Hari ini kakak ulang tahun. Bertepatan dengan ultah Rei. Semenjak dia membantuku membawa buku, kami menjadi semakin dekat. Setiap pulang sekolah, kami berjanji akan bertemu di perpustakaan dan membicarakan banyak hal. Sangat nyaman berada di dekatnya.
"Eva," tegur Rei padaku. Aku hanya diam, pikiranku campur aduk.
"Revardya Fardhiya, jangan ngelamun!" aku tersentak saat Rei menepuk pundakku pelan.
"ada apa?" sambungnya,
"i.. Itu.. Kalau cowok ulang tahun, biasanya dikasih apa, ya?" aku mencoba terlihat normal.
Rei terdiam sejenak. Gawat, ketahuan ya?
"cowok? Siapa?"
"umm.. Ada. Ah! Kamu kan cowok, kamu suka apa?"
"a.. Aku?" tanya Rei kikuk. "Eh.. Umm.. Apa, ya.."
Rei menatapku lembut, "menurutku tidak ada kriteria khusus, sih. Aku sudah senang banget kalau dia benar benar tulus dan memperhatikanku dengan memberi kado," jawab Rei sambil tersenyum. Senyumnya itu,
Wajahku menjadi panas. Aku nggak tahu mau berkata apalagi. Sepertinya, buku romance itu benar-benar bereaksi padaku.
"O..oh.. jadi begitu," aku mengalihkan pandanganku pada rak buku yang berjajar. Melihatnya saja sudah membuatku salah tingkah.
"Ah! Sudah jam segini. Aku pulang duluan, ya! Dah," sambil berjalan agak cepat, aku melangkah keluar meninggalkan Rei yang sepertinya sangat sibuk dengan buku-buku.
Jadi, apa kesimpulannya? Hadiah apa yang harus kuberikan? Walau Rei bilang nggak ada keinginan khusus, tapi kan..
Uhh! Aku terus memikirkannya sepanjang perjalanan pulang. Tiba-tiba langkahku terhenti saat sebuah toko menarik perhatianku. Tanpa ragu aku langsung memasuki toko berwarna merah itu.'Toko Keajaiban', itulah nama yang terukir pada dinding luar toko buku ini. Begitu masuk, kudapati beberapa kursi empuk dan alunan musik yang bergema memenuhi toko. Mungkin lain kali aku bisa mengajak Rei kesini.
Saat berjalan mengitari beberapa rak, pandanganku tertuju pada sebuah buku dengan cover perak yang menawan. Aku rasa..buku itu cocok dengan Rei. Tanpa basa-basi, kuambil dompetku dan langsung membelinya.
"anda yakin ingin membelinya, nona?" pegawai kasir bertanya padaku dengan raut wajah yang.. Entahlah.
"ya," aku segera membayarnya.
"ah! Yang itu juga!" aku menunjuk sebuah buku dekat kasir bercover belakang hitam polos.
"apa anda yakin, nona?" tanya pegawai itu lagi.
"memangnya ada apa? Apa ada yang salah dengan buku-buku ini? Anda bahkan sampai bertanya dua kali," aku berusaha bertanya sesopan mungkin.
"maaf atas kelancangan saya. Kalau boleh tahu, buku-buku ini untuk siapa?" tanya pegawai pria itu.
"untuk Rei?" jawabku pelan.
"lelaki?" aku mengangguk.
Pegawai itu langsung membungkus rapi buku-buku yang kubeli. Aku tidak mengerti. Kupercepat jalanku saat langit sudah semakin gelap.
Yosh! Tinggal kubungkus dengan kertas kado, semoga 'Dia' senang. Sekilas kulirik kalender di meja lalu menandainya, 20 December.
~Tanpa kusadari, tanggal 20 semakin dekat. Aku berusaha untuk terlihat biasa saja agar tak membuatnya curiga. Ayo! pasti bisa!
"mana kado kakak?" kak Zen menghampiriku.
"loh? Kakak ulang tahun?" godaku padanya. Kak Zen menjadi muram.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOOKS LIKE OURS
Teen FictionLima Pangeran Kampus dengan kepribadian dan kisah yang berbeda, terhubung oleh satu garis yang tak pernah mereka duga. Bertemu dan berteman hingga mencoba menaklukan hati para gadis yang mereka sukai. warn: alur cepat