tuanya.

"Mami! Papi!"

Kedua orang yang dipanggil itu segera menoleh ke asal suara, mereka sedikit terkejut melihat Kagura yang pulang cepat.

"Kagura-chan, tumben pulang cepat. Apakah semua baik-baik saja?" mendengar pertanyaan ibunya, Kagura merasa kesal kembali tetapi gadis itu menggeleng.

"Semua baik-baik saja, Mami. Hanya saja hari ini dosen kami sedang keluar kota untuk mengunjungi putrinya." Jelas Kagura. "Mami masuklah, biar Kagura yang menyapu."

"Tidak perlu. Mami juga bosan di dalam rumah, selama ini selalu Kagura-chan yang mengurus rumah. Biarkan Mami sekali-sekali menyapu."

Mendengar perkataan Kouka, Kagura mengurungkan niatnya untuk memaksa wanita itu masuk kembali. Kouka pasti bosan selalu berada di dalam rumah dan setidaknya ingin sekali-sekali keluar. Kagura kemudian masuk  dan segera ke kamarnya. Gadis itu mengeluarkan barang-barangnya dari dalam tas dan berbaring.

The CEO WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang