2.Sovin Ngebucin.

40 11 0
                                        

Langit yang tampak gelap di penuhi awan hitam kini mulai meneteskan butira butiran bening. Sama seperti langit, malam ini mata indah Sovin meneteskan butiran butiran bening juga. Entah lah mungkin sekarang dia sudah tidak waras karena menangisi seseorang yang tidak pantas untuk ditangisi. Siapa lagi kalau bukan Fauzan, si cowo bad dengan kelakuan abstrak.

"Kok gw bego sih malah nangisin dia".

"Dia sahabat gw kan? Kenapa dia ngelakuin itu ke gw? Kenapa ga ke cewe lain aja?"

"Kalo dia sayang sama orang lain kenapa harus jadiin gw pelarian?"

Sovin terus saja bergerutu tidak jelas sambil meneteskan air mata.

***

Perlahan-lahan langit mulai berubah cerah. Sovin mengerjapkan mata berusaha membiasakan pandangannya.

"Anjirr jam berapa sekarang?"Tanya Sovin entah ditujukan untuk siapa.

"Mamah!!!! Sovin telat lagi" Teriak Sovin sembari berlari menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan badannya Sovin menggunakan seragam dengan cepat dan mengikat asal rambutnya.

"Kebanyakan ngebucin sih tadi malem gw"Gumam Sovin pada dirinya sendiri.

Setelah semuanya rapi seperti biasa Sovin menuju kamar kakaknya, Licya.

"Ka... Ayo berangkat!"

"Nanti dulu, gw lagi nyari kunci mobil" Ucap Licya sembari mengacak-acak isi lacinya.

"ihh ka cepetan gw udah telat"

"Lu duluan aja naik taksi"

Dengan terpaksa akhirnya Sovin berlari keluar rumah. Sesampainya di depan gerbang, seperti kemarin Sovin melihat Fauzan yang tengah berdiri di samping motor miliknya.

"Hai pacar" Sapa Fauzan.
"Telat lagi? Ayo naik"

Ingin sekali rasanya Sovin menghindari Fauzan tapi apa boleh buat dia sudah tidak ada waktu. Akhirnya Sovin pun pergi ke sekolah bersama Fauzan, lagi.

***
Setelah menyelesaikan hukuman 2 kali putar lapangan sekolah. Sovin kembali ke kelasnya. Hari ini ia telat dan di hukum. Mungkin kalian bertanya dimana Fauzan. Dia masuk dengan memanjat tembok belakang dengan teman per-sengklek-annya. Niatnya tadi Sovin ingin ikut, tapi ia urungkan lagi pula jika ketahuan urusan malah makin panjang. Untung saja saat ini kelas tidak ada guru, kalau ada mungkin Sovin akan mendapat hukuman tambahan.

"Masih mending telat datang ke sekolah kan dari pada telat pms?"Tanya Fauzan dengan entengnya.

"Lagian kenapa ga ikut gw aja sih manjat? Kalo lu ikut gw, lu ga bakal kena hukum," Lanjut Fauzan.

Ingin rasanya Sovin menyumpal mulut Fauzan menggunakan sepatu milik Syawal yang bau, tapi dia masih punya hati untuk tidak melakukan itu.

"Kenapa bisa kesiangan lu Sovtex?" Tanya Wanda.

"Nama gw Sovin, bukan Sovtex!" Balas Sovin geram.

Bodoh memang dia, kenapa harus memiliki teman seperti Fauzan dan Wanda.

"Lebih bagusan Sovtex ketimbang Sovin" celetuk Devon yang entah sejak kapan ada di kelas.

"Yoi," ucap wanda seraya bertos ria dengan Devon.

"Sabar car, mungkin ini ulangan,"ucap Fauzan seraya menepuk bahu Sovin.

"Ujian tolol bukan ulangan,"ralat Devon.

"Sama aja artinya".

"gini nih kalo bulu ketek di kasih nyawa,"ucap devon.

"goblok sia maneh teh,"ujar wanda.

"aing teh maung,"Ucap Fauzan.

"bukan temen gw, sumpah"Ucap Sovin lantang ke teman sekelasnya.

"Btw car itu apa?,"tanya Wanda.
"Acar? Grabcar? Eh kok gw ngaur ya nebaknya,"lanjut Wanda.

"Omongan lu juga setiap hari ngawur ga ada yang bener,"ucap Sovin.

"Bodo amat. Btw car itu apaan zan?"tanya Wanda lagi.

"Car itu nama kota,"tukas Fauzan.

"nama kota?"tanya Wanda.

"iya, makacar."

"Goblok!"Maki Wanda.
"Tolol!"maki Devon.
"Bego!"maki Sovin.

Lengkap sudah, makian untuk Fauzan.

***

Kringgg kringgg....

Bel pulang berbunyi. Bagaikan semut, semua murid berhamburan keluar kelas. Tak terkecuali dengan Sovin, baru saja ia ingin melangkah seseorang memanggilnya.

"Car pulang bareng yuk".

"Gw di jemput sama mang ojo"sahut Sovin.

"Ayo dong car kita ngedate, dari pertama kita jadian kita belum pernah ngedate."

"Ga mau"jawab Sovin sembari jalan meninggalkan Fauzan.

Fauzan yang melihat itupun berlari mengejar Sovin. Setelah ia berhasil menggapai lengannya, Fauzan menarik paksa lengan Sovin dan membawanya ke tempat parkir.

"Ga ada penolakan!"titah Fauzan.

"Kok lu maksa sih."

"Bodo,"

Akhirnya dengan terpaksa lagi, Sovin menaiki motor milik Fauzan.

***

TBC

Friend?shit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang