3. Date?

32 9 2
                                    

"kita mau kemana sih?" tanya Sovin yang sedang di boncengi Fauzan.

"hah? Lu minta susi?"

"kita mau kemana? Dari tadi ga sampe sampe"

"lu mau makan tempe?"

"KITA MAU KEMANA?!! BUDEK!" Teriak Sovin geram.

"oh, ngomong dong dari tadi. Kita mau ke Dufan"

"Serius?" tanya Sovin dengan mata berbinar.

"Iya"

"Yeayyyyy!"

*****

Kini Fauzan dan Sovin sudah berada di sebuah taman.

"katanya mau ke dufan, kok malah ke sini sih?" tanya Sovin.

"tadi gw dapet sms katanya dufan lagi tutup, jadi gw ajak lu ke sini" jawab Fauzan dengat wajah bad khas miliknya.

"siapa yang sms lu kaya gitu?!" tanya Sovin yang sudah geram.

Tadinya ia ingin berterima kasih ke Fauzan karna sudah lama Sovin tidak pergi berlibur ke tempat seperti dufan. Tapi harapannya sudah sirna karna Fauzan tidak mengajaknya ke dufan melainkan taman dekat komplek rumah Fauzan.

"secret human,"

"btw di sini enak kok car buat kencan, lu liat semak semak itu? Kita bisa mojok di situ" lanjut Fauzan.

"Gila! Anterin gw pulang! Gw mau tidur, ga ada faedahnya gw di sini bareng lu"

"yaelah car, becanda doang. Btw ke situ yuk" ucap Fauzan sembari menarik lengan Sovin.

"Ga mau, gw mau pulang" Sovin mencoba melepaskan tangan Fauzan dari lengannya namun nihil, karna tenaga Fauzan lebih besar dari Sovin.

"udah diem, gw cuma butuh waktu berdua bareng lu," Oke,

Sekarang mereka berdua berada di sebuah danau dekat taman.

"ngapain ke sini?" tanya Sovin.

"duduk sini car, ga kotor kok," Fauzan menunjuk ke tempat di sampingnya.

Kini mereka berdua tengah duduk di tepi danau yang sepi dan tenang.

"car gw bingung,"

"bingung kenapa?"

"menurut lu mending milih orang yang bikin kita nyaman atau orang yang selalu ada buat kita?" pertanyaan Fauzan mampu membuat Sovin tersadar, mungkin pertanyaan ini untuk dirinya dan wanita lain yang Fauzan sayang. Mungkin.

"gw ga tau. Emang kenapa?"

"ga apa apa sih cuma iseng aja,"

"gw punya tebak tebakan buat lu," lanjut Fauzan.

"apa?"

"permen permen apa yang besar"

"permen kaki?" tebak Sovin.

"salah!"

"permen gajah?"

"emang ada permen gajah?"

"ga tau," Balas Sovin.

"emang apa jawabannya?" tanya Sovin penasaran.

"Candy borobudur"

"itu candi tolol" Ucap Sovin seraya memukul kepala Fauzan.

"aduh!... Wah berani sekali anda" Ucap Fauzan seraya menyeringai.
Dan detik selanjutnya Fauzan menggelitiki Sovin. Fauzan sangat tau apa kelemahan Sovin.

"hahahaaa anjirrr Zan udah dong, iyaiya gw nyerah" Ucap Sovin tertawa geli.

"ga bakal gw lepasin"

"iya maaf ihhh Fauzan, hahaha... Anjir geli. Woiiii udah ihhh"

*****
Sovin turun dari motor Fauzan, saat motornya berhenti di depan cafe.

"mau ngapain?" tanya Sovin.

"mau numpang mandi" jawab Fauzan ngelantur.

"bego" cibir Sovin.

"lu lah yang bego, udah tau di cafe ya mau makan lah masa mau semedi" tukas Fauzan tak mau kalah.

"ya udah sih selow ga usah ngegas".

"valentino Rosi kalo ga ngegas ga akan menang".

"bodo amat Zan bodo amat".

Setelah perdebatan yang tidak berfaedah tersebut mereka berdua memasuki cafe tersebut.

"mau pesen apa?" tanya Fauzan.

"nasi uduk".

"di sini ga ada nasi uduk bego"

"ya udah sih selow, bego teriak bego".

"ya udah mau pesen apa?" tanya Fauzan mencoba sabar.

"samain aja kaya lu, minumnya bubble tea!"

"mana duitnya?".

"kok gw sih? Harusnya cowok yang bayarin".

"yang makan makanannya siapa?"

"gw" jawab Sovin dengan wajah pongo.

"ya berarti lu yang bayar"

"dasar pelit" cibir Sovin seraya mengambil uang dalam saku seragamnya.

"nih," Sovin memberikan uang 50 ribu ke Fauzan.

"cuma segini? Buat gw mana?"

"ya lu bayar sendiri lah".

"dasar pelit" cibir Fauzan menirukan gaya Sovin.

Fauzan pun pergi untuk memesan makanan. Setelah selesai memesan Fauzan pun kembali ke meja tempat Sovin.

"Sov" tumben sekali Fauzan memanggil Sovin dengan nama, semenjak mereka jadian Fauzan biasanya selalu memanggil Sovin dengan sebutan pacar atau lebih sering car.

"kenapa?"

"ga cuma manggil doang" Sovin pun kembali fokus pada ponsel yang di genggamnya.

"Sovin" panggil Fauzan lagi.

"kenapa sih Zan?" tanya Sovin geram.

"gw sayang sama lu".

Deg. Ingin rasanya Sovin tertawa dan memukul kepala Fauzan seperti biasa, namun kali ini dia tidak bisa melakukannya. Entahlah mungkin dia sudah gila, atau dia jatuh cinta? Sejak kapan? Kenapa harus dengan Fauzan?.

*****

Motor milik Fauzan kini berhenti di depan rumah Sovin. Setelah kejadian tadi di cafe, Fauzan dan Sovin tidak banyak bicara hanya ada kecanggungam di antara mereka.

"mmm makasih" ucap Sovin setelah turun dari motor milik Fauzan.

"iya, gw pulang dulu ya".

"ga mampir?"

"ga usah"

"ya udah hati hati".

*****
TBC

Wkwk gajelas banget ya ceritanya:v

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Friend?shit!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang