9

6 1 0
                                    

Desau angin menyapa pori pori kulitku.

Bagaimana tidak.musim dingin baru saja tiba.

Saat ini hari kelulusanku di menengah pertama.

Ibuku sudah berjanji akan datang pada acara kelulusanku,sedangkan untuk ayahku. Dari aku kecil beliau sudah meninggal tanpa ku tahu rupa nya saat itu.yang kutahu ayahku tampan itu aku juga tahu dari foto pernikahan ibu dan ayahku dahulu.

Aku masih menunggu.
Tepat di depan gerbang sekolah itu aku menunggu.

Semua kepala keluarga mendatangi sekolah ku.
Menyambut kelulusan temanku yang lain.

Satu persatu temanku sudah berlalu untuk pamit karena sebagian dari mereka akan menikmati quality time nya bersama keluarga mereka.

Kulirik arloji pada sisi kiri pergelangan tanganku.

Ini sudah lewat dari yang di janjikan.

Satu persatu guruku sudah pulang.

Dan aku menunggu seorang diri.

Satu persatu salju turun saat ini.

Dan sial nya aku lupa memakai mantel hangat ku.

Seperti nya ibuku tak jadi datang.

Dengan perasaan kesal aku pulang berjalan kaki.

Lagi pula jarak sekolah pada rumah ku tidak terlalu jauh.

Merutuki rasa kekesalan ku sepanjang jalan.

Sampai pada persimpangan rumahku.

Kulihat beberapa mobil memasuki gang rumahku.

Lalu salah satu mobil putih.khas mobil ambulance pada umum nya terparkir tepat di depan rumahku.

Jantung ku berdetak tak karuan,ada apa ini?

aku pun mendekat kearah mobil ambulance tersebut.

Nihil tak ada orang di dalam mobil itu.

Namun,saat aku tiba beberapa tetanggaku sudah berkumpul di depan rumahku.

Memandang ke arahku dengan tatapan sendu.

Mual,pening,gugup itu yang kurasakan.

segara aku masuk kedalam rumah sederhana ini.

Sebuah peti dari kayu jati itu ada di depan mataku.

"Ada apa ini.." cicitku.

Jujur aku tidak ingin mengetahui fakta nya.

Bahwa sejujur nya aku sudah mengetahui karena sudah jelas bahwa salah satu foto di atas itu adalah.
'Potret ibuku'

Different LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang