Buku

13 1 0
                                    

Murid lelaki itu memerhatikannya. Menelisik sosok beberapa langkah di depannya yang tengah membaca buku di sebuah kursi panjang -yang memang disediakan di depan setiap kelas.

Tungkainya melangkah, menghampiri sosok tersebut kemudian duduk di sebelahnya.

"Kakak suka baca buku?" Begitu ia bertanya.

Sosok itu -gadis berambut panjang dan sedikit ikal di bagian bawah- menoleh, mendapati eksistensi seorang siswa yang tidak asing baginya.

"Novel, lebih tepatnya." Ucap gadis itu

"Novel kan juga buku." Balasnya.

Gadis itu diam tak menanggapi. Tidak peduli sebenarnya dan lanjut membaca kumpulan aksara yang tengah ia genggam.

"Aku juga suka baca buku." Timpalnya.

Gadis itu menoleh lagi, kali ini dengan kernyitan di dahinya. "Terus?"

"Gue nggak nanya."

Didapatinya murid lelaki itu berdehem gugup, mengalihkan pandangannya sambil mengusap tengkuk.

Ah! Gadis itu ingat. Murid di sebelahnya ini adalah adik kelas yang sering menyapanya ketika mereka berpapasan. Ia tidak tahu siapa namanya. Tidak peduli juga.

"Kakak lebih suka genre cerita apa?"

Si gadis jengah. Merasa quality timenya diganggu dengan pertanyaan-pertanyaan tidak penting. Ia menutup bukunya keras dan akan membalas, kalau saja-

"GAS TEROOOOSS KAL!!"

-suara nyaring yang mendadak muncul itu tidak menginterupsinya.

Keduanya menoleh, mendapati seorang murid lelaki berlalu sambil memasang wajah mengejek pada temannya -murid lelaki di sebelah sang gadis.

Gadis itu langsung saja berdiri dan kembali masuk ke kelasnya dengan perasaan kesal.

Haikal -si murid lelaki- sempat tergagap kala mendapati kakak kelasnya berlalu meninggalkannya begitu saja. Ia merutuk dalam hati dan bersumpah akan membalas Jibran yang suaranya lebih nyaring dari bel pulang sekolah itu.











Chasing You
_scene kesekian_

CORETANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang