4#Difficult Decision

6 1 0
                                    

    Hari ini Felycia sudah diperbolehkan untuk pulang keRumah oleh Dokter, memang sebenarnya dari kemarin Felycia terus memaksa agar ia bisa pulang keRumah secepatnya. Ia tidak betah berada diRumah Sakit terlalu lama, suasana Rumah Sakit begitu memuakkan untuk Felycia.

    Sehingga pada akhirnya, Dokter pun mengizinkan Felycia untuk pulang,  dengan syarat tetap istirahat terlebih dahulu diRumah dan tidak boleh terlalu banyak melakukan aktivitas.

    Felycia pulang dengan Taksi, yaa.. semalam Raka terpaksa pulang keRumah karena Felycia yang memang terus bersikap dingin kepada Raka dan terus mengusir Raka agar pulang, sebenarnya Felycia tidak tega melakukan hal itu kepada Raka, tapi apa boleh buat? Baginya itu adalah cara terbaik untuk menjauhi dirinya dari Raka.

    Semua biaya Administrasi pun telah lunas, walaupun pihak Rumah Sakit tidak bisa memberitahukan siapa yang telah membayarnya kepada Felycia, tapi Felycia sangat yakin pasti Raka yang sudah membayarnya, padahal Felycia sudah mengancam jangan melakukan hal itu, tapi Raka memang keras kepala fikir Felycia. Sepanjang perjalanan menuju Rumah, tiba-tiba Felycia teringat dengan Odeng nya, Felycia merasa cemas pada sepedanya, ia takut Odeng kesayangan nya itu tertinggal diKampus atau bahkan dicuri orang?

    Tidak-tidak, membayangkan nya saja sudah membuat Felycia bergidik ngeri. Ia terlalu cinta pada Odeng nya itu.

    Setelah sampai dan membayar ongkos Taksi yang ia naiki, Felycia langsung berlari kecil memasuki halaman Rumahnya. Akhirnya ia merasa lega karena Odeng nya itu masih ada dan terparkir tepat ditempat biasa. Felycia pun tersenyum senang dan mendekati sepedanya.

"Odeng ku sudah sampai duluan ternyata."ucap Felycia pada sepedanya.

    Tanpa disadari dari kejauhan ada Raka yang sedang memperhatikan Felycia sambil tersenyum melihat kelakuan Sahabat nya yang tidak pernah berubah terhadap Odeng kesayangannya itu.

'Gue seneng ngeliat lu senyum kaya gitu,apalagi kalo gue yang jadi alasan lu tersenyum.'batin Raka.

    Raka tidak berniat untuk menghampiri Felycia, ia hanya ingin memastikan bahwa Felycia baik-baik saja.

❤💖❤

    Setelah masuk kedalam Rumah, Felycia langsung merebahkan tubuhnya yang memang masih sangat lemas dan lelah. Kasur memang tujuan utamanya jika sampai diRumah. Lalu ia memasang headset dikedua telinganya, dan seperti biasa ia memutar lagu 'Ephipany' dan mulai terhanyut dalam alunan musik tersebut, hingga tanpa sadar ia pun memejamkan kedua matanya.

'Sayang, Mama sama Papa hanya pergi seminggu kok..jadi kamu tidak usah khawatir. Kita pasti segera kembali, nanti kita rayakan ulang tahun mu sama-sama yaaa..'

'Jaga diri baik-baik ya, Papa sama Mama berangkat dulu'

'Kalo ada yang macem-macem sama Princess Abang, liat aja apa yang akan Abang lakuin keorang nya!'

'Jangan sedih dong Princess Lyly.. Kan ada Abang yang gak akan pernah ninggalin kamu'

    Tiba-tiba bayangan akan masa lalunya dengan kata-kata terakhir yang diucapkan oleh kedua Orang Tua dan juga Abang nya terputar kembali diingatan Felycia, yang membuat Felycia berhasil meneteskan air matanya. Ia menangis terisak dan merasakan sesak didadanya.

    Kedua Orang Tua nya pergi meninggalkan Felycia saat perjalanan pulang menuju Bandung, Mobil yang dikendarai oleh sang supir ternyata rem nya blong, sehingga Mobil pun oleng dan menabrak bangunan yang memang berada dipinggir jalanan tersebut. Kejadian na'as itu sangat membuat Felycia terpukul, padahal ia sudah sangat gembira mendengar kabar bahwa kedua Orang Tua nya akan pulang dan menemuinya untuk merayakan Ulang Tahun nya bersama, namun kenyataan berkata lain, justru kedua Orang Tua nya kembali dengan keadaan yang tidak pernah Felycia bayangkan sebelum nya. Sejak itu, Felycia sangat membenci tanggal 13 Maret yang menjadi hari Ulang Tahun sekaligus kepergian kedua Orang Tua nya, Ia benar-benar menyesal telah memaksa kedua Orang Tuanya agar pulang keRumah hanya untuk merayakan Ulang Tahun nya yang sangat tidak penting itu, jika ia tau akan begini jadinya Felycia tidak akan pernah sebodoh itu marah pada kedua Orang Tuanya hanya karena mereka tidak bisa pulang lebih cepat dan merayakan Ulang Tahun nya bersama. Setelah kejadian itu, Felycia tidak pernah mau keluar kamar, ia mengurung dirinya seharian penuh didalam kamar tanpa mau berinteraksi dengan siapapun, termasuk Abang nya sendiri.

Believe It. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang