"Nanti kamu dateng nggak?"
"Hah? Kemana?"
"Nikahan temenmu itu lho."
Kamu tidak langsung menjawab. Dahimu berkerut, sedang berpikir, siapa temanmu yang akan menikah.
"Oooh... Liat nanti dah ya."
"Kok liat nanti?"
"Ya iya, liat nanti kalo aku nggak males." Balasmu dengan haha-hehe di akhir kalimat.
"Lho temenmu mau nikah, lho. Kok bisa males gitu?"
"Ya kan kamu tau sendiri, aku buat diri sendiri aja kadang males, apalagi buat orang lain?"
"Kamu kalo kaya gini terus, nanti nggak ada yang mau lho sama kamu."
"Ya maap-maap aja, aku sama sekali nggak ada pikiran buat kesana."
"Heh! Sembarangan kamu kalo ngomong."
"Lha emang kenapa? Pusing-pusing mikirin begitu. Kalo emang sama Allah dikasih kesempatan buat nikah ya aku terima."
"Tapi aku liat-liat dulu. Kalo nggak cakep, nggak kaya, nggak mau aku hehehe."
"Sinting kamu ya, bisa ngomong enteng kaya gitu."
"Eh, tapi jujur deh..."
"Apa?"
"Aku pengen ngerasain yang namanya pacaran."
"Tapi pacaran aja, jangan komitmen. Nggak mau aku kalo komitmen, belum siap hehehe."
"Terserah. Nggak nyampe aku sama pemikiranmu"
-[]-
KAMU SEDANG MEMBACA
CORETAN
Short StoryCuma potongan-potongan cerita yang mampir di kepala. Sayang kalo nanti kelupaan