Spin-Off

19 4 0
                                    

Aku mendatangi tempat itu lagi, dengan boneka Korilakkuma besar di pelukanku.

Langkah kakiku mendekat ke pusara itu, membayangkan dia tersenyum dan melambai ke arahku dengan tatapan gembiranya.

Hanya dengan melihat namanya di kuburan itu, aku merasa seakan aku benar benar bertemu dengannya, begitu hangat

Angsa pria akan bersedih hati lalu mati, ketika pasangannya lebih dahulu meninggalkannya, aku mulai bertanya tanya apakah hal itu juga akan terjadi denganku, sedikit melankolis memang, tetapi aku meyakini bahwa kasih sayang yang tulus masih ada di dunia yang selalu berubah ini.

Kuletakkan bunga krisan itu dengan hati hati, dua tangkai bunga krisan yang selalu menghiasi tempat terakhirnya, dan aku yang tidak pernah bosan mengunjunginya disini.

" Halo... Hwang Minhyun, jika kau masih ada mungkin kau membenciku yang tanpa arah seperti ini, kau pasti akan memarahiku dan mencoba membuatku kompetitif ... tetapi ini sudah lama berlalu, dan hanya aku sendiri yang disini seakan tanpa pijakan ... kau pernah berkata bahwa aku terlihat seperti bunga lembayung, aku tidak tau itu sebelumnya, hingga kemudian aku menyadari betapa lemahnya bunga itu, seperti aku sekarang .... " batinku, melihat pusara kuburan itu aku kembali tersenyum, seakan akan dia berada disana dan mendengarkanku.

" ... tidak peduli keberapa kalinya aku kesini, aku selalu ingin meminta maaf, maafkan aku sudah membuatmu seperti ini, sekali lagi ... jika tuhan memberikan kesempatan sekali lagi, aku tidak akan membuatmu seperti ini ... "

" ... maka dari itu, izinkan aku tetap mengingatmu, di masa sekarang dan kemanapun takdir membawaku pergi, kau tetap satu satunya pria dimana disitulah aku memiliki perasaan terhebat yang pernah ada "

" .... aku mencintaimu Hwang Minhyun " bisikku.

Aku menatap kuburan itu sekali lagi sebelum aku melangkahkan kaki dari sana.

♡♡♡

Hari mulai petang, tanpa disadari gadis itu tetap berada disana, menatap nama yang ada disana, entah apa yang dipikirkannya, ia dengan bajunya yang cantik namun membawa boneka kekanakan itu bersamanya. Ia bahkan meletakkan bunga krisan itu, ah pasti orang itu sangat berarti baginya, hingga ia menatapnya sangat lama dan membuat matanya berkaca kaca.

Ia tidak menangis, meskipun ia terlihat ingin menangis namun sekali lagi dia tidak menangis. Senyumnya yang tulus tanpa paksaan, serta tatapannya yang teduh, seakan akan tatapan itulah yang berbicara kepada pemilik batu nisan itu.

Setelah beberapa lama ia memutuskan untuk pergi, tak ada yang bisa mencegahnya, tak ada yang bisa melepasnya, gadis itu seperti teman setia disini, selalu datang dan selalu menatapnya dalam waktu lama.

Gadis itu sangat terbiasa, melihat ke arah belakang dan sebelah kanan dirinya, ah itu terlalu sering sehingga kebiasaannya terlihat mencolok dibanding dirinya sendiri, ia melakukan itu seakan akan ada orang yang akan berjalan mengiringinya, dan seakan akan ada seseorang yang berjalan mengekor di belakangnya. Sebuah kebiasaan unik, dan juga duka besar yang masih tersisa.

FIN

Unexpected HeartbreakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang