Empat Belas

20 2 0
                                    

"gimana keadaan teman saya?" tanya Aldi pada dokter yang bernama Miya. "dia demam parah. Tapi kamu tenang aja dia udah tante kasih obat penurun demam. Beberapa jam ke depan dia akan bangun" jawab dokter Miya sambil merapih kan alat medis nya.

Mereka berdua keluar dari kamar Kania, membiar kan Kania beristirahat dengan tenang. "tante mau duduk dulu? Aldi bisa siapin minuman" tawar Aldi yang di jawab gelengan kepala.

"gak usah. Sebentar lagi tante ada jadwal operasi. Jadi tante harus cepat kembali ke rumah sakit". Dokter Miya menatap Aldi dengan pandangan bertanya. "cewek itu, siapa kamu?" tanya dokter Miya. "cuma temen tan"  "amasa. Kok tante gak percaya ya" tanya dokter Miya sambil menaik turun kan alis nya.

"beneran. Cuma temen. Udah ah. Mending kayak gitu tante cepet cepet balik ke rumah sakit" usir Aldi karena sifat jahil tante nya sudah mulai keluar. "iya deh yang pengen berduan sama pacar. Hati hati ya. Jangan sampe kelepasan"  "tante!!" teriak Aldi ketika tante nya sudah pergi setelah mengatakan hal tadi.

Aldi kembali masuk ke kamar Kania dan melihat Kania masih tertidur nyenyak. "kasian banget. Baru kali ini gue liat lo tidur se nyenyak ini. Segitunya kah sampai dalam tidur sebelum nya masalah lo ikut ke dalam mimpi lo?" tanya Aldi yang tentu saja tidak mendapatkan respon dari Kania.

Adzan magrib berkumandang. Aldi mandi terlebih dahulu, lalu setelah itu Ia menunaikan sholat magrib nya. Setelah selesai, Ia mengambil barang barang seperti perlengakapan sholat untuk sholat Isya, PR yang akan Ia kerjakan serta ponsel nya. Setelah mengambil yang Ia butuh kan, Ia segera kembali ke tempat Kania.

Kembali Ia mengecek keadaan Kania. Masih tertidur pulas, bahkan posisi nya saja tidak berubah. Aldi mengambil beberapa makanan ringan dari kulkas Kania tanpa izin dan mengambil. Jujur saja Ia sudah menganggap apartment Kania seperti apartment nya sendiri. Jadi Ia tak masalah mengambil nya tanpa izin. Bahkan Kania juga mulai terbiasa dengan hal itu.

Aldi mulai mengerjakan PR nya satu persatu. Terkadang Ia melihat televisi dan ikut tertawa menonton animasi yang sedang di tayang kan, lalu kembali mengerjakan PR nya. Matanya tanpa sengaja melihat ke arah kamar Kania, yang memang sengaja Ia buka, agar Ia bisa melihat keadaan Kania.

Ketika melihat Kania, pikiran nya berkelana ketika diri nya juga pernah koma lebih dari Tiga bulan dimana waktu itu Ia berusaha menyelamatkan tetangga nya yang sekarang tidak tahu dimana ketika Ia tinggal di Bandung. Belum lagi Ia harus menjalankan terapi yang membuat Ia tidak sekolah selama setahun. Kalau tidak, seharusnya Ia sekarang kelas 3 setara dengan kembaran.

Mungkin ketika Ia koma, diri nya seperti Kania sekarang. Terbujur kaku di ranjang rumah sakit tanpa bisa melakukan hal apaun bahkan untuk membuka mata. Dan mungkin keluarga nya waktu itu selalu bertanya satu hal yang sekarang sedang Ia pikiran.

"Kapan bangun? "
️☠️☠️
" Kania" Kania yang sedang duduk entah dimana mencari ke arah orang yang memanggil nya. Kania terkejut dan berdiri melihat siapa yang berada di dekat pohon. "bunda" panggil Kania lirih lalu dengan segera berlari dan memeluk bunda nya.

"bunda. Nia kangen sama bunda. Kenapa bunda ninggalin Kania sendiri" isak Kania. Bunda nya melepas kan pelukan mereka dan berjongkok mensejajar kan diri nya dengan Kania lalu menghapus air mata putri nya.

Antagonist Where stories live. Discover now