2

7.3K 1K 165
                                    

"Gua bener Bener kangen sama lu lin" Hyunjin memberi jeda, ia menatap nisan milik mantan kekasihnya. Bahkan airmata sudah tidak bisa ia bendung lagi, hari sudah mulai malam, tetapi hyunjin enggan meninggalkan tempat peristirahatan terakhir milik HeJunlin.

"Harusnya lu ada-" Hyunjin terisak. Mengingat kejadian setahun yang lalu. Dimana ia kehilangan kekasihnya karna kecelakaan pesawat."Harusnya lu bareng sama gua. Sekolah dijakarta. Kita bisa bersama kaya janji kita kan?!"

Hyunjin ingin marah. Tapi percuma, walalupun ia menangis darahpun kekasihnya tidak akan kembali. Ia telah pergi, dan menyisakan banyak kenangan indah yang mereka lalui selama 3 tahun terakhir mereka berpacaran dari masa SMP. Mereka memang sama, Mereka Sama sama Berjenis kelamin Laki laki. Tapi hyunjin sangat menyayangi Junlin walaupun sebernarnya mereka berbeda kepercyaan.

"Yang tenang ya. Gua janji bakal sering main" Bisik hyunjin. Bibirnya mengukir senyum penuh pilu. "Gua balik".

Hyunjin bangkit. Lalu mengecup nisan milik kekasihnya itu. Terasa berat untuk meninggalkan kekasihnya sendirian pasti ia kedinginan. Tapi hyunjin tidak bisa menolong apapun. Ia hanya bisa berdoa.

Hujan deras turun tiba tiba membuat hyunjin kaget dan bergegas meninggalkan tempat itu. Ia bahkan tidak membawa motor atau mobil, hari ini ia memakai angkot tapi mungkin saja semua angkutan umum telah istirahat karna hari semakin sore dan sebentar lagi maghrib.

Hyunjin berdiri halte untuk sekedar berteduh menunggu hujan surut dan entah kapan akan surut.

"Hp mati lagi. Mama pasti nyariin"Gumam hyunjin sambil milirik jam tangannya yang menunjukan pukul 05.46 PM.

Dari kejauhan ia melihat seseorang yang mengendarai sepeda ontel tua. Seseorang itu berlari tegesa gesa menuju halte yang sama dengannya. Seseorang itu juga memakai baju seragam sekolah yang sama. Dan, ia membawa banyak belanjaan yang dikemas dengan tiga plastik sedang.

Saat orang itu semakin dekat, hyunjin baru menyadari jika seseorang itu adalah teman sebangkunya.

Ya. Jeongin yang habis pulang belanja kebetuhan rumah pulang tegesa gesa karna tiba tiba saja hujan turun. Dan ia memilih halte, karna itu adalah lokasi terdekat yang ada didekat supermarket.

BRUKKKK

Untuk kesekian kalinya jeongin terjatuh tepat didepan hyunjin. Sepeda ontelnya sampai terbentur keras juga belanjaannya yang berhamburan. Jeongin tersandung kakinya sendiri karna terlalu tergesa gesa.

"Kayanya emang nih orang hobi nya jatoh" ucap hyunjin dalam hati.

Jeongin mendongah merasa ada orang lain selain dirinya yang duduk dihalte. Ternyata Cowok dingin itu ada disatu tempat yang sama dengannya.

Dengan cepat jeongin memunguti barang barang nya dan hendak bergegas pergi walaupun hujan semakin deras.

"Mau kemane? " tanya hyunjin, menatap jeongin lekat lekat.

"Mau pu-pulang",

"Kok gua gugup terus sih:("

"Neduh dulu aja. Hujan gede banget nanti lu demam" ucap hyunjin tanpa menoleh ke arah jeongin. Hyunjin merogoh saku celananya. Mengambil satu Batang Rokok malb*ro dan menyerapnya berkali kali.

Jeongin menatap teman barunya itu. Ternyata, saat disekolah dia pendiam itu hanya topeng. Jeongin mengira jika hyunjin bisa berteman dengannya. Tetapi setelah melihat ini, semua pikiran tentang pertemanan itu lenyap.

"Ngapa liatin? Suka?"

Otomatis jeongin langsung menoleh ke arah lain. Enak saja, jeongin pria normal gak mungkin suka sama cowok yang tampangnya urakan seperti hyunjin.

"Jangan ja-jangan so tau!" Jawab pria berkacamata itu. Lalu duduk disebelah hyunjin.

Ah, Hujan benar benar sangat deras. Mungkin ini akan sangat lama. Dan jeongin melupakan sesuatu. Pukul 6 nanti jeongin harus sampai dirumah, karna semua bahan masakan untuk makan malam harus cepat siap.

Mama Tiri nya mungkin akan marah besar jika sampai dia terlambat pulang.

"kayanya gua harus pulang sekarang. Gak enak juga hawa nya deketan sama setan"Gumam jeongin sambil sedikit menoleh ke hyunjin yang sedang asik memainkan asap rokok.

"Gua denger" Balas Hyunjin, menoleh sejenak lalu membuang rokoknya.

Jeongin tertegun saat pria jangkung itu mendekat ke arahnya. Takut takut jika dirinya akan dibegal atau di bunuh atau dimutilasi atau kemungkinan hal hal buruk yang akan terjadi padanya.

Jeongin sampai terduduk karna hyunjin yang terus mendekat ke arahnya.

"Ada ad-ada apa?"Tanya jeongin, seluruh tubuhnya seakan membeku. Ia terlalu gugup berdekatan dengan orang asing sampai seperti ini.

Hyunjin menahan tawa. Melihat raut wajah jeongin yang takut dan mukanya memerah. Maka ia berbisik, "Gua gay, jadi bisa aja gua jadiin lu pacar, gak ush ngatain gua setan, kalo lu belum tau gimana jika setan udah marah". Dan hyunjin menjauh, menerobos pasukan air yang turun dengan deras, lalu menghilang seperti bayangan.

Jeongin masih terdiam. Mencerna kata kata dari pria jangkung tadi. Dia sungguh misterius. "Dia gay?"

-To be continued-

Slow update ya sayang sayang!!! 😘😘😘

ᴍʏ ɴᴇʀᴅ ʙᴏʏғʀɪᴇɴᴅ•Hyunjeong✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang