alim? [Dalam Revisi]

--; tak terduga

Selama lomba berlangsung, Saeron gak ngeliat dimana Hina, Siyeon, Nancy, Somi bahkan teman temannya yang cowok.

Jadi, Saeron sama Renjun cuman berdua gitu. Duduk didepan kelas nunggu sampai jamnya habis.

Bosen? Iya. Mereka bosen. Kadang mereka ngobrol kadang ketawa kadang cuman diem dieman.

Saeron kemudian berdiri didepan pintu kelas. Capek kayaknya duduk terus.

Renjunnya ikutan berdiri.

"Eh ini pengumumannya kok ga dicopot ya?" Ucap Renjun sambil nunjuk kertas pengumuman di pintu kelas.

"Ha? Biarin lah jun" kata Saeron.

"Yuk ngelepasin"

"Jun- gila ya?"

"Hahaha bercanda ron, gue juga ga mau kali nyopotin gitu hahaha"

'Gue ga ngerti lagi deh sama alur pikiran dia. Abstruk banget njir' batin Saeron.

Gak lama, pak Baekhyun ngasih tahu kalau waktunya tinggal 10 menit lagi.

10 menit terakhir, Saeron gunakan untuk memotret Renjun dalam diam.

Renjun yang lagi asik dengan game di ponselnya, yang duduk didepan kelas. Tak sadar jika Saeron memotretnya dari tadi.

"Lucu hahaha" ucap Saeron ketika melihat foto Renjun.

"Kenapa, ron?" Tanya Renjun.

"Eh? Gak apa apa, emangnya kenapa?"

"Apanya yang lucu? Kok tiba tiba?"

"Oh, ini oppa korea hahaha lucu ga?"

Saeron lalu ngasih tahu foto nct dream ke Renjun. Ya gitu lah, buat alesan aja dia mah.

"Ih gantengan juga gue, lucuan juga gue ahahaha" ucap Renjun.

"Iya iya iya"

Waktu lomba pun sudah berakhir. Mereka segera mengumpulkan hasil kaligrafi dari para peserta.

Setelah pengumpulan itu selesai, Saeron langsung nyari dimana Somi, Hina, Nancy dan juga Siyeon.

"Eh ketemu juga kalian!" Ucap Saeron.

Mereka ternyata ada di kelas 12 ips 4. Sejahtera banget. Tugas mereka menjadi panitia sudah selesai.

"Gimana sesi berduaan bersama Renjun? Ahaha" tanya Siyeon.

"Lah lu sama Renjun? Anjir menang banyak!" Kata Hina.

"Yah jodoh gue sama orang lain" ucap Nancy.

"Bacot dah, gue ga tau apa apa. Gue ga niatan jadi panitia sama Renjun" jelas Saeron.

"Kok bisa berdua si? Kode itu anjir" kata Somi.

"Kode apaan, dia aja masih ngincer He--" ucap Hina.