Driving Me Crazy | Story of Suga

~Prologue~

Kamu mungkin tak pernah membayangkan akan di DO dari kampus hanya karena kamu telat membayar uang kuliah. Tapi itu terjadi padaku dan aku benar-benar harus menjual sepeda motor kesayanganku. Sepeda motor peninggalan kakek yang sudah menemaniku kemana-mana. Tentu sangat berat bagiku untuk berpisah dengannya. Bahkan aku rela berpisah dengan pacarku asal aku tak berpisah dengan Ana. Ya, sepeda motorku namanya Ana. Ana cinta pertamaku dan aku lebih mencintainya dari pacarku sendiri.
**
“Kau mau putus denganku?”

“Ya?”

“Kenapa?”

“Karena kau lebih cinta Ana daripada aku”

“Ya baiklah kalau begitu”

“Apa??”

“Kau bilang mau putus”

“Haissh dasar menyebalkan! Kita putus!”

Sesederhana itulah kisahnya. Waktu itu aku sedang ingin berduaan dengan Ana. Menghabiskan seharian waktu terakhirku dengannya sebelum Ana benar-benar dijual. Aku tidak mau diganggu oleh siapapun padahal hari itu adalah anniversary satu tahunku dengan Seol Ji. Pacarku. Karena merasa cintaku tidak tulus, jadi Seol Ji marah dan itulah yang terjadi, putus.

Sekarang aku benar-benar sendiri. Ayah dan ibuku jauh di desa. Aku tak berani berkata aku di DO karena uang. Sebenarnya karena mungkin terlalu sibuk pacaran, jadi aku lupa pada mereka. Ayah, ibu aku minta maaf. Aku benci diriku. Tapi, aku tak membenci Ana walaupun dia menghabiskan banyak bensin.

Hari ini aku sudah memasangkan plakat bertuliskan dijual. Aku juga mengunggahnya di akun sosmedku. Aku menawarkan Ana kepada setiap orang yang kutemui.  Tapi semua orang sepertinya sedang tak butuh sepeda motor jadul.
Aku masuk ke dalam kedai Tuan Jung. Bosku yang sangat baik. Memberikanku tempat tidur sekaligus pekerjaan sebagai pelayan di kedainya. Beberapa hari berlalu namun Ana masih setia bersamaku. Aku mungkin harus realistis. Mana ada yang mau dengan motor jadul itu. Hah, aku tetap menyayanginya. Hatiku senang sekaligus sedih. Senang karena aku masih bersama Ana. Sedih karena aku tak bisa membayar uang kuliah.