hey-O bOys!!

437 53 12
                                    

"gak bisa ron, lu ga boleh di satuin sama Jeno! yang ada nanti bukannya kerja malah ngoceh mulu" Ucap Xiyeon ketika melihat kertas rancangan kepanitiaan yang telah Saeron buat.

Saeron cemberut mendengarnya, memang niat awalnya ia memilih Jeno untuk partnernya memang untuk diajak mengobrol dan bergibah, astaga liciknya anak ini.

"Jeno biar sama Hina aja!! kasian Hina diem diem mulu, kalo ada Jeno kan ntar dia bisa ngomong enak ahahaha" Saut Somi yang sedang asik memakan keripik singkongnya.

"yaaaah mau sama Jeno mau sama Jeno!! kan Hina sudah sama Jaemin" Jawab Saeron yang terus merengek karena list kepanitiaannya mulai dirubah oleh Xiyeon

"kenapa lu ga sama Renjun aja ron? mau gua satuin aja nih?" tanya Xiyeon dengan senyum yang amat sangat mengerikan dan menyimpan banyak arti.

"loh gila lu ya? dia bukan panitia cuy, dia kan yang nguji alias ustadnya bruh" saut Nancy.

"yaudah lu boleh milih ron mau sama siapa aja asal jangan sama Jeno, yang ada ga kelar lu ntar. atau mau sama echan?? somi biar dituker sama yang lain. kasian kalau echan sama somi di gabung nanti ruangan bisa meledak" Ucap Hina yang begitu tenang.

"hmmmmmm" gumam Saeron begitu panjang sambil berfikir cukup keras tentang siapa yang akan dijadikan partnernya nanti.

Jadi, sistem kepanitiaan ini, terdapat dua orang pendamping sertifikasi dalam satu ruangan dengan 2 ustad yang fungsinya untuk mengabsen serta promosi tentang organisasi mereka. Dan, untuk dijadikan babu oleh sang penguji alias sang ustad nanti.

"udahlah sama Jaemin aja lu. nanti kalem nih kalo sama Jaemin" ucap Somi yang kemudian di iyakan oleh semua orang kecuali oleh Saeron.

"ets, tidak ada penolakan nyonya" Ledek Nancy begitu bahagia.

wajah Saeron terlihat begitu kusut, namun setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya juga untuk menjadikan Jaemin partnernya.

"Jen, coba deh lu tanya ke Saeron gimana hasil diskusinya sama yang lain?" ucap Haechan yang sedang asik menyantap mie rebusnya di kantin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jen, coba deh lu tanya ke Saeron gimana hasil diskusinya sama yang lain?" ucap Haechan yang sedang asik menyantap mie rebusnya di kantin.

"dih? lu aja si. ketua tapi malesan cuih" jawab Jeno yang sedang asik memainkan game di ponsel kesayangannya.

"punya anak buah kurang ajar semua, heran" balas Haechan.

"Chan, dicari Somi noooh" ucap Jaemin yang tiba-tiba datang sembari memukul pelan pundak Haechan.

karena terkejut, Haechan tersedak mie rebusnya sendiri sambil mengumpat pelan.

huft, sempat-sempatnya mengumpat dikala tersedak, dasar Haechan.

"gila lo! untung aja gue ga mati keselek mie rebus" ucap Haechan dengan wajah yang begitu merah setelah lama batuk-batuk.

Jaeminnya malah tersenyum lebar sembari melontarkan kata "m a m p u s" penuh dengan penekanan.

"tapi ini beneran chan, lo dicariin Somi. punya utang lo sama dia?" 

"hah?"

"tukang keong?"

"...."

"BAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA" - Jaemin

"kalian berdua sehat ga sih? punya temen kok gini banget ya Gusti" ucap Jeno yang bergidik ngeri melihat kedua temannya berkelakuan upnormal.

"gue? sama echan? sehat? sehat ga sih chan kita?" tanya Jaemin

"ah gatau!! gue mau nemuin somi aja. kali aja penting dia nyariin pangeran di siang bolong kayak gini" jawab Haechan ketus.

kemudian Haechan bergegas mencari somi, buru-buru banget kayak mau ngejar jodoh. Setelah akhirnya ketemu somi dan yang lainnya yang lagi duduk-duduk cantik di taman tengah sekolah mereka, Haechan menebar senyum sebelum bersuara.

"pak? sehat?" ucap Saeron yang tiba-tiba saat melihat Haechan senyum bahagia.

"gimana som? mencari aa echan?" ucap Haechan pada Somi, menghiraukan pertanyaan Saeron.

"nih" jawab Somi sambil mengulurkan tangannya yang penuh dengan kertas.

"Ape nich ape tuch" ucap Haechan, masih dengan sinyum konyolnya.

"Chan, lo kan udah 10 tahun lebih ya sekolah, masa gini aja pake nanya? Ya jelas ini kertas lah!" Saut Hina yang mulai kesal melihat tingkah Haechan.

"Iye siap ibu, terus ini udah kelar? Apa disuruh ngapain nih? Cogan males kalo disuruh mikir-mikir lagi" ucapnya.

"Dulu kenapa ya Haechan yang jadi ketua? Males banget liat kelakuannya begini" saut Saeron yang udah beneran jengkel aja dari dulu sama Haechan.

Bayangin aja, apa-apa pasti Saeron yang maju. Contoh aja, kalau ada sebuah acara terus Saeron yang harus jadi ketua pelaksananya.

Kalau ada acara dari luar sekolah mereka, pasti Saeron juga yang maju buat mewakilinya. Padahal, Saeron kan cuman anggota biasa, benar-benar merepotkan saja.

"Sama ron, gue juga mikir gitu" sambung Hina pada Saeron.

Haechannya santuy aja masih ketawa-ketiwi. "Yaudah, gue balik dulu ya? Ini nanti gue sampein sama yang lain. Assalamualaikum jangan?" Ucap haechan.

"Waalaikumsalam" jawab mereka bersama.

...

TBC

alim? [Dalam Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang