Maaf baru sempet nulis lagi, nanny & anak-anak sakit, jadi agak kerepotan. Mohon doanya yaa, jangan lupa bintang dan komentarnya 😊
----------
Setelah tahu cerita dari Tante Rose tentang Harlan, aku mulai menjauhinya. Aku tidak ingin hanya dijadikan 'ban serep' atau 'pemain cadangan' ... Ogaaah.
[Dit, nonton yuk!]
Gawaiku bergetar, sebuah pesan dari Harlan.
[Nonton apa, Mas?]
[Nonton tinju, hahaha ... Ya nonton film lah Tuan Puteri]
Ish, ada desiran halus saat membaca kata 'Tuan Puteri". Aku mencoba menepisnya, memutar otak untuk mencari alasan penolakan yang tepat.
[Aku cuti dulu dari bersenang-senang, Mas. Aku mau konsen buat UAS]
[Oh ... ok! Mungkin lain kali, semangat yaa ... Good luck!]
Yess, aku bersorak. Akhirnya aku menemukan alasan yang tepat untuk menolak ajakan Harlan. Padahal sebetulnya sudah lama aku ingin nonton di bioskop, kebetulan beberapa film yang sedang tayang adalah film-film dalam genre favoritku.
----------
Brukk ... Aku menabrak seseorang saat berjalan menuju gerbang kampus.
"Maaf ya, maaf banget. Aku nggak sengaja!" Aku mengulurkan tanganku, mencoba meminta maaf pada orang yang kutabrak. Saat kudongakkan kepalaku, unbelievable ... orang yang kutabrak adalah Haikal Adiswara, kakak tingkat yang jadi idola di jurusan tempatku menimba ilmu.
"Its okey, kamu nggak apa-apa?" Dia membantuku berdiri. Oh My God, mimpi apa aku semalam. Aku mencubit tanganku, memastikan bahwa ini bukan mimpi. Aww, sakit, ini nyata.
"Aku nggak apa-apa, thanks ya ...," Aku membersihkan bagian celanaku yang kotor saat terjatuh setelah menabrak Haikal.
"Sama-sama, aku Haikal ... Jurusan akuntansi 2003," Ia memperkenalkan dirinya dan mengulurkan tangannya. Kujabat tangannya, erat. Kapan lagi aku bisa megang tangan sang idola. Mengambil kesempatan dalam kesempitan.
"Anandita, manajemen 2003," dengan posisi tangan yang masih berjabat, aku memperkenalkan diri pada Haikal.
Haikal Adiswara, mahasiswa tingkat empat jurusan akuntansi di fakultas ekonomi Universitas Persada. Tingginya sekitar 170cm, kulitnya sawo matang, matanya cokelat, badannya sangat atletis, siapa pun yang memandangnya pasti akan berkata sama, SEMPURNA.
Tidak hanya memiliki penampilan yang paripurna, Haikal pun memiliki otak yang cerdas. Ia beberapa kali mewakili jurusan untuk lomba karya tulis, lomba debat, dan lomba-lomba sejenis yang cukup membuat otak kerja keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Sang Perwira
Roman d'amourKhalila pernah dijodohkan oleh ibunya dengan seorang bintara TNI. Saat itu Khalila menolak mentah-mentah perjodohan yang direncanakan ibunya. Ibarat sebuah bunga, Khalila barulah sebuah kuncup yang belum mekar. Usia Khalila barulah menginjak 19 tahu...