First Meeting

283 33 0
                                    

Minhyun membuka surat pertama yang ditujukan untuknya itu.

"First Meeting With Minhyunie Hyung" Begitu kalimat yang tertulis di depan amplop merah tua itu.

'Haha dasar, zaman semaju ini mengapa ia masih menulis surat' gumam Minhyun sambil mulai membuka amplop di tangannya.

Hyungggg!!!!
Minhyun hyungg!!!!!
Hyung ingat tidak bagaimana kita pertama kali bertemu?
Perlu kuceritakan tidak?
Ah aku rasa harus ya, karena itu sudah lama sekali, jangan-jangan hyung lupa...

Waktu itu walaupun bukan musim hujan, entah kenapa hujan turun sangat lebat. Aku yang mudah kedinginan ini sampai harus meminjam jaket Woojin agar masih bisa bernyanyi dengan tenang.

Aku ingat betul waktu itu aku menyanyikan lagu Skyfall-nya Adele, entah kebetulan atau tidak hujan lebat turun saat itu. Lalu saat aku sudah hampir selesai menyanyikan bait terakhir, aku menoleh ke arah pintu masuk cafe. Tak menyangka saat itu ada namja yang baru masuk ke cafe itu. Aku sempat bertanya-tanya dalam hati, namja itu bodoh atau bagaimana, hujan di luar turun dengan lebat tapi dia masih sempat-sempatnya saja menerjangnya. Tak sayang diri kah?

Tapi aku lalu mengabaikannya lagi, toh itu bukan urusanku. Dan akupun menyelesaikan nyanyianku dengan sepenuh hati. Aku tak tahu saja bahwa ternyata itu akan menjadi awal dari segala kisah.

Aku penasaran, apakah hyung waktu itu sempat memperhatikan ku juga? Atau hyung hanya fokus pada baju hyung yang sudah basah itu? Pokoknya hyung harus menceritakannya padaku ya, aku penasaran 😂

Minhyun melipat dan memasukkan kembali selembar kertas itu kedalam amplop. Ia tersenyum sambil mengingat kembali moment yang berlangsung sudah cukup lama itu. Ya hampir 10 tahun berlalu sejak saat itu. Sejak patah hati pertamanya, sejak segala kisah baru tercipta setelahnya. Ah, rasanya baru kemarin ia basah-basahan menerjang hujan hanya untuk menemuinya.

Minhyun kembali tersenyum manis saat mengingat pertanyaan terakhir Jaehwan di akhir surat itu.
'Ah, kenapa anak itu tidak menanyakannya langsung padaku saja sih.' Ia pun meletakkan amplop merah tua itu di meja samping tempat tidurnya, dan mulai mengambil amplop selanjutnya.

Jjaeni's Letters (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang