FIFTH (Dion)

9 2 1
                                    

Bagaimana jika.. Raja bertemu ratu?
Atau lebih tepatnya, es batu dicampur es serut.

'es batu,' pikir Fei. 'tuan es batu lewat disampingku' pikirnya lagi.
Dia melirik cowok itu sekilas, kemudian kembali tenggelam dalam dunianya.

Fei tidak menyadari kondisinya sendiri. Ia sangat cuek dengan sekitarnya sampai tidak mengetahui julukan yang selama ini para murid berikan padanya.

"ratu es datang, kurasa tadi aku melihatnya berpapasan dengan sang pangeran. Benar-benar tidak cocok!" gosip para gossipers mulai menyebar ke seantero sekolah.

Yap! Ratu es yang dingin dan cuek, julukan yang pantas disandang oleh Fei. Hanya dirinyalah yang memanggil cowok barusan dengan sebutan 'tuan es batu'. Padahal cowok itu sudah populer dengan jukukan 'pangeran yang kejam dan tak berperasaan'. Entah sudah berapa banyak hati yang potek karena ditolak olehnya.

Tanpa diduga, keduanya bertemu dalam situasi yang mulai memanas sepanas cuaca hari itu.

"Dion! Gue udah nembak lo 3 kali dan jawaban lo?!"

"sekali lagi jawaban gue masih No!"

"kenapa?"

"lo bukan tipe gue, lagipula.." mata Dion menangkap sosok yang kebetulan lewat. Tanpa pikir panjang ditariknya lengan cewek itu.

"gue udah punya pacar."

Cewek penggoda itu mengernyitkan keningnya tak percaya.

"cewek ini.. Pacar lo?! Don't be crazy!" sentak cewek penggoda itu. Dion hanya tersenyum sinis.

"lo sadar nggak sih siapa dia?!" cewek penggoda itu semakin marah.

"pacar gue. Mendingan sekarang kalian pergi,"  setelah mendecih kesal mereka pergi dengan perasaan kecewa. Dion tidak peduli, mereka sangat menyusahkan.

Sayang sekali, drama penolakan itu sudah menarik perhatian para cewek penggoda lainnya. Dion hanya menghela nafas. Sudah cukup hari membuatnya lelah, ia tidak ingin membuat drama lagi dengan memarahi mereka.

Yang membuatnya bingung sekarang adalah cewek disampingnya. Cewek itu tetap diam dengan tingkat keseriusan tinggi pada layar hpnya. Jari-jari kecilnya bergerak lincah diatas layar dan ia tidak terpengaruh pada kondisi sekitarnya.

"maaf aku menarikmu tiba-tiba. Are you fine?" mendapati tidak ada respon sama sekali dari cewek itu, Dion mendekatinya dan melihat name tag cewek itu.

Aluna Feira, namanya.

Nama itu terdengar familiar di telinganya. Tiba-tiba Dion terkejut mendapati layar hp cewek itu. Ingat! Dion mengingat nama itu.

Lufeira, player unggulan dalam game rpg fantasi yang sedang populer saat ini. Dion tersenyum kecil.

"Luna?" Dion mengguncangnya.

"eh? ..lo manggil gue?" dalam satu gerakan cepat, cewek itu melepas headphone di telinganya.

"Fei aja, jangan Luna." entah mengapa raut wajah Fei berubah menjadi muram saat mendengar nama itu. Dion merasakannya.

"mulai sekarang, kamu jadi pacarku," tandas Dion. Fei terlonjak kaget.

"dan aku tidak menerima penolakan." lanjutnya.

"Hah?! Pacar? Maksudnya?!"

" ya. Pacarku, kekasihku. Kalau kamu nggak mau, pacar bohongan juga no problem."

Damage! You lose, Lufeira..

Fei melihat layar hp-nya berubah menjadi abu pertanda ia telah kalah dalam duel tersebut. Set! Tatapannya beralih tajam pada cowok di depannya.

"Mau kamu apa sih?! Aku jadi kalah, tahu!" bentaknya. Dion hanya tertawa kecil.

"boss yang kamu lawan barusan punya bayangan ganda. Bunuh aja kembarannya di Landmark 2," ucap Dion tenang.

"ha? Ma-masa sih?" Fei kembali menatap layar hp-nya.

"perjanjiannya gini. Kamu jadi pacarku, dan keuntungannya adalah partnermu di game juga aku." Dion berlalu meninggalkan Fei.

"btw usernameku Derzash," lanjut Dion menjauh.

'Derzash..username itu..' Fei mengetikkan username itu pada layar hp-nya untuk memastikan.

"Yang benar saja.. Dia..pemain nomor satu?" Fei merasakan hp-nya bergetar.

Ting! Derzash membuat kontrak partner dengan anda. Accept?

Fei membuka kolom chat pada game itu.

"kenapa aku?" ketiknya.

"karena aku maunya kamu." balasan itu menjadi sebuah pukulan bagi Fei. Kehidupannya memang tak pernah tenang sejak hari itu. Namun, bukan Fei jika tidak bersikap biasa saja pada segala hal. Fei memandang Dion yang hampir tak terlihat. Ia menerima tawaran itu.

Semakin lama, Fei semakin terbiasa. Mungkin, bergantung pada seseorang tidak buruk juga. Ia hanya bertugas mematahkan harapan cewek lain untuk mendekati Dion dengan menyandang status sebagai pacarnya. Dan menjadi partner pemain top nomor satu di game ternyata sangat menyenangkan. Fei mulai mengenal Dion. Ternyata cowok itu tidak seburuk yang ia pikir, tapi hal itu menjadi masalah bagi Fei.

Karena perasaannya mulai berubah.

Menerima tawaran Dion juga berarti menerima resiko yang akan terjadi nanti.

Benar saja. Para cewek penggoda itu mulai ingin menyerangnya secara langsung. Mereka menarik Fei sepulang sekolah ke samping gedung olahraga yang sepi. Salah satu diantara mereka adalah yang Fei temui saat bertemu Dion pertama kali.

"sebenarnya kalian nggak pacaran, kan?" pertanyaan itu membuat Fei tertegun. Kenapa mereka bisa tahu?

Apa karena mereka tidak sering bertemu dan bermesraan seperti pasangan lainnya? 'Bukan begitu,' pikir Fei.

Mereka selalu menyapa satu sama lain jika bertemu bahkan selalu terhubung 24 jam, tentunya dalam online game.

"cepat jawab! Kalian itu mencurigakan dan tidak seperti sedang pacaran!" cewek penggoda itu semakin menyudutkannya. Fei berusaha untuk tenang.

'aku harus mengakhirinya' Fei berusaha untuk meyakinkan dirinya.

" kami memang tidak pacaran," senyum kepuasan terlihat di wajah cewek-cewek itu.

"tapi sekarang aku sadar, bahwa ternyata selama ini aku menyukainya. Menyukai Dion tulus dari hatiku,"

Seorang cowok berjalan ke arah mereka.

Dion, ia mendengarnya.

"kalau begitu ayo kita jadian,"

"jadilah pacarku yang sebenarnya."

LOOKS LIKE OURSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang