1st war: baby woo hates money

3.5K 545 223
                                    

"Hyunwoo! Ya ampun jangan lari aja papa capek!" Seongwoo mengejar anaknya sore ini. Baru selesai mandiin anaknya, dan si mochi itu kabur begitu selesai dimandiin.

Sebenernya baby Woo juga ga mau lari. Capek cuy. Sumpah capek. Belum makan juga kan. Kalo baby Woo ga semok lagi gimana? Ga montok lagi. Kan ga cihuy. Malesin. Ga unyu lagi dong.

Nanti kalo uyutnya lupa sama dia karena dia kurus gimana? Ga ada lagi dong yang nemenin dia main bola.

"Hayo mau kemana?" Minhyun yang baru pulang menangkap anaknya, menggendong si gembul yang lari tanpa baju. "Bajunya kemana?"

"Akhirnya." Seongwoo menghentikan langkahnya, menumpukan tangannya di lutut, mengambil nafas. "Dia ga mau pake baju."

"Kenapa? Baby Woo kenapa ga mau pake baju?" Tanya Minhyun, melonggarkan sedikit dasinya.

"Uwu Aya, Uwu." Baby Woo benerin panggilannya.

"Iya Hyunwoo. Dua setengah tahun aja udah ga mau dipanggil baby coba." Minhyun berjalan masuk, ngambil kaos yang Seongwoo pegang. "Pake baju sama Ayah ya? Kasian Papa."

"Nono."

"Kenapa?"

"Tu nono Aya."

"Aya-h. Pake h. Kenapa h-nya ditinggal terus coba?" Minhyun mencium anaknya, melangkah menuju sofa, duduk lalu menurunkan anaknya. "Pake baju dulu."

"Nono Aya. Tu nono. Lain."

"Baju lain? Yauda ayo mau baju yang mana?" Minhyun kembali menggendong anaknya, berjalan ke tangga. Berniat pergi ke kamar mereka dan ngambil baju yang anaknya mau.

"Hyun!"

Minhyun berhenti, menatap Seongwoo yang cemberut di tempatnya tadi.

"Kenapa?"

"Akunya belum dicium." Seongwoo memasang wajah malas. Dia sayang sama anaknya. Sayang banget. Secapek apapun dia, Seongwoo pasti nyempetin buat main sama anaknya.

Tapi demi apa kadang Seongwoo kesel sama si buntelan bakpao itu. Beraninya dia ngerebut suaminya. Dasar pelakor! Masih bayi aja udah jadi pelakor. Gedenya mau jadi apa coba.

Minhyun terkekeh. "Aku belum mandi Sayang. Aku mandi dulu ya? Nanti aja maleman. Sekalian bikin adek buat baby Woo."

"Uwu Aya!"

"Iya Hyunwoo iya. Panggilnya Ayah coba jangan Aya doang. Untung Ayah orang jawa bukan sunda." Gerutu Minhyun.

"Kenapa emang kalo sunda?"

"Nanti kalo ditanya dia bapaknya siapa, dia jawabnya ada." Jawab Minhyun.

"Hah? Maksudnya? Aku ga ngerti."

"Aya kan kalo bahasa sunda artinya ada."

Seongwoo masih melongo. Demi apapun selera humor suaminya beneran amblas. Ga ada lucu-lucunya sama sekali. Bener kata orang. Ga ada manusia yang sempurna. Modelan suaminya juga ga sempurna. Humornya ga jelas banget.

"Ga lucu ya?" Tanya Minhyun.

Seongwoo ketawa. "Ya pikir sendiri. Kapan kamu lucu?"

Minhyun majuin bibirnya, memandang Seongwoo penuh dendam. Iya sih Minhyun juga tau kalo selera humornya itu nyaris ga ada. Si Nyaong aja kalo diajak ngobrol sama Minhyun pergi. Males. Ga menarik.

"Ga ada jatah buat kamu satu bulan, Seongwoo." Minhyun naik ke lantai dua, ngeliat anaknya yang memeluk Minhyun, menempatkan dagunya di pundak bidang ayahnya, nunjukin raut wajah penuh kemenangan ke si papa yang kesel bukan main.

Baby Woo vs Money [Baby Woo + OngHwang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang