8 (PDKT)

19 2 0
                                    

Disaat jam istirahat berbunyi, Dea pun masih ngambek kayak dedek kecil yang nggak di kasih uang sama bundanya. Ia tetap mengerucutkan bibirnya di depan muka sahabatnya yang suka menggodanya tersebut.

"Jadi ke kantin nggak nih hemm!" Tanya Revi tersenyum

"Emmhh" Dea mengerucutkan bibirnya

"Aduhh duhh wajahnya De.. hehehe" ucap Revi

"Kenapa toh wajahku hemm" jawab Dea masih ngambek

"Kayak anak kecil mah klo begini, unyukk hahaha"

"Ihhh.... tauk ah!!!" Ucap Dea kesal

Dea semakin menjadi jadi ngambeknya ibarat anak kecil yang sedang minta permen nggak dikasih.

Kemudian telinga mereka berdua terdengar suara omongan 2 orang cowok dan langkah kakinya yang sangat tegas.

Dea dan Revi perlahan menoleh ke arah tersebut dan ternyata 2 orang cowok tersebut adalah Angga dan Aldo, dengan wajah kesalnya Dea menatap muka si Angga yang sedang asyik ngobrol sambil melangkah sama aldo menuju pintu keluar kelas.

Saat sedang asyik berjalan dan mengobrol sama Aldo, tepat di depan bangku meja Dea dan Revi, Angga memperhentikan langkahnya dan menarik bahu Aldo untuk berhenti di depan muka sang ketua kelas.

"Etss.... Berhenti dulu dong ah" Angga menarik bahu Aldo

"Ha? Paansih?" Aldo menoleh ke muka Angga

"Lo liat tuh, ada si semut merah yang sedang murung tuh di samping Revi" Ucap Angga

Dea mengabaikan ucapan Angga dan langsung berdiri melangkah keluar dengan membawa sebuah novel di tangannya.

"Wushhh... Mau kemana tuh anak" kata Angga sambil matanya melotot mengikuti langkah Dea

"Heii ngga!!! Lo nggak ada kerjaan lain apa!! Selalu aja ganggu Dea. Di kantin, di kelas, di ... "

Ucapan Revi terpotong oleh Aldo yang menempelkan selembar koyo' di pipi sebelah kanan nya.

"Nahh... lo kan pms, tuh udah gua kasih koyo' di pipi lo biar nggak marah marah gak jelas kayak gini" Ucap Aldo

"hahaha"

"Yaudah ah yukk ke kantin. Ehh gua tinggal dulu ya, bye" Lanjut Aldo tertawa

"Ihhhhh dasar mereka berdua cowok ngeselin, jika ada alat ukurannya pasti mereka cowok yang paling nyebelin tertinggi di dunia. Meskipun di dunia ini hanya ada 2 cowok gua lebih milih jomblo daripada milih mereka." Revi ngomel sendiri

Saat kejadian Revi ngomel sendiri sambil berdiri menghadap ke arah Angga dan Aldo melangkah, hal itu juga dapat menarik perhatian si silvi cewek yang berkacamata disampingnya untuk mengomentari ulahnya.

Disisi lain ada juga hal menarik lainnya, karena Silvi saat itu pertama kali mengomentari tingkah laku seseorang, sebelumnya Silvi adalah cewek yang pendiem dan nggak banyak omong.

"Rev, kalo mau ngomong tuh ngaca dulu ya. Soalnya pipi kanan mu ada selembar koyo' nya tuh hehehe" Ucap silvi Tersenyum

Begitupun dengan teman teman lainnya yang ada di dalam kelas dengan serentak menertawakan komentar dari Silvi untuk Revi yang masih tertempel selembar koyo' di pipinya.

Dengan cepat Revi langsung memegang pipi kanannya dan langsung terasa di telapak tangannya ada selembar koyo' yang menempel.

"Hehehe sorry ya sorry hehehe, hufft" Revi tersenyum memaksa

Setelah keluar dari kelas dengan meninggalkan Revi, Angga dan Aldo. Dea duduk di taman dengan sebuah novel di tangannya.

Ia sangat tenang dan nyaman untuk membaca novelnya saat itu dengan di iringi angin sepoi sepoi, dan beberapa daun kuning yang jatuh berterbangan di sekitar wajahnya.

Nggak lama kemudian, tempat kosong disamping Dea terisi oleh seorang cowok putih manis berkumis tipis dengan tersenyum melihat wajah Dea, cowok tersebut adalah Kevin.

"Heii" Sapa kevin di sampingnya

"Ehh heii juga" jawab Dea terkejut

"Lo suka ya baca novel?" Tanya kevin lembut

"Emmh iya gua suka" kata Dea

Hati Dea sangat berdebar ketika ada cowok semanis Kevin yang ada di sampingnya saat ia duduk sendiri membaca novel di taman sekolah.

Sungguh baru kali ini gua di sapa cowok semanis dia, ohh tuhan hatiku berdebar begitu kencang. Batin Dea

"Oh iya ngomong ngomong Nama lo siapa?" Tanya kevin

Whatt!!! Dia nanya nama gua, ohh sungguh beruntung nya gua saat ini. Apa ini yang disebut cinta datang dengan sendirinya, atau dia ditakdirkan menjadi teman hidup gua

"Heii lo kenapa?" Kevin melambaikan tangan di depan muka Dea

"Ehh iya ada apa?" Saut Dea cepat

"Gua nanya nama lo siapa?" Kevin tersenyum

"Nama gua Dea Selva Pramita. Gua biasa di panggil Dea" jawab Dea gugup

"Dea ya, nama gua Kevin Aldino Putra. Biasa di panggil Kevin" kata Kevin

"Ehh iyaa"

Tiba tiba novel di genggaman Dea terjatuh, Kevin mengalihkan pandangan ke sebuah novel Dea yang jatuh dan cepat mengambilnya.

Dan takdir pun memihak mereka berdua, tangan Kevin dan Dea berada di novel tersebut, Kevin mengelus tangan Dea sambil memandangnya dengan senyuman.

"Emm ini novelnya, agak sedikit kotor tuh hehehe" Kevin memberikan novel pada Dea

"I.. iya nggak papa kok" Dea gugup

"Vin, Di panggil bu Rina ke ruang guru!" Ucap temen Kevin

"Oh iya gua segera kesana"

Temen Kevin langsung pergi dengan menganggukan kepala pada Kevin dan Dea yang berada di Taman sekolah.

"Dea, gua duluan ya ada panggilan dari bu Rina" kata Kevin

"Iya vin, hati hati ya" saut Dea

Kevin Tersenyum.

Kemudian Kevin melangkah meninggalkan Dea yang duduk di taman. Begitupun dengan Dea yang berdiri dan tersenyum menuju ke kelasnya.

Wajah Dea ceriah sambil memeluk novelnya, Sebelumnya Dea nggak pernah sebahagia ini di sekolah, dia hanya cemberut dan murung akibat Angga.

Tetapi beda dengan Kevin, yang membuat mood Dea menjadi jauh lebih baik dari yang sebelumnya.

Apakah ini yang di namakan cinta? Entahlah, yang gua tau Cinta tau, dimana dia akan singgah di hati yang tepat dan disaat yang tepat.

❤❤❤

Between hate and loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang