Sebelas

21 2 0
                                    

Kepala Kania pusing. Mata nya sudah berkunang kunang. Diri nya memang tidak bisa minum lebih dari 10 gelas. Tapi tadi ia memaksa kan diri nya untuk minum hingga pada tegukan ke 12 diri nya sudah tidak kuat.

Ia menidur kan diri nya di sofa, karena ia sudah tidak kuat lagi untuk bergerak. Dengan terpaksa, ia memejam kan mata nya.

Tetapi baru beberapa menit, ia mendengar pintu ruangan terbuka. Dengan perlahan Kania menatap siapa pelaku yang menganggu nya. Diri nya sangat terkejut, ketika mendapati seorang pria berusia sekitar 30 tahun sedang mabuk berada di kamar nya dan menatap nya dengan nafsu.

Dengan segera, Kania bangkit dari tidur nya dan berjalan menjauh dengan perlahan. "lo... Ngapain masuk ke sini. Ini ruangan gue. Dan hanya khusus buat gue" ucap Kania kepada pria tersebut.

"ruangan khusus untuk kamu? Sayang, di sini seorang jal*ng tidak memiliki ruangan khusus. Jal*ng itu harus nya di kamar bersama orang yang menyewa diri nya" ucap pria itu

"brengsek!! Gue bukan jal*ng di sini. Gue pelanggan di sini" balas Kania tidak terima di katain hal seperti itu.

"pelanggan? Benar juga. Pakaian mu tidak menunjukan bahwa kamu wanita bayaran. Tapi karena kita sama sama mabuk, bagaimana jika kita bermain sebentar" ajak pria itu sambil mendekati Kania.

"jangan deket deket sama gue!! Kalo gak....kalo gak.. " " kalo gak apa sayang?" tanya pria itu sambil mencengkram salah satu pergelangan tangan Kania. Dengan segera Kania menendang alat vital pria itu yang membuat pria itu kesakitan. Kania tidak menyia-nyia kan kesempatan tersebut, dengan segera ia bergerak menjauh.

"kalo gue bilang jangan mendekat, ya jangan mendekat. Main main sih lo sama gue" ejek Kania. Dengan perlahan, Kania menyeret langkah nya menuju pintu keluar.

"shitt!! Di kunci" umpat Kania karena melihat pintu tersebut sudah di kunci dan kunci tersebut sudah di bawa oleh orang tersebut.

"ingin bermain kasar bocah" ucap pria itu secara tiba tiba di belakang Kania, dengan segera Kania berbalik membuat jarak diri nya dengan pria itu semakin mendekat. Pria itu tersenyum senang lalu menarik Kania secara paksa membuat jarak mereka semakin kecil.

"lepasin gue tua bangka" ucap Kania sambil memukul asal pria tersebut. Tetapi gerakan Kania terlalu lambat, membuat tangan Kania dengan mudah di tangkap oleh pria itu.

"dasar bocah sialan. Ku rasa kita memang harus bermain kasar" ucap pria itu lalu mendekat kan wajah nya dengan wajah Kania. "HAHH" teriak Kania tepat di telinga pria tersebut membuat pria asing itu melepas kan tubuh nya.

Dengan segera Kania berusaha berlari sekuat tenaga. "TOLONG!! TOLONG" teriak Kania sambil berlari. Tetapi seperti nya ada keributan di bawah karena kamar nya terletak dekat dengan tangga dan satpam yang berjaga di dekat kamar nya. Dan juga kamar nya tidak kedap suara. Mungkin karena ada keributan di bawah sehingga melibat kan satpam yang berjaga di lantai dua.

Kania masih berusaha berlari. Tetapi dengan segera pria itu dapat mengejar nya. "seperti nya kita memang akan bermain kasar. Tapi tidak di sini" ucap pria itu lalu mengangkat Kania seperti karung beras dan membawa nya ke kamar. Kania tidak tinggal diam, ia masih memukul punggung pria tersebut.

Tetapi gerakan nya terhenti karena pria itu menjatuh kan tubuh nya di kasur. Sekarang ia tidak bisa berbuat apa apa.

"Aldi!! Tolong Aldi" teriak batin Kania.

Aldi terdiam. Entah kenapa batin nya kembali merasa sakit. Dan entah kenapa ia sangat ingin menemui Kania dan mengetahui keadaan wanita itu.

"pak tolong pak. Teman saya sedang di atas pak. Teman saya butuh pertolongan saya pak. Saya mohon pak"

Antagonist Where stories live. Discover now